o0o
"𝘑𝘶𝘴𝘵 𝘧𝘰𝘳 𝘴𝘪𝘹 𝘮𝘰𝘯𝘵𝘩𝘴, 𝘓𝘪𝘵𝘵𝘭𝘦𝘱𝘪𝘨. Kita hanya harus bersama sesingkat itu. Sampai perang ini reda dan singgasana itu milikku. Lantas kau bisa bebas, pergi kemanapun. 𝘋𝘦𝘢𝘭?"
"Dengan syarat bahwa Anda akan menganggap ser...
Lady Maria Otets telah lama mengabdikan hidupnya pada ambisi. Menjadi putri bungsu Bratva berarti ia lah satu-satunya boneka harapan keluarganya. Rupanya cantik menawan, dengan skill bertarung yang hebat, kecerdasan luar biasa, sukses membuat Maria dijadikan contoh sempurna seorang putri raja.
Tapi jiwa ambisiusnya belum puas. Masih ada satu hal lagi yang perlu Maria capai, untuk membalaskan sebuah dendam lama. Agar leluhurnya bisa tersenyum tenang. Agar gadis itu bisa lega pada akhirnya. Singgasana itu.
Dia, Putri Maria, harus menjadi pemilik tahta penguasa selanjutnya. Tak peduli seberapa kuat semesta menjatuhkannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"-𝒂𝒏𝒅 𝒉𝒆'𝒔 𝒂 𝒑𝒓𝒊𝒏𝒄𝒆 𝒘𝒉𝒐 𝒘𝒂𝒏𝒕𝒔 𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒇𝒓𝒆𝒆"
Reputasi hebatnya amat dikagumi setiap insan yang mengenal. Yang mengetahui kisah pangeran muda Kerajaan Tong, Agam Samad. Seorang ksatria cemerlang didikan langsung guru-guru terhebat. Penyelesai konflik ekonomi tingkat tinggi.
Pria dengan julukan Si Babi Hutan itu seperti alam misterius. Semakin dikenal, semakin banyak kebingungan yang baru dipertanyakan. Dia sosok yang selalu menginginkan kebebasan dari rasa sakit. Dia memiliki banyak pertanyaan soal, walau begitu ia yakin pada satu hal. Singgasana itu.
Dia, Pangeran Agam, tidak boleh menjadi pemilik tahta penguasa. Sekuat apapun semesta mendorongnya untuk naik.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
Kisah ini tentang keduanya yang bertolak belakang tapi dipaksa melengkapi rencana masing-masing. Sepasang rival yang berakhir memeluk satu sama lain.
Namun tetap saja, ada harga yang harus dibayar atas kebahagiaan sejenak mereka. Karena rupanya, garis takdir amat kejam pada dua jiwa yang terluka itu.
