*Set Time (H.P and the Prisoner of azkaban)*
Liuran musim panas telah berakhir, saatnya bagi charlotte untuk kembali ke hogwarts dan di sinilah mereka kembali mengantarkan putri mereka ke stasiun kereta api hogwarts untuk memulai pelajaran tahun ke duanya.
"kenapa kakak pergi terus?" dane meregut kesal. Melihat pakaian kakaknya dan lagi-lagi mereka berada di stasiun yang menurutnya sangat menjengkelkan ini.
Semuanya terkekeh gemas.
Anthony berusaha menggendongnya namun dane menolaknya keras, ia berkata ia tidak ingin di gendong lagi karna ia sudah besar.
"Semuanya sudah lengkap? Tidak ada yang kau lupakan kan sayang?" natasha mengusap wajah putrinya lembut. Dan di balas anggukan oleh charlotte.
"pesan ayah masih sama. Jika ada anak laki-laki yg mengganggumu, tendang, ambil tongkat dan ucapkan-" anthony menjeda kalimatnya saat istrinya menatap tajam ke arahnya.
"okey ayah" charlotte terkekeh. Ia pun bersiap berangkat. Baru beberapa langkah tak lama ia berbalik dan memeluk mereka semua.
"Rasanya aku tidak ingin sekolah" charlotte merasa pelupuk matanya berair. Padahal tahun kemarin ia bilang sudah jatuh cinta pada hogwarts. Namun setelah menghabiskan liburan bersama keluarganya, ia sadar bahwa ia lebih mencintai keluargnya dari apapun.
Anthony dan natasha terharu. Mereka memeluk putri mereka yang mulai beranjak remaja itu, mereka mulai merasa sekarang putri pertama mereka itu sudah mulai suka merasa emosional dan tentu saja mereka sangat paham akan itu. Mereka berusaha menyalurkan kasih sayang mereka agar charlotte dapat sedikit tenang.
"Kakak jangan menangis!, aku sdah berjanji tidak ingin menangis lagi" diana menghentakkan kakinya. Ia terlihat berusaha keras untuk tidak menangis dan membuat charlotte yang melihatnya menjadi terkekeh.
"Stt sudah ya sayang, ibu mengerti. Tapi kau tidak boleh lepas tanggung jawab begitu okay, jika kau rindu pada kami kau bisa kirim surat" natasha mengusap air mata anaknya yang mulai menetes lalu memeluk sebentar.
"Lottie!"
Charlotte yang mendengar suara itu lantas berbalik dan tersenyum senang saat melihat luna beserta ayahnya datang menghampiri.
"Luna!" charlotte berlari ke arah luna dan memeluknya.
"huaa luna aku merindukanmu"
Kedua orang tua mereka terkekeh dengan melihat kelakuan duo tak terpisahkan itu.
"hallo phillius, bagaimana kabarmu" natasha menghampiri Philius dan bercengkrama sebentar diikuti dengan anthony.
"baik, sepertinya ada yang masih terjebak dalam indahnya liburan sekolah ya?" Philius melirik ke arah charlotte tersenyum dengan menaikkan sebelah alisnya.
Charlotte malu, ia tau paman Philius sedang mengejeknya. Charlotte melepas pelukannya pada luna lalu menggemgam tangannya.
"halo pamann" dane berlari ke arah philius dengan senyum lebar dan dengan cepat philius menggendongnya sambil tertawa.
"Kami akan masuk kereta" ucap luna. Dan dibalas anggukan oleh semuanya.
"Hati-hati jangan sampai dementor menangkap kalian berdua" paman philius mengusap kedua rambut gadis-gadis itu secara bersamaan.
Luna menggangguk, dan kemudian menaik charlotte pergi masuk ke dalam kereta. Charlotte tak berhenti melambai-lambaikan tangannya pada keluarganya sampai kereta jalan sampai charlotte tidak dpat meliat mereka lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile, Draco.
Teen Fiction[END]✓ "Ibu! Ayah!" Charlotte melompat kegirangan. ia menghampiri kedua orang tuanya, sambil menggemgam erat sebuah amplop yang berada di tangannya "Lihat apa yang ku dapat!" Mereka semua menatap charlotte yg sekarang sudah berdiri di hadapan mere...