"Ternyata kamu benar benar datang, saya kira pengecut seperti mu tidak akan datang.
"Apa kamu takut sama papa mu? Makanya kamu datang" ejek deni.
"Saya pasti datang karena saya bukan pengecut. lagian saya nggak salah, jadi buat apa aku takut" sahut alvaro dengan santai.
"Wah - wah...nyali mu benar benar besar ya, otak mu juga dangkal sampai tidak sadar kalau kamu salah" ejek deni.
"Memangnya apa salah saya? Saya merasa pantas melakukannya, anda itu sudah menghina orang tua saya, terutama ibu saya.
"Jadi saya rasa apa yang saya lakukan pada mu itu sudah benar" Alvaro menjawab dengan santai, tapi di respon dengan senyum ejek.
"Memangnya dimana letak kesalahan saya? Saya juga bicara sesuai fakta kan? Kamu sangat berbeda dengan elvano. padahal kalian kembar, tapi elvano lebih menonjol di bidang pendidikan dan selalu membuat ayah mu bangga.
"Sementara kamu, kamu itu hanya pembuat masalah dan membuat ayah mu malu. benarkan?" Deni melihat alvaro yang mulai terlihat kesal.
"Kalau soal ibu mu, apanya yang salah dari ucapan saya? Ibu mu memang terkenal tukang bully kan saat sekolah dulu? jadi wajar saja kalau sekarang anak nya memiliki sifat yang sama.
"Sama sama pembuat masalah dan lebih layak di sebut sampah" lanjut nya dan tertawa setelahnya.
"Coba kamu lihat diri mu! Apa ada sedikit saja sifat pak atma yang kamu miliki?. Tidak, kan?" Deni sengaja membuat alvaro kesal.
Rekaman suara yang di putar di tengah lapangan saat jam pelajaran, membuat seluruh murid tidak fokus belajar dan penasaran dengan rekaman tersebut. Satu persatu murid dari setiap kelas keluar menuju lapangan karena penasaran.
Bahkan guru, kepala sekolah, Atma yang mendengar langsung keluar ke lapangan dan mencari tau siapa pelaku pemutar rekaman tersebut. Deni yang sedang mengajar pun Langsung bergegas keluar menuju lapangan dengan perasaan yang sudah tidak karuan.
"Alvaro" gumam Atma saat melihat alvaro yang duduk di atas motor.
Tidak hanya alvaro, di sana juga sudah ada wira yang duduk santai dengan kaki menyilang sambil memegang ponsel yang sedang memutar rekaman berkali - kali. Tidak ada bastian di sana karena ia tak perlu ikut campur, tapi semua yang alvaro dan wira lakukan adalah rencananya.
Bastian, satya dan anggara yang ada di antara para murid hanya tersenyum saat melihat alvaro yang terlihat sangat tengil di atas motor.
Tapi mereka juga khawatir karena alvaro masih belum sembuh, mereka juga bisa melihat wajah alvaro yang masih terlihat pucat.Melihat semua murid, guru, kepala sekolah, dan ayah nya yang berdiri mengelilinginya membuatnya turun dari motor. Alvaro tersenyum smirk saat melihat Atma, deni, dan elvano yang berdiri di posisi paling depan. Dengan santai ia mengambil mic yang di berikan wira untuk bicara.
"Wah..wah...,saya tidak menyangka kalau semua akan berkumpul seperti ini. Ya ampun__, saya udah kayak artis terkenal sekarang" kekeh alvaro.
Alvaro berjalan ke tengah sambil memegangi perut nya yang masih terasa sakit, membuat Atma terus melihatnya dengan rasa khawatir.
"Ada apa dengannya? Apa dia terluka?" batin Atma yang tak bisa membohongi perasaannya yang khawatir.
"Kalian pasti bingung, rekaman siapa yang dari tadi kalian dengar, kan?" tanya alvaro dan mendapat jawaban iya dengan serempak.
Di antara semuanya, Deni adalah orang yang terlihat tidak tenang, cemas dan gelisah karena takut. Alvaro tersenyum evil melihat deni yang terlihat takut semuanya terbongkar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold ✅
FanfictionSuatu kebenaran yang terungkap dengan caranya. Star : 15 oktober 2021 End : 4 juni 2022