Chapter 12

6 0 0
                                    

Perkenalan Hana&Aurora

Xavier menatap lamat wajah kekasihnya yang tengah memakan bakso. Kini wajah itu terlihat lebih bersinar karena Xavier memaksa Hana untuk memoleskan liptin agar lebih bernyawa.

"Kenapa kamu liatin aku?" Tanya Hana dengan salah tingkah. Siapa sih yang enggak salah tingkah dipelototin cowok ganteng apalagi seorang Xavier.

"Soalnya kamu cantik."

"Xavier!" Gemas Hana.

"Apa? Emang kamu cantik kan? Masa aku bohong."

"Jangan gombal ah, malu."

"Loh, Hana bisa malu ya? Aduh, aduh, jadi pen dikarungin." Xavier dengan gemas mencubit pipi Hana sampai gadis itu mengaduh kesakitan.

"Dua hari aku gak ada, kamu ngapain?" Tanya Xavier.

"Kayak biasa, sih. Bedanya aku gak konsen belajar, liatin hp mulu. Gak bisa tidur. Terus apa lagi, ya?"

Xavier tersenyum merasa bersalah. Hana sampai tidak bisa tidur sedangkan Xavier makanpun masih lahap. Ini sangat tidak adil.

"Gak ada yang jahatin kamu, kan?"

Hana terdiam. "Ada beberapa."

Wajah Xavier menjadi serius seketika. "Siapa? Kasih tau aku. Nanti aku pukul dia."

"Udah, gak usah, Xavier. Aku baik-baik aja kok."

Tentu Xavier tidak terima jika kekasihnya di bully seperti ini. Xavier berdiri dan naik ke kursi lalu berteriak nyaring di kantin.

"BUAT KALIAN! KALO ADA YANG NYAKITIN HANA, HADAPIN GUE! GUE GAK BAKALAN MANDANG ITU CEWEK ATAU COWOK!"

Semua terkejut ketika si humoris mereka memperlihatkan kemarahannya lagi. Ah, bukankah si humoris akan menyeramkan ketika marah?

"DENGER ITU BAIK-BAIK!"

"Xavier, udah!" Hana menarik Xavier agar turun dari kursi. Ia malu dan juga terharu. Xavier melindunginya. Xavier sayang padanya.

"Makasih ya, Xavier."

Xavier tersenyum, "gak usah makasih. Itu udah jadi tanggung jawab aku. Maaf dua hari ini gak lindungi kamu."

-

Sudah lama Xavier tidak membawa Hana kerumahnya. Maka hari ini sepulang sekolah Xavier membawa Hana kerumah untuk sekedar makan sore dan bertemu mommy nya. Jam segitu Zidan belum pulang, hanya ada mommy dirumah.

"Mom?"

Tania keluar dari taman belakang. Ia tersenyum melihat putra kesayangannya pulang. Wanita itu menoleh kesamping Xavier dimana Hana berada.

"Hallo Tante."

"Hay Hana. Udah lama gak kesini."

"Maaf Tante, akhir-akhir ini Hana sibuk."

Tania tersenyum dan hanya mengangguk. Wanita itu menyuruh Hana ikut dengan Xavier ke kamar lelaki itu dengan syarat pintu terbuka lebar. Karena Tania tidak bisa menemani Hana. Tania tengah sibuk menanam bunga ditaman belakang.

"Mommy kamu selalu cuek sama aku." Keluh Hana seraya membanting kan dirinya ke kasur empuk.

"Perasaan kamu kali. Asal kamu tahu, Mommy itu orangnya pemalu dan gak suka orang asing."

"Pantesan dia jarang keluar rumah."

"Emh,, dia paling ka kantor Daddy, ke tetangga sebelah. Selebihnya teman-teman mommy yang datang kesini."

Tania cukup nolep ternyata. Maka dari itu Tania berteman baik dengan mbak Ratna. Hanya saja Tania belum berkerudung. Doakan saja.

Xavier ke kamar mandi untuk berganti baju sedangkan Hana melihat-lihat setiap sudut kamar Xavier yang random. Dinding yang berwarna warni, miniatur Minions yang terpajang dilemari kaca, foto-foto yang berdiri diatas meja.

Xavier bukan seperti cowok lainnya yang menyukai menyukai gelap, gitar, atau apapun itu yang membuat seseorang terlihat lebih lakik. Tetapi Xavier bisa semuanya. Xavier bisa gitar, Xavier bisa basket, Xavier bisa sepak bola, Xavier bisa bela diri. Xavier hanya tidak mau menunjukannya.

"Xavier kemana?"

Hana terkejut mendengar suara mommy Zidan dari luar kamar.

"Dikamar mandi, Tante."

"Ikut Tante, yuk. Takutnya kamu bete."

Hana langsung menyetujuinya demi kedamaian bersama. Mereka turun menuju ruang tv. Ternyata Tania sudah selesai berkebun. Wanita itu bahkan sudah berganti baju. Hana menyukai Tania yang selalu cantik meskipun berada dirumah.

"Aurora?"

Hana mengernyit saat Tania memanggil orang lain. Orang lain yang tengah duduk seraya memakan cemilan potato. Siapa dia?

"Ya, Mom?"

Xavier tidak pernah membicarakan bahwa dia mempunyai sepupu dekat perempuan selain Salila adik dari Romeo. Siapa dia?

"Kenalin ini Hana. Hana ini Aurora."

Aurora mengulurkan tangan begitupun dengan Hana. Aurora cantik tentu saja. Pikiran Hana mulai tidak kondusif. Pikiran negatif bermunculan apalagi dengan Tania yang selalu cuek padanya.

"Ora udah tau kok. Kita satu sekolah." Ungkap Aurora diselingi senyuman.

"Satu sekolah? Aku belum lihat kamu."

"Ah, Ora kan anak baru kak. Tapi aku tahu kakak kok."

Hana hanya mengangguk. Ia ingin menanyakan siapa Aurora sebenarnya dikehidupan keluarga Natariksa. Hanya saja Hana takut disebut protektif.

"Aurora?"

"Kak Xavier!"

"Tumben kesini?"

"Di anterin Abang soalnya dirumah gak ada siapa-siapa."

"Oh."

"Yasudah, kita makan yuk. Mommy tadi abis masak cuman pasti dingin. Ora, Hana, bisa bantu Mommy?"

Hana dan Aurora mengangguk cepat. Mereka seperti tengah berduel siapa yang akan mendapati hati Tania.

•••••

Cuman 15 part. Kalo pen lanjut bisa di nego. Kalian cukup comment aja okeee:)

XavieRihanna TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang