Hogwarts Express
Di sinilah moonligt family mengantarkan putri pertama mereka yg akhinrnya harus berpisah dengan mereka. mereka masih memeluk charlotte erat dan adiknya, dane. Menangis karna tau kakaknya akan pergi dan tidak melepas genggaman tangannya pada ujung baju kakaknya itu.
"sayang ayo lepas, kak lottie harus segera berangkat. Nanti ia akan terlambat" natasha berusaha meredakan tangisan putra kecilnya itu dan dane masih keras kepala bahkan ia memeluk kakakya itu dengan erat dan lanjut menangis keras.
"Dane, kakak harus berangkat. Kakak akan segera pulang saat liburan nanti, jadi dane tidak usah bersedih ya?" charlotte memeluk adiknya sayang. Ia menggigit bibirnya berusaha untuk menahan tangisnya juga. Anthony melihat mereka merasa gemas walaupun ia sendiri sempat mengeluarkan air mata.
ia pun membujuk dane dan akhirnya dekapannya dilepas walaupun masih menangis dengan sesegukan.
Anthony menggendong putra kecilnya yg tidak bisa berhentti menangis itu, lalu berjongkok dan meminta dane untuk mencium kening kakaknya. Diikutin dengan anthony dan juga natasha.
"Hati-hati ya sayang. Belajar yang rajin. Jangan melakukan hal2 aneh di sana okey?"
"Jika ada anak laki2 yang menyakitimu, tendang selangkangnnya okey? Dan ucapkan Petrificus Totalus"
Natasha kaget ia pun menyenggol lengan suaminya itu lalu memicingkan matanya. Mantra itu bukanlah sesuatu yang harus diketahui pada anak yang masih bersekolah pada tahun pertamanya.
"Thony!" dan di balas kekehan oleh suaminya itu.
"jangan tiru ayahmu okay?,yah mungkin bisa di coba jika ada bahaya. Ingat, saat ada bahaya saja" natasha menekankan perkataan terakhirnya dan dibalas anggukan oleh putrinya.
"aku mengerti ibu"
"Baiklah dan cepatlah berangkat sepertinya luna sudah menunggu mu di dalam kereta"
Mereka pun berpelukan lagi. Lalu melihat kepergian charlotte yang naik ke atas kereta dan menyembulkan kepalanya dari jendela sambil melambai-lambai sesaat sebelum kereta berangkat.
"Sampai jumpa kakak!!" dane berteriak sambil ikut melambai-lambaikan tangannya duluan lalu diikuti oleh kedua orang tuanya.
~
Charlotte membuka satu persatu gerbong kereta berusaha mencari keberadaan luna namun belum juga menemukannya. Lalu saat ia membuka gerbong selanjutnya ia melihat seorang anak laki2 duduk sendirian yang terlihat familiar tengah asyik melihat pemandangan di luar jendela tanpa menyadari keberadaan charlotte yang tengah melihatnya.
"Permisi" anak laki2 yang charlotte tau namanya draco itu mengalihkan pandangannya ke arah charlotte dan memandang dengan pandangan bingung.
Di rasa tidak ada jawaban oleh draco gadis itu pun berjalan lalu duduk. Tidak merasa terganggu dengan tatapan draco yang memandangnya seperti orang aneh.
"Boleh aku duduk di sini?"
Draco menghela nafas lalu membuang mukanya. Kembali menatap ke arah luar jendela.
"Kau kan sudah duduk, kenapa masih bertanya dasar aneh" charlotte menganguk-nganguk setuju.
"Benar juga"
"Kita belum berkenalan. Namaku charlotte moonlight" charlotte memandangi draco yang terlihat tidak peduli dan hanya diam saja.
Draco berpikir sejenak."Moonlight?, apa ia anak paman thony?" ia pun menggelengkan kepalanya saat gadis di depannya kembali berbicara padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile, Draco.
Teen Fiction[END]✓ "Ibu! Ayah!" Charlotte melompat kegirangan. ia menghampiri kedua orang tuanya, sambil menggemgam erat sebuah amplop yang berada di tangannya "Lihat apa yang ku dapat!" Mereka semua menatap charlotte yg sekarang sudah berdiri di hadapan mere...