Prof.mcgonagall mengatakan hukuman cedric akan tunda sampai turnamen berakhir, ia bilang cedric harus fokus pada turnamennya terlebih dahulu.
Sedangkan draco, ia diperintahkan untuk membersihkan lorong (lagi) namun kali ini profesor mcgonagall hanya memberikan waktu 1 hari.
Dan disinilah charlotte sedang menemani--lebih tepatnya di paksa oleh draco untuk menemaninya menyelesaikan hukumannya.
Charlotte membawa sapu pel beserta ember sedangkan draco tidak membawa apa-apa, ia bilang takut pakaiannya akan kotor karna itu ia meminta tolong yang lebih tepatnya lagi memaksa charlotte untuk membawanya.
"Kita sudah sampai" ucap draco.
Prangg
setelah sampai charlotte melepaskan semua barang-barang yang ia bawa sampai membuat kebisingan karna suara ember besi yang ia bawa.
Charlotte memijat kedua lengannya karna pegal dan terlihat tidak peduli dengan ember dan sapu yg kini sudah berserakan di lantai.
Draco mengeluarkan tongkatnya lalu menggumamkan sebuah mantra.
Kemudian kain pel dan ember itu melayang dan mulai membersihkan lantai lorong yang kotor itu dengan sendirinya.
Charlotte membelalakkan matanya, ia lalu menoleh ke arah draco dengan tatapan tak percaya.
"Kenapa kau tidak melakukannya sedari tadi sih! Kau sengaja ya?!"
charlotte menghentakkan kakinya ke lantai dan menatap marah pada draco.
Draco terkikik, ia lalu menarik tangan charlotte dan membawanya menuju tepi danau hitam yang letaknya memang tak jauh dari tempat mereka berada.
Draco menyuruhnya duduk dan bersandar di pohon besar itu.
Charlotte menurut, ia melakukan apa yang di perintahkan draco karna lagipula ia sendiri juga sudah sangat lelah.
"Ah akhirnya bisa santai"
draco memejamkan matanya dengan kepala yang sudah bersandar dengan santai di paha charlotte.
Charlotte tidak bisa menahan semburat pipinya, ia menepuk-nepuk pipinya beberapa kali agar ia bisa menjauhkan pikiran-pikiran aneh dari kepalanya saat melihat wajah draco.
"Bukankah seharusnya aku yang berkata seperti itu?"
draco tidak menjawab. Ia hanya tersenyum kecil dengan mata yang masih terpenjam.
Charlotte memperhatikan wajah draco yang benar-benar tampan jika dilihat dari dekat, ia heran kenapa ia baru menyadarinya sekarang.
Ah mungkin karna wajah tampannya itu ketutupan dengan sikap menyebalkannya.
"Kepalamu berat, tolong menyingkir"
"Kepalaku berat karna otakku besar"
Charlotte memutar bola matanya.
Mereka lalu sama-sama terdiam, Charlotte memandangi danau hitam yang tenang sambil sesekali mencabuti rumput-rumput disekitarnya sedangkan draco, entahlah mungkin ia sudah tidur.
"Aku baru ingat sesuatu" charlotte menjeda sebentar perkataannya, ia melirik draco yang masih memejamkan matanya.
"Kau ingin mendengar cerita ku atau tidak??"
"Ya"
"Aku pikir kau tidur"
Di rasa lawan bicaranya tidak membalas ucapannya lagi Charlotte pun bersiap-siap untuk menceritakan apa yang barusan ingin ia ceritakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile, Draco.
Teen Fiction[END]✓ "Ibu! Ayah!" Charlotte melompat kegirangan. ia menghampiri kedua orang tuanya, sambil menggemgam erat sebuah amplop yang berada di tangannya "Lihat apa yang ku dapat!" Mereka semua menatap charlotte yg sekarang sudah berdiri di hadapan mere...