Chapter 11

873 140 33
                                    

DLDR
.
.
.
Jiang Cheng sampai di kamar ayahnya dan mendapati bahwa Wei Wuxian dan ayahnya sedang berdebat.

"Tidak paman, paman lebih membutuhkannya." Ucap Wei Wuxian masih berusaha menjaga nadanya.

"Tapi lebih baik kau yang mengambilnya dan tidak menggunakan kultivasi jahat, kau masih muda." Jiang Fengmian tetap bersikeras.

"Tapi paman adalah ketua sekte, paman membutuhkannya dari pada aku."

Belum Jiang Fengmian menjawabnya, Jiang Cheng masuk ke dalam "Apa yang kalian perdebakan?" Tanyanya sembari menutup pintu yang ada di belakangnya.

"Paman Jiang tidak ingin menerima jindan mu dan meminta ku untuk menerimanya sebagai ganti nya?" Jelas Wei Wuxian, Jiang Cheng hanya mengangkat alisnya.

"Kau membutuhkannya agar terlepas dari kultivasi mu saat ini, kultivasi jahat ini berbahaya." Perdebatan terus terjadi membuat Jiang Cheng memutar bola matanya bosan.

"Apa lagi ini... Sebenarnya Jindan siapa yang sedang kalian bicarakan? Itu Jindan ku, aku yang harus menentukan siapa yang akan mendapatkannya dan aku hanya akan memberikannya pada ketua sekte Jiang." Walaupun suaranya santai dan tampak tidak ada emosi berarti di dalam suaranya, namun tetap terdengar tegas.

"Tapi A-Xian lebih membutuhkannya."

"Tidak, kau yang membutuhkannya." Dengan tegas, Jiang Cheng mengatakannya "Ini bukan diskusi siapa yang akan mendapatkannya, ini perintah kau harus menerimanya, atau aku tidak akan memberikan jindan ku pada siapapun, termasuk Wei Wuxian."

Jiang Fengmian tidak bisa mengatakan apapun.

"Jangan kau fikir bisa lepas tanggung jawab sekarang, jika pun iya, aku tidak akan perduli lagi dengan sekte Jiang itu." Kali ini Jiang Cheng dengan tajam mengatakannya, ia tidak peduli perasaan apa yang di miliki ayahnya sekarang.

Jiang Fengmian hanya bisa menatap Jiang Cheng dengan tatapan rumit.

"Kenapa kau sangat ingin pergi?" Dengan perasaan campur aduk, Jiang Fengmian bertanya.

"Apa itu penting? Sudah ku katakan, tidak ada hubungannya dengan mu."

"Apa Yunmeng bukan lagi rumah mu?"

"..." Jiang Cheng menatap ayahnya dengan tatapan datar "Tidak, aku sudah lama tidak menganggapnya rumah."

Tentu saja perkataannya membuat beberapa orang yang ada di sana menatap Jiang Cheng dengan berbagai tatapan.

"Itu bukan rumah untuk ku, bahkan Gusu lebih baik bagi ku dari pada Yunmeng." Jiang Cheng tidak ingin mengatakan hal ini sebenarnya, tapi mereka mendesaknya, jangan menyalahkannya.

"Kenapa?"

"Jadi kau mau menerima nya atau tidak? Kau mau menerima dengan senang hati atau ku paksa?" Jiang Cheng ntah kenapa mulai tidak sabar dengan pembicaraan yang berputar.

Ia tidak senang jika mereka terus bertanya 'kenapa'

Tidak ada yang menjawab, semua hanya diam masuk ke dalam fikiran masing-masing.

"Haahh, aku punya alasan ku sendiri." Jiang Cheng pada akhirnya menghela nafas "Cepat berfikir, kita tidak punya banyak waktu untuk menunggu mu berfikir." Jiang Cheng keluar dari ruangan itu, ntah kenapa ia merasa sesak di sana.

Tidak, jangan salah faham. Ia tidak merasakan sakit seperti saat dulu ia masih kanak-kanak, yang ia rasakan sekarang adalah rasa kesal tertahan yang sangat ingin ia keluarkan namun ia tidak bisa, itu sebabnya ia ingin segera keluar dari ruangan itu.

Jiang Cheng dengan cepat pergi dari sana dan keluar dari Yúnshēn Bùzhīchù turun ke kota dan berjalan-jalan di jalanan kota yang ramai.

Setelah membeli Tiānzǐ Xiào, ia menyewa sebuah perahu untuk menyusuri sungai dan pergi ke danau dulu tempat mereka sempat bertarung bersama dengan hantu air.

NewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang