08.

72 34 136
                                    

Typo Bertebaran

Heppy reading

~0o0~

"Bagaimana dengan sekolah kalian?" Tanya Mamah Risa sambil meletakan minuman yang ia buat tadi dimeja.

Abi yang melihat itu, berinisiatif untuk membantu.

"Gercep juga si Abi." Batin Bian.

"Ah makasih ya nak" ucap Mamah Risa sambil tersenyum. Yang dibalas anggukan oleh Abi.


"Oh iya, kalian belum jawab loh"ujar mamah Risa.

"Jawab apa tante?" Tanya Bian dengan kerutan bingung didahinya.

"Mamah kak Bian" ucap Nara mengoreksi.

"Eh, iya mamah" ucap Bian meringis pelan.

"Tadi kan Mamah nanya, gimana sama sekolah kalian?" Tanya mamah Risa mengulangi pertanyaannya tadi.

"Baik kok mah, udah mulai pembelajaran baru juga" jawab Bian.

Mamah Risa mengangguk anggukan kepalanya. "Kalo kamu Ir?"

"Aku?" Tanyanya.

"Iya, masa tetangga sebelah" gereget Mamah Risa.

Kadang kalau mengadapi Irma, mamah Risa harus mempunyai kesabaran yang extra.

Jika kalian bertanya mengapa Irma dan Nara itu lugu dan polos, maka jawabannya adalah, karena dulu Irma dan Nara waktu berumur 5 tahun, mereka tinggal didesa.

Bukan karena ketidak mampuan kedua orang tua Irma dan Nara, melainkan permintaan terakhir Kakek Irma untuk membesarkan Irma dikampung sampai remaja, baru saat memasuki SMA, Irma dan Nara dibawa kembali ke Jakarta.

Dikampung juga mereka tidak seolah seperti anak pada umumnya. Irma dan Nara diumur lima tahun sampai enam belas tahun, mereka homeschooling. Entah lah mengapa seperti itu. Yang tau hanya kedua orangtua mereka dan kakek dari Irma.

Kalau untuk soal mengapa mereka sudah biasa saja melihat sekolah dijakarta, itu karena mereka sudah dikasih liat dan di beri tahu oleh kedua orang tua mereka. Jadi mereka sudah biasa saja. Dulu juga disaat dikampung kedua orang tua Nara dan Irna sering berkunjung dan menginap disana.

"Aku ya biasa mah, udah mulai pelajaran juga" jawabnya.

"Bukan itu pertanyaan yang mamah mau tanyain"

"Terus? Mamah mau nanya apa?" Tanya Irma sambil mengambil minuman yang ada dimeja.

"Gimana? Dapet makanan geratis gak disekolah?" Tanya mamah Risa.

"Dapet dong, setiap hari lagi"

Mamah Risa dan papah risa membelalak mata mereka kaget, setiap hari? Apa tidak tekor yang membayar kan Irma selama ini? Yang mereka tau, Irma sangat doyan dengan yang namanya makanan. Enek? Tidak pernah ada didalam kamusnya. Yang ada hanya makan, makan, dan makan.

"Dapet dari siapa Ir?" Kini papah Irma yang bertanya, setelah tadi ia hanya diam saja.

Irma menatap kearah Abi, "dari Abi pah"

ABIRMA | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang