Brak
Pintu kamar yang terbuka dengan kasar karena tendangan alvaro, membuat elvano yang berada di kamar langsung tersentak kaget.
Alvaro dengan emosi melihat saudara kembarnya yang kini melihatnya bingung."Al, apa yang__"
"Bangsat, Lo! " alvaro memotong ucapan elvano dan melayangkan pukulan padanya.
Bugh
Elvano yang berdiri limbung karena alvaro memukul wajahnya. Dengan emosi yang masih meluap, alvaro kembali memukul wajah saudara kembarnya.
Bugh
Pukulan kali ini sampai membuat elvano jatuh ke tempat tidur.
"Lo kenapa sih, al? Datang-datang langsung mukul gue? Salah apa gue sama lo, al?" Tanya elvano dan berdiri di depan alvaro.
Alvaro tertawa mendengar pertanyaan elvano yang sok polos, apalagi wajah nya yang lugu benar-benar membuatnya muak.
"Nggak usah pura-pura bego dan Berhenti Sandiwara, Bangsat!" Alvaro mencengkram kerah baju elvano dengan emosi.
"Nggak usah pura-pura bego, gue udah tau semua kebusukan lo, El. Lo itu saudara kembar gue, Tapi Kenapa Lo Jahat Banget Sama Gue, ANJING"
Alvaro melihat elvano dengan tajam dan emosi, sementara elvano menyadari kalau bastian pasti sudah memberitahu semuanya pada alvaro.
"Apa bastian yang udah kasih tahu lo?" Tanya elvano.
"Ya, dia udah kasih tau semua kebusukan lo sama gue, jadi stop sandiwara!" Jawab alvaro.
Elvano terkekeh mendengar jawaban alvaro.
"Jadi lo lebih percaya sama orang lain daripada gue, saudara kembar lo sendiri?" - elvano.
"Kenapa gue harus percaya sama lo kalau bastian lebih bisa di percaya daripada lo!, saudara? Mana ada saudara yang seneng lihat saudaranya sendiri menderita? Brengsek!"
Bugh
Bugh
Alvaro memukul perut elvano membuat elvano membungkuk kesakitan. Walaupun alvaro sudah ganti baju, tapi bau alkohol masih tercium dari mulutnya.
"Lo mabuk, ya?" Elvano melihat alvaro masih ada pengaruh alkohol.
"Nggak! Gue nggak mabuk, sialan!"
Duak
Alvaro menendang perut elvano dengan lutut dan membiarkannya jatuh dengan posisi merengkak. Setelahnya ia menggelengkan kepala saat tiba-tiba merasakan pusing. Ya, pengaruh alkohol belum sepenuhnya hilang darinya.
"Lo nggak punya bukti, jadi nggak usah asal nuduh, Al!" Elvano bicara sambil memegang perut yang sakit.
"Bukti, gue punya" alvaro mengambil ponsel dan menyalakan rekaman yang di kirim bastian agar elvano mendengarnya.
"Dasar bastian Sialan, ternyata dia rekam semua omongan gue" kekeh elvano, kemudia berdiri dan menatap alvaro dengan remeh.
"Kalau lo udah tau semuanya lo mau apa? Ngomong sama papa kalau gue udah jahat sama lo? Terus lo pikir papa percaya sama lo?" Ejek elvano.
"Kenapa? Kenapa lo jahat banget sama gue, el? Gue juga berhak mendapatkan kasih sayang papa karena gue juga anaknya.
"Gue itu saudara lo, TAPI KENAPA LO JAHAT BANGET SAMA GUE, ELVANO?"
"KARENA GUE BENCI SAMA LO, ALVARO" jawabnya dengan bentakan juga membuat alvaro diam.
"Lo udah buat gue kehilangan kasih sayang mama karena dari kecil mama deketnya sama lo. Apa-apa alvaro, sedikit-sedikit alvaro, padahal ada gue yang butuh kasih sayangnya juga.
"Mama selalu manjain lo, tapi gue?sedikitpun mama nggak perhatian sama gue. Mama__"
"APA BEDANYA SAMA LO? Dari kecil papa juga sayang sama lo, kan? Sedikit-sedikit elvano, anak yang selalu membuat papa bangga dan anak yang selalu di manja di puji itu cuma elvano.
"Gue nggak marah sama lo, gue tetap sayang sama lo, walaupun papa sering bandingin gue sama lo, el. Semua itu karena lo saudara gue dan gue sayang sama lo.
"Tapi kenapa? Kenapa lo jahat banget sama gue, elvano?" Alvaro melihat elvano dengan mata merah menahan tangis.
"Kita itu sama, el. lo di manja papa, tapi kurang kasih sayang mama, begitupun gue yang di manja mama, tapi kurang kasih sayang papa.
"Bahkan sampai sekarang gue masih nggak dapet kasih sayang papa karena perbuatan lo, el" air mata alvaro jatuh setelah bicara.
"Mama itu sayang sama lo, tapi papa yang larang mama terlalu deket sama lo karena papa nggak mau lo jadi bengal kayak gue karena di didik mama.
"JADI STOP LO MIKIR KALAU MAMA NGGAK SAYANG SAMA LO" Bentaknya dalam tangis.
Alvaro memejamkan matanya saat kepala nya terasa pusing dan perutnya terasa mual.
"Gue masih nggak nyangka, kalau lo sebenernya seneng lihat gue menderita" alvaro bicara tanpa membuka mata.
Saat pusing berkurang, alvaro kembali membuka matanya.
"Selama ini lo cuma pura-pura perduli, perhatian dan sayang sama gue kan, el? Lo nangis dan belain gue setiap papa hukum gue, semua cuma sandiwara kan?
"SEBENERNYA LO SENENG KAN LIHAT GUE MENDERITA?"
Duak
Alvaro menendang elvano sampai ia terhuyung dan menabrak meja belajar, membuat peralatan tulis juga alat belajar elvano tumpah berserakan di atas meja.
"Brengsek!" Umpat elvano sambil mengambil gunting yang ada di dekat tanganya.
Dengan santai ia berbalik menghadap alvaro. Ia bahkan hanya diam saat alvaro mendekatinya untuk kembali memukul.
"Brengsek lo, el. Lo__ " alvaro menghentikan ucapannya dan terkekeh getir dengan nafas tertahan.
Tangan yang mengepal dan siap memukul elvano pun perlahan ia turunkan. Dengan mata berkaca-kaca, alvaro memegang bahu elvano dengan sedikit membungkuk.
"El, lo tega nusuk gue? Saudara kembar lo." Air mata alvaro jatuh begitu saja saat matanya bertemu dengan mata elvano.
Elvano menarik salah satu sudut bibirnya dan tersenyum saat melihat alvaro yang terlihat kesakitan.
"Sorry, sengaja" kata elvano dengan tangan kanan yang masih menggenggam gagang gunting yang menancap di perut alvaro.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold ✅
FanfictionSuatu kebenaran yang terungkap dengan caranya. Star : 15 oktober 2021 End : 4 juni 2022