Ch 2

1.4K 188 30
                                    

DLDR

.
.
.
.

"jindan ku?" tanpa sadar Jiang Cheng mengusap dadanya yang terdapat inti emasnya yang berharga, walaupun ia sering membandingkan kekuatannya dengan Wei Wuxian, ia sangat nyaman dengan keberadaan benda ini.

"ya, tidak perlu di hancurkan jika kau tidak ingin, hanya perlu di keluarkan dan kau bisa menyimpannya sebagai kenang-kenangan."

"..." Jiang Cheng terdiam dan memikirkannya.

Jika di fikir lagi, Jindan ini cacat, ia tidak bisa berlatih dengan baik menggunakan ia memang harus bertahan dengan Jindannya yang cacat atau menggantinya seperti yang di katakan ular di depannya.

"ini pilihan mu, aku tidak bisa mengajarkan apapun jika kau tidak menggunakan energi yang sama dengan yang aku gunakan."

Setelah berfikir sejenak, ia akhirnya setuju dengan apa yang di katakan ular besar ini, lagi pula jika terjadi sesuatu padanya tidak akan ada penyesalan. Tidak akan ada yang bersedih untuknya.

"baiklah...."

Ular itu tampak menyeringai memperlihatkan taringnya yang panjang.

"baiklah..." ular itu bergerak dan mengeluarkan cahaya yang terang, mengubahnya menjadi wujud sosok pria tampan dengan kulit putih pucat, rambutnya sangat panjang dan berwarna putih juga, mata ularnya tetap berwarna emas, di rahangnya ia memiliki sisik ular berwarna perak, sosok ini sangat indah namun seram di saat yang bersamaan.

"ikut dengan ku..." masih dengan seringaian dan gigi taring ular yang panjang, ia mengajak Jiang Cheng ke suatu tempat.

Jubah putih keperakannya juga sangat indah dan panjang, ia tampak seperti dewa jika di lihat sekarang, langkahnya ringan bahkan Jiang Cheng tidak bisa mendengar langkah kakinya.

Pria ular itu membawanya ke sebuah ruangan, ia menyuruh Jiang Cheng untuk duduk di sebuah batu tunggal di tengah ruangan.

"ini mungkin akan sakit, tapi ada baiknya jika kau tidak pingsan selama proses, agar tidak membahayakan nyawa mu dan semakin merusak Jindan yang kau miliki." Setelah melihat Jiang Cheng mengangguk, pria ular itu berjalan ke belakang Jiang Cheng tanpa suara dan meletakan tangan putihnya yang dingin ke punggung Jiang Cheng.

Ia mengalirkan energinya, mulai dengan proses pelepasan Jindan yang ada di dalam tubuhnya, Jiang Cheng merasa nyeri pada awalnya dan semakin lama rasa sakit yang ia rasakan semakin intens, semakin menyakitkan, ia merasa dadanya di belah menjadi dua, seperti ada yang merobek dadanya.

"ugghh..." nafas Jiang Cheng semakin berat, merasakan seperti nyawanya di tarik keluar, sangat menyakitkan.

Setelah beberapa saat akhirnya jindan itu berhasil di keluarkan, Jiang Cheng memuntahkan seteguk darah dari mulutnya, ia menunduk dan ia tidak bisa merasakan apapun, tubuhnya berubah menjadi tubuh manusia normal, bukan lagi tubuh yang memiliki energi spiritual yang kaya.

Jiang Cheng menatap tanah dengan tatapan kosong.

"sudah selesai, ini dia jindan milikmu."

Pria ular itu menyerahkan sebuah benda bulat dengan warna keemasan, sangat bercahaya namun energinya tidak terlalu kuat, Jiang Cheng melihatnya, ada keretakan di sisinya, itu cukup kecil.

"kau melihatnya? Ada keretakan di jindan mu, itu yang membuatnya lemah, keretakan ini masih kecil, namun bisa bertambah besar jika di diamkan, semakin besar keretakannya akan semakin tidak stabil dan bisa mengundang penyimpangan yang berbahaya untuk mu."

Jiang Cheng diam, tidak bisa berbicara sepatah kata pun, bahkan ia merasa tidak sanggup mengangkat jemari nya, ia merasa tubuh ini sangat lemah.

"istirahatlah dulu... jika tubuh mu sudah stabil, baru aku akan memberikan energi baru." Pria ular itu meninggalkan tempat itu dan tak berapa lama, Jiang Cheng terjatuh tidak sadarkan diri.

NewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang