Tujuh belas

1.6K 246 59
                                    

Ketegangan yang terasa di Studio saat ini sungguh membuat Lisa bingung bagaimana harus bersikap. Tatapan mata elang Teddy yang nyalang menatap Jungkook, serta ucapan tajam dengan nada dinginnya; membuat Lisa yang ingin membela keberadaan Jungkook pun semakin kian menciut.


"Oppa... Kumohon, mengertilah." Lisa menatap sendu kearah Teddy memintanya agar mau mengerti.


"Loren, tinggalkan kami bertiga." Teddy meminta Loren tanpa bisa dibantah.


Meletakkan gitarnya dan bergegas bangkit dari duduknya, Loren berjalan melewati Lisa dan menyentuh lembut rambutnya dengan hati-hati. "Kalau ada apa-apa, hubungi aku, hem?" Bisiknya dan berlalu meninggalkan Studio itu.


"Beau... Kemarilah." Teddy mengulurkan tangannya kearah Lisa yang langsung memyambutnya, membuat mereka kini sudah bergenggaman erat. "Duduklah, Aku ingin bicara dengan kalian." Lanjut Teddy sembari meminta Lisa ikut duduk di sampingnya, tepat di hadapan Jungkook.


"Maafkan aku yang sudah bersikap kasar tadi." Teddy membuka percakapan dengan menatap Jungkook, lalu beralih ke Lisa dengan tatapan yang bersinar penuh ironi. "Maafkan, Oppa, hem?" Bisik Teddy dengan mengulas senyum di bibirnya, menanti respon Lisa.


Lisa menatap Teddy dengan mata jernihnya, tersenyum lega saat mengetahui Teddy tidak marah padanya. "Tidak apa, Oppa." Sambut Lisa sembari memeluk lengan Teddy dengan manja.


Jungkook yang melihat interaksi dua orang di hadapannya itu pun mengerutkan keningnya, merasa tidak nyaman dengan apa yang dilihatnya. "Aku juga minta maaf karena kehadiranku yang mendadak di sini. Harusnya aku—" Jungkook mencoba menjelaskan keadaannya pada Teddy.


"—Sampai kapan kalian harus seperti ini?" Potong Teddy perlahan dengan nada yang begitu tenang.


"Kami masih harus memberi beberapa foto lagi, mungkin akhir bulan ini sudah bisa selesai." Lisa bantu menjawab dengan suara yang nyaris berbisik.


Teddy menggeleng sembari menyeringai, pria itu lalu menarik tangan Lisa dan memainkan jemari Lisa dengan gemas di dalam genggamannya. "Aku akan bicara pada Sajangnim agar kalian tidak perlu melakukan hal itu lagi. Skandal kencan sepertinya tidak perlu harus terus-menerus memberikan update tentang aktifitas kencannya, bukan?" Ucap Teddy dengan nada sedikit mencemooh.


"Ya kau benar. Tapi skandal kami bukanlah skandal kencan biasa, dalam perjanjiannya saja sudah tertulis jelas kapan kami harus bertemu dan apa yang harus kami berikan pada publik. Aku tidak bermaksud kasar, hanya saja ini tidak semudah yang kau ucapkan." Jungkook menghela keras napasnya, menatap nanar kearah Lisa dan Teddy bergantian.


"Apa kau benar-benar bisa membantu kami, Oppa?" Bisik Lisa cepat, menatap Teddy dengan penuh harap.


"Apapun bisa kulakukan untukmu, Beau." Ujar Teddy penuh janji. "Aku akan buktikan padamu bahwa aku tidak hanya bicara omong kosong." Lanjut Teddy lagi saat menatap Jungkook dengan serius.


"Baiklah, sembari menunggu kabar darimu, mari kita selesaikan tugas kita untuk hari ini. Semoga apa yang kau katakan terbukti, sehingga ini bisa menjadi hari terakhir untuk sandiwara kami." Jungkook bangkit dan mengajak Lisa untuk segera ikut pergi dengannya.


"Oppa, aku pergi dulu." Pamit Lisa lalu mencium pipi Teddy dengan spontan, tanpa berpikir bahwa itu akan berefek besar pada diri seorang Teddy.






EASY ON METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang