Wira berjalan keluar kafe setelah membayar pesanannya, ia mengernyit saat melihat deni duduk termenung sambil memangku amplop coklat yang wira yakini itu adalah lamaran pekerjaan. Dengan santai wira menghampiri dan duduk di sampingnya. Ia tersenyum saat melihat deni yang kaget melihatnya.
"Pak wira" ucapnya dan langsung beranjak dari duduk.
"Santai aja, pak. duduk aja!" titah wira dan deni mengangguk, kemudian kembali duduk di samping wira.
"Apa udah dapat pekerjaan baru?"- wira.
"Belum pak, nggak ada yang mau menerima saya bekerja karena masalah saya dengan pak atma kemarin" sahut deni dengan sedih.
"Mau kerja sama dengan saya?" tanya wira membuat deni langsung melihat nya.
"Kerja sama apa?"- deni melihatnya dengan serius.
"Membunuh alvaro"- jawab wira santai.
"Apa? Membunuh? Tapi kenapa? Bukannya anda sayang banget sama alvaro? "- deni.
"Anda nngak perlu tau apa alasannya, saya hanya butuh jawaban anda. Mau atau nggak?" Tanya wira tegas.
"Maaf pak, mungkin saya memang kesal sama alvaro, tapi saya nggak ada niat atau pikiran membunuhnya" tolak deni dan wira tersenyum.
"Kalau semua berjalan sesuai rencana, Saya pastikan anda bisa bekerja lagi" wira mengiming - imingi pekerjaan yang deni butuhkan.
"Anda serius pak?"- deni yang membutuhkan pekerjaan mulai berubah pikiran.
"Apa saya terlihat bercanda?"- wira melihat deni dengan serius dan deni menggeleng sebagai jawaban.
"Mau atau enggak?" Tanya wira sekali lagi dan kali ini deni mengangguk sebagai jawaban.
"Kalau begitu dengarkan saya!" Titah wira dan deni mengangguk sebagai jawaban.
"Culik kak atma dan elvano! lakukan seolah anda mau balas dendam pada mereka, terutama dengan alvaro!. Mengerti?" - wira.
"Mengerti pak" jawab deni membuat wira senang.
"Ini nomer saya, anda bisa hubungi saya setelah menculik mereka" wira memberikan kartu nama pada deni.
"Baik pak, akan saya lakukan sesuai perintah mu" jawab deni dan mengambil kartu nama wira.
.
.
.
.Wira, juan, anggara, bastian dan satya berkumpul di bascame hanya untuk memastikan kalau alvaro baik-baik saja karena alvaro sementara tinggal di basecame. Wira selalu melihat alvaro dengan perasaan bimbang.
"Haruskah aku membunuh mu, al?" Batin wira sambil melihat alvaro dengan sendu.
Ting
Wira langsung membuka pesan yang masuk dari deni.
From: si bodoh.
Pak, saya sudah menculik pak atma dan elvano, selanjutkan saya harus bagaimana?
Wira melihat alvaro untuk beberapa saat, setelahnya ia mengetik balasan untuk dikirim.
"To : si bodoh.
"Kirim pesan ke alvaro, beri tau kalau kak atma dan elvano anda culik. suruh dia datang ke tempat anda menyekap mereka.
"Jangan khawatir, Orang-orang bayaran ku akan datang ke sana untuk membantu mu.
Setelah membalas pesan deni, wira pergi ke kamar untuk bergabung dengan anggara, juan dan satya, tapi sebelumnya ia mengunci terlebih dulu pintu basecame. Setelah mengunci pintu, wira pura-pura tidur sambil memegang ponsel. Tak lama bastian masuk ke kamar untuk tidur, tapi saat bersamaan ponsel wira berbunyi. Ia hanya tersenyum saat membaca pesan dari alvaro.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold ✅
Fiksi PenggemarSuatu kebenaran yang terungkap dengan caranya. Star : 15 oktober 2021 End : 4 juni 2022