12

1.3K 164 30
                                    

Alvaro  yang merasa haus langsung keluar kamar dan pergi ke dapur untuk mengambil minum.

"Al, lo belum tidur?" tanya elvano yang baru selesai membuat susu.

"Tadinya sih mau tidur, tapi haus, jadi gue ke dapur ambil minum. Lo sendiri kenapa belum tidur?" Sahut alvaro dan bertanya balik sambil melihat saudara kembarnya yang duduk di meja makan.

"Sama kayak lo, tadinya juga mau tidur, tapi nggak bisa tidur. Jadi gue buat susu buat temen belajar" jawab elvano.

"Rajin banget lo belajar, nggak bosen apa?" Tanya alvaro dan duduk di samping elvino.

"Nggak lah, kan gue emang suka belajar. Gue juga mau papa bangga sama gue" jawaban elvano membuat alvaro tersenyum getir.

"Emang harus jadi anak pinter, kutu buku, rajin belajar biar papa bangga?" - alvaro.

"Nggak juga, tapi gue emang suka belajar karena dari gue kecil papa selalu ngajarin gue buat rajin belajar"- elvano.

"Iya juga sih, kan lo emang deket banget sama papa, nggak kayak gue."- alvaro

"Lo juga deket sama mama, walaupun nggak deket sama papa. Mama juga nggak pernah nyuruh lo ini dan itu dan kasih lo kebebasan" kata elvano dan alvaro mengangguk di sertai senyuman.

"Gue jadi ingat waktu papa hukum lo karena lo bolos, mama malah marah dan berbalik hukum papa saking nggak terima lo di hukum" kekeh elvano

"Lo bener, kalau mama udah marah, papa nggak berani lawan" alvaro tertawa setelah mengatakannya.

"Sayang, semua tinggal kenangan karena mama udah pergi ninggalin kita untuk selamanya. Mana pergi bawa semua kenangan indah itu bersamanya" lanjutnya dengan mata berkaca-kaca.

"Sedang apa kalian?" Pertanyaan dari atma yang baru datang membuat si kembar menoleh bersama.

"Papa, kenapa baru pulang?" - elvano.

"Banyak kerjaan yang harus di selesaikan di kantor" jawab atma dan elvano mengangguk mengerti.

Atma melihat alvaro yang juga melihatnya, kemudian duduk di sampingnya.

"Apa kamu udah dapat buktinya?" tanya atma dengan lembut. Kali ini ia mencoba menurunkan egonya.

"Papa tenang aja, semua bukti ada di sini" alvaro menunjukan ponsel yang baru dia ambil dari saku.

"Besok papa kumpulkan aja semua guru dan juga kepala sekolah, biar mereka semua tau seperti apa pak deni itu" kata alvaro dengan antusias

"Tapi setelah semuanya terungkap, papa jangan lupa beli motor baru buat Al" kata alvaro dan atma mengangguk.

"Kalau kamu bisa buktikan semuanya, jangankan motor sport, mobil sport pun papa belikan kalau kamu mau" sahut atma.

"Janji?"- alvaro.

"Iya" sahut atma dengan serius.

Alvaro tersenyum senang dengan jawaban ayah nya, ia benar-benar tidak sabar menunggu besok.

"Papa istirahat dulu, kalian jangan tidur malam-malam ya! Terutama kamu al, jangan begadang, nanti sakit lagi" atma mengusap kepala alvaro dan pergi setelahnya.

Alvaro melihat ayah nya yang pergi dari belakang, dia benar- benar senang dengan sikap lembut sang ayah.
.
.
.

Sekolah.

Semua guru dan kepala sekolah sudah berada di ruangan pertemuan. Mereka ada di sana karena atma yang menyuruh mereka berkumpul untuk membahas tentang Deni.

Alvaro juga sudah ada di sana bersama deni, berbeda dengan alvaro yang melihatnya tidak suka. Deni hanya tersenyum yang terlihat mengejek alvaro dan itu membuat alvaro ingin sekali memukulnya.

The Truth Untold ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang