Chapter 1

28 1 0
                                    


Xavier Natariksa


Xavier galau, resah, merana. Bagaimana bisa anaknya mbak Ratna yang baru berusia 15 tahun sudah memiliki suami masa depan. Xavier sangat bercita-cita jadi suami anaknya mbak Ratna. Tetapi...

Xavier beranjak dari kasur dan bercermin. Kaos kutang beler, boxer minions yang mulai pudar warnanya. Apa yang diharapkan anaknya mbak Ratna dari Xavier Natariksa ini?

Lelaki berumur 16 otw 17 itu melenguh dan kembali ke kasurnya dengan gontai. Mommynya juga melarang untuk Xavier menyukai anaknya mbak Ratna. Katanya, "Gak mau! Mommy bakal malu soalnya kamu bodoh sama agama." sakit sekali.

"Lapar. Masak apa yah emak sekarang."

Xavier berguling dan beranjak keluar kamar. Ia berlari ringan dengan riang mencari ketek mommy untuk meminta makan. Perut kerempengnya butuh asupan.

"Mak, mak, masak apa sekarang?"

Tania yang tengah membaca majalah mnegedikkan bahunya tidak acuh. "Cari dong Xavier. Jangan pake mulut doang."

Lelaki itu melangkah menuju meja makan dan ternyata, KOSONG. Apa-apaan ini? Mommynya ingin anak kesayangannya kena gizi buruk? Oke ini berlebihan, Xavier.

"Kok gak ada, mak?"

"Mommy males masak. Kamu bisa masak mie instan."

Huaaaa. Xavier kesal. Ia semakin tidak bergairah untuk melakukan apapun. Pertama, ia galau. Yang kedua, ia harus masak. Xavier keburu kelaparan.

"Aku kewarung aja, ah. Males masak."

"Hm, hati-hati."

-

Xavier kewarung makan yang tidak jauh dari rumahnya. Ia langsung melahap gorengan yang ada didepannya. Xavier memilah dan memilih lauk mana yang ingin Xavier makan.

Ditengah-tengah lahapnya makan, sang penjual warung nyeletuk, "Dek, kenapa gak pake baju?"

"Uhuk!"

Xavier sadar. Xavier melotot. Ia lupa tidak memakai baju dan celana. Xavier menoleh dengan horor kearah pelanggan lain. Mereka sesekali menengok lalu tertawa. Ada juga yang cuek dan terus makan dengan lahap. Xavier maluuuu.

"Anemia, bah."

"Amnesia, Dek."

Xavier menyengir lalu kembali pada makanannya yang begitu banyak. Perut Xavier seperti gentong, sampah, apapun masuk kedalam perutnya. Tapi jangan salah, produk bapak Zidan Natariksa tidak ada yang gendut. Xavier malah kurus kerempeng walaupun makan banyak.

"Bah, aku teh lagi galau."

"Galau?"

"Aku suka anaknya mbak Ratna, dia cantik banget. Tapi terhalang oleh restu." ucap Xavier dramatis.

Si penjual yang sering disebut Abah itu terkekeh gemas. Ia sering bertemu Xavier karena lelaki itu suka makan ditempat Abah. Abah menyukai sikap ceplas ceplos Xavier apalagi jika Xavier sudah melawak, perut Abah langsung keram.

"Kenapa gitu, dek?" tanya si Abah.

"Dia islami banget, bah. Aku cuman islam ktp doang. Malu bah, maluuu."

Abah tertawa kencang. Ternyata Xavier sudah bercermin. Abah jadi kasian pada anak bapak Zidan itu.

"teu nanaon atuh. Nantikan kamu bakal masuk SMA, disana pasti banyak cewek yang cantik-cantik dan enggak bakal terhalang restu."

Xavier ngangguk-ngangguk sok mengerti. Nasinya sudah ludes dan tinggal bayar. Xavier menoleh kearah Abah lalu menyengir garing.

"Nanti biar bapak aku ya, Bah, yang bayar. Saya lupa ambil."

Abah mendengus lalu mengangguk. Xavier itu tukang nganjuk, alias makan dulu, duitnya belakangan. Tapi tidak papa, karena Abah selalu mendapatkan keuntungan dari bapaknya Xavier. Zidan suka ngasih tiga kali lipat ngasihnya.

Xavier keluar dari rumah makan dengan perut yang kenyang sekali. Lelaki itu menepuk perutnya ringan. Hatinya mulai membaik sehabis sarapan ini.

"Heh, bocah Minions!"

Xavier terusik, Xavier tersinggung. Lelaki itu menoleh kebelakang dan mendapati cewek berambut sebahu tengah menatapnya. Mata Xavier membulat. Dia, dia cantik sekali. Xavier jatuh cinta.

"Hai calon masa depan. Ada apa panggil aku?"

Cewek itu mengernyit pelan lalu menggeleng, "Lo gak malu apa kek begituan? Banyak yang liat, noh!"

Lagi lagi Xavier ditegor dan kali ini oleh perempuan. Xavier maluuu. Wajah Xavier sudah hijau toska, maksudnya merah padam karena malu. Xavier langsung ngacir ke kerumah tanpa menghiraukan Tania yang tengah duduk diruang tamu bersama mbak Ratna dan anaknya.

_

_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
XavieRihanna TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang