"Udah, pa. Aku mual" kata alvaro sambil mengelap mulut nya dengan tangan seperti anak kecil.
"Biasakan kalau ngelap mulut itu pakai tisu, dasar jorok!" Omel Atma kemudian memberikan tisu pada alvaro.
"Ya_ suka suka aku lah, Aku sukanya begini, kenapa papa yang repot?" Alvaro mencebikan bibir bawah nya membuat atam berdecak.
"Selain keras kepala, ternyata kamu jorok juga" gerutu Atma.
Atma panik melihat alvaro yang tiba tiba mengembungkan pipi.
"Kenapa?" Tanya nya dan buru buru meletakan mangkuk bubur ke atas meja.
"Kamu mau muntah?" Tanya atma lagi dan alvaro mengangguk sebagai jawaban.
Atma berniat membantu alvaro Membawa nya ke kamar mandi, tapi alvaro sudah tidak tahan menahan untuk tidak muntah.
"Ayo papa bantu ke kamar mandi, jangan muntah di__"- atma
"Huek, akh, ssst__" maaf pa, aku udah nggak tahan lagi" kata alvaro, kemudian mengelap mulut nya yang basah dengan lengan baju.
Atma hanya diam saat muntahan alvaro mengenai tangan dan baju nya. Dia memejam untuk menahan emosi. Sementara alvaro merapatkan bibir nya menahan tawa, menurutnya wajah ayah nya itu sangat lucu.
Atma menarik nafas panjang dan membuangnya secara perlahan. Beruntung alvaro sedang sakit, jadi dia tidak mau marah marah pada nya.
Tanpa mengatakan apapun, atma beranjak dari duduk."Pa, mau kemana?" tanya alvaro pada sang ayah yang sudah berdiri dan melangkah pergi.
"Mandi" jawab atma singkat dan pergi setelahnya.
Alvaro yang tidak bisa lagi menahan tawa langsung tertawa tanpa suara sambil memegangi perut nya.
"Emang enak di muntahin. Anggap aja itu balasan karena sering hukum Al, pa" kata alvaro dengan tawa kecil.
.
.
.
.07.00 wib.
Alvaro keluar kamar dengan wajah bantal. dia baru bangun karena semalam begadang sampai jam dua hanya karena main game. Sakit tak membuatnya untuk tidak maen game, karena dengan maen game dia merasa senang.
"Selamat pagi" sapa alvaro pada ayah dan saudara kembar nya yang sedang sarapan.
"Pagi" sahut elvano, tapi tidak dengan atma yang masih lanjut makan.
Atma memang tidak menjawab, tapi mata nya bergerak melihat kemana alvaro berjalan.
"Haus banget" gumam alvaro yang berjalan ke kulkas untuk mengambil air dingin.
Alvaro mengambil air dingin untuk dia minum, tapi tiba tiba tangan seseorang merebut botol minum yang sedang dia pegang.
Sret
"Papa, kenapa di ambil sih? Sini kembaliin! Aku haus dan mau minum" pinta alvaro.
Atma tidak memberikan yang alvaro minta, dia menatap anak nya itu dengan tajam membuat alvaro malas melihatnya.
"Kamu itu belum sembuh banget, jadi nggak usah cari penyakit!" Omel atma dan meletakan kembali air dingin ke dalam kulkas.
"Minum susu aja kayak elvano! itu lebih baik buat kesehatan" atma kembali duduk setelah bicara.
Alvaro menghela nafas kasar, kemudian duduk di samping saudara kembarnya sambil melihat susu putih yang ada di atas meja.
"Al nggak suka susu, apalagi susu putih" ucap nya sambil cemberut.
"Terus maunya apa?" Atma berusaha sabar.
"Colla atau minuman yang bersoda kayak yang ada di kulkas" jawab alvaro sambil menunjuk ke arah kulkas.
Elvano menggeleng melihat sikap alvaro yang terlihat manja.
"Udahlah Al, nggak usah keras kepala. Makan dan minum aja yang ada di meja! Lo ini nggak tau terimakasih banget,sih.
"Papa udah nyiapin semua ini, lo malah bertingkah kayak anak kecil" kata elvano dengan sinis membuat alvaro langsung melihat saudara kembarnya itu dengan ekspresi bingung.
"Lo ini kenapa sih el, tiba tiba jadi ketus gini? Perasaan gue yang sakit, kenapa lo yang sawan?" Sahut alvaro dan elvano hanya menghedikan bahu.
"Pa, aku berangkat dulu" pamit elvano dan alvaro mengangguk dengan tersenyum sebagai jawaban.
"Anak itu kenapa sih? Tiba tiba jadi dingin gitu? nggak biasanya dia jutek gitu sama gue."
Batin alvaro sambil melihat elvano yang berjalan keluar rumah dengan tatapan sendu.
"Udah cepat makan! Setelah itu mandi dan ikut papa ke sekolah" titah atma membuat alvaro langsung melihat nya dengan bingung.
"Sekolah?buat apa?"- alvaro.
"Menemui pak deni. kamu harus minta maaf kalau mau masuk sekolah lagi" jawab atma membuat alvaro langsung terkekeh getir mendengar nya
"Nggak mau"- alvaro.
"Nggak keras kepala dan jangan buat papa marah!" tegas atma penuh penekanan.
"Keluarin aja aku dari sekolah karena aku nggak akan_" alvaro.
Trang
Suara sendok yang atma jatuhkan ke piring dengan kasar membuat alvaro menghentikan ucapannya.
"Apa papa pernah ngajarin kamu bersikap tidak sopan dan membangkang, Al?" tanya atma dengan nada datar dan tatapan yang nyalang.
Atma sudah sangat kesal dengan alvaro, tapi alvaro sama sekali tidak takut dan tetap dengan pendiriannya.
"Apa papa pernah mendidik al dengan benar selama ini, pa?" tanya alvaro balik membuat atma semakin kesal.
"Kenapa papa lihat al kayak gitu? Papa mau hukum al? Mau cambuk al? Cabuk aja, pa! Al tetap nggak mau minta maaf! " kata alvaro saat melihat tangan ayah nya sudah mengepal.
"Terserah papa mau anggap al nggak punya sopan santun atau nggak punya etika sekalipun, tapi aku nggak akan minta maaf sama pak deni.
"Papa tau? Mama pernah ngomong kalau nggak salah, jangan mau di salah salahkan sebesar apapun resikonya" alvaro melihat atma dengan remeh.
"Seharusnya papa belajar dari mama cara mendidik al sewaktu mama masih hidup. Bukan cuma sibuk sama elvano, padahal aku juga anak papa dan kembaran elvano, tapi papa nggak pernah anggap aku kalau nggak ada mama.
"Jadi jangan salahin aku kalau aku nggak punya sopan santun dan etika karena papa nggak pernah mendidil al dengan benar!" Alvaro bicara dengan tegas.
"Beraninya kamu ngomong__"- atma menghentikan ucapannya saat mendengar suara bel.
Alvaro langsung tersenyum senang mendengar suara bel.
"Aha__, tamu yang benar benar datang di waktu yang tepat" kata alvaro dan beranjak dari duduk untuk membuka pintu.
Seokjin sedikit berlari untuk membuka pintu karena menghindari amukan sang ayah yang sudah terlihat menyeramkan.
"Siapa sih yang datang pagi pagi? tapi nggak papa juga sih, karena dengan begini gue bebas dari hukuman singa" kekeh alvaro, kemudian bergerak membuka pintu.
Mata alvaro langsung mendelik setelah melihat siapa yang datang.
"Om Wira___!" Pekik alvaro dengan senang dan langsung memeluk wira dengan erat.
Hal yang sama pun wira lakukan, dia membalas pelukan alvaro tak kalah erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold ✅
FanfictionSuatu kebenaran yang terungkap dengan caranya. Star : 15 oktober 2021 End : 4 juni 2022