13

1.3K 168 50
                                    

Wira yang mengendarai mobil mengeluh karena terjebak macet.

"Ya Tuhan, sampai kapan sih macet begini?" Gerutunya kesal.

Wira membuka sedikit jendela dan melihat alvaro yang hanya diam melamun di mobil Atma.

"Al, kenapa dia? kok ngelamun gitu" wira melihat mobil atma yang sudah melaju." Aku harus ikuti, perasaan ku nggak enak" putusnya dan melajukan mobil sedikit demi sedikit karena masih terjebak macet.

"Akhirnya, lancar juga nih jalan" ucapnya senang, kemudian melajukan mobil dengan kecepatan tinggi menuju rumah Atma.

Sampainya di rumah Atma, wira buru-buru turun dan langsung masuk rumah yang tidak di tutup rapat.

"Al" gumamnya saat mendengar suara teriakan Atma.

Wira mempercepat langkahnya dengan perasaan tidak tenang dan menenukan Atma yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Apa yang udah kamu lakukan ke al?" Tanya wira pada atma yang baru saja menutup pintu kamar mandi.

"Bukan urusan mu dan pergi dari rumah ku sekarang juga!" Usir atma penuh penekanan, dia bahkan melihat wira dengan nyalang.

"Aku Nggak Akan Pergi Sebelum Aku Tau Apa Yang udah Kamu Lakukan Pada Keponakan Ku" tolak wira tegas membuat atma semakin marah mendengarnya.

"Dia anakku, jadi apapun yang ku lakukan bukan urusan mu!"- atma.

"Dia memang anak mu, tapi dia keponakan ku, kak. jangan cuma karena kamu nggak suka sama aku karena yuke, kamu juga mau menjauhkanku dari anak -anak

"Aku sayang sama Al karena dia anak yuke, perempuan yang ku_"

Krek

Wira menghentikan ucapannya dan melihat ke arah kamar mandi saat mendengar suara pintu yang di kunci dari dalam.

"Ck, kamu lihat? Bahkan Al nggak mau kamu ikut campur" kata Atma dan pergi setelahnya.

"Al" wira langsung menuju kamar mandi dan mengetuk pintunya. " Al, Buka Pintu Nya!" Titahnya sedikit berteriak.

Perasaan wira benar-benar tidak karuan saat tidak mendengar jawaban dari alvaro.

"ALVARO, BUKA PINTUNYA" Kini Wira berteriak panik. "Anak itu pasti melakukan sesuatu yang nekat lagi, dia itu mirip banget sama yuke" kesal wira dan tanpa pikir panjang dia mendobrak pintu dengan menendang pintunya

Duak

Brak

Pintu terbuka dengan kasar hanya sekali tendang.

"Alvaro!" pekik wira saat melihat alvaro yang sudah tidak sadarkan diri dengan darah yang terus mengalir dari pergelangan tangannya.

Dengan panik wira mengambil sapu tangan dari saku celana, kemudian mengikat luka di pergelangan tangan alvaro. Setelahnya ia mengangkat alvaro untuk di bawa ke rumah sakit.

.
.
.
.

"Lo harus kasih bukti ke papa biar papa tau semuanya" - elvano.

"Pasti." Alvaro menyandar sempurna pada punggung kursi. " Ah__, gue udah nggak sabar nunggu besok. Gue juga udah nggak sabar mau lihat guru brengsek itu menderita" kata alvaro, kemudian pergi ke kamar untuk istirahat. Begitupun dengan elvano yang ikut pergi ke kamar untuk tidur.

Saat berjalan ke kamar, elvano menyadari kalau ponselnya tertinggal di depan Tv dan dia langsung kembali untuk mengambil poselnya, tapi bukan hanya ponselnya yang ada di sana, melainkan ponsel alvaro juga.

Dengan ragu elvano mengambil ponsel alvaro, kemudian membuka kembali rekaman yang tadi di tunjukan alvaro. Hampir 10 menit dia melihat rekaman itu, sampai akhirnya dia memutuskan untuk menghapusnya.

The Truth Untold ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang