28

1.6K 185 74
                                    

Wira memeluk alvaro dengan erat, ia bahkan menangkup kepala alvaro ke pelukannya. Sementara alvaro hanya diam dan pasrah dengan apa yang wira lakukan, termasuk saat wira mencabut besinya.

"ALVARO____"

Atma dan elvano bersamaan berteriak histeris saat melihat cairan merah yang menetes ke lantai bertambah banyak.

"BRENGSEK KAU WIRA! , Dia Itu Keponakan Mu, Bodoh!" Atma bicara sambil menangis dan berusaha keras melepas ikatan.

"ARGH___ LEPASKAN AKU! AKU AKAN MEMBUNUH MU, WIRA" tangisnya semakin histeris dan itu membuat wira mengulum senyum.

"Kenapa om?KENAPA OM LAKUKAN ITU? BUKANNYA SELAMA INI OM DEKET BANGET SAMA ALVARO?"- tanya elvano sambil menangis.

Wira tidak menjawab, ia sibuk mempertahankan tubuh alvaro yang perlahan lemas. Setelahnya ia mendudukkan alvaro di lantai dengan menyandar dinding.

"Al" panik atma melihat alvaro yang lemas sambil memegagi perutnya.

Wira tertawa ejek melihat atma yang begitu mengkhawatirkan alvaro.

"Kenapa kak? Marah, khawatir atau takut kehilangan anak yang nggak pernah kamu percaya dan kamu anggap bengal?" Wira melihat atma dengan remeh.

"Kamu lupa kak? Aku udah pernah bilang akan balas dendam, kan? Aku juga bilang kalau aku udah punya senjata buat balas dendam dan senjata itu adalah alvaro.

"Aku sengaja bantu alvaro untuk membuktikan kalau dia nggak seperti yang kamu pikir, bahkan aku membantunya untuk membongkar kejahatan anak kesayangan mu itu.

"Aku mau kamu menyadari kesalahan, menyesali perbuatanmu dan ingin memperbaiki hubungan mu dengan alvaro, dan saat itu terjadi, Boom....!, di situlah aku beraksi.

"Alvaro akan ku lenyapkan di depan mata mu agar kamu semakin menyesal dan kehilangan karena nggak bisa menjadi ayah yang baik untuk anak mu." Wira tertawa puas melihat atma yang menangis menyesali perbuatannya.

"Kenapa nangis, kak? Bukanya kamu selalu meremehkan ku dengan mengatakan apa yang bisa ku lakukan? Lihat! Ini yang ku lakukan dari rencana yang sempurna.

"Gimana rasanya lihat anak yang sering kamu pukul sekarat di depan mata mu, kak?" Kekeh wira setelah bertanya.

"Wira, masalah mu dengan ku, aku mohon jangan sakiti anak ku. Tolong jangan libatkan alvaro dalam dendam mu, kamu boleh membunuhku, tapi tolong lepaskan alvaro.

"Dia nggak salah, dia nggak ada hubungannya dengan dendam mu, aku minta maaf, aku mohon lepaskan anak ku, ku mohon wira....ku mohon lepaskan anak ku" atma memohon agar wira melepaskan alvaro.

"Aku akan lakukan apapun asal kamu lepaskan alavaro. Aku akan berlutut dan mencium kaki mu kalau kau mau, tapi tolong bebaskan alvaro" Atma memohon dan merendahkan harga dirinya sesuai yang wira inginkan selama ini.

"Nggak usah nangis kak, semua  udah terlambat." Sahut wira, kemudian melihat elvano." Kamu juga nggak usah nangis, el!, kamu benci kan sama saudara kembar mu sampe tega nusuk dia biar dia mati.

"Hari ini berterimakasih lah sama om karena kamu akan benar-benar kehilangan saudara kembar mu  untuk selamanya. Dengan begitu, kamu nggak perlu berbagi kasih sayang lagi dengan siapapun" ucapnya membuat elvano menggeleng ribut.

"Enggak om, aku mohon jangan sakiti alvaro lagi, ku mohon, om. Aku nyesel karena udah jahat sama alvaro selama ini. Aku nyesel banget dan aku mau memperbaiki semuanya. Aku sayang sama alvaro, jadi tolong jangan sakiti alvaro lagi, om.

"BUNUH AJA AKU OM, TAPI AKU MOHON BIARKAN ALVARO HIDUP" elvano berteriak sambil menangis, ia berusaha membuka ikatan, tapi tidak bisa.

"ALVARO LO DENGER GUE? GUE NYESEL UDAH JAHAT SAMA LO, GUE SAYANG SAMA LO AL, GUE SAYANG SAMA KAKAK KEMBAR GUE, GUE SAYANG SAMA LO, ALVARO.

The Truth Untold ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang