Charlotte POV
Hari pertama ku di asrama ravenclaw tidak terlalu buruk, malah bisa di katakan sangat bagus. Anak-anak ravenclaw sangat pintar dan baik walau terkadang beebrapa dari mereka ada yang menyebalkan bagi anak anak asrama lain namun mereka selalu memperakukan sesama ravenclaw dengan baik.
Selama aku di asrama, aku tidak pernah sekalipun di perlakukan buruk oleh mereka malahan mereka selalu memperlakukan ku dengan baik sebagai junior dan teman seangkatan mereka. Membuatku menjadi semakin mencintai hogwarts.
Aku juga sudah menghapal semua jalan dan ruangan yang ada di hogwarts, karna awal bulan mulainya pembelajran. Ku habiskan dengan mempelajari semua mata pelajaran dan berkeliling menyusuri semua sudut ruangan hogwarts bersama luna.
"Lottie"
Aku yang sedari tadi sedang membaca buku pun mendongkak dan mendapati luna yang sedang memandangku sambil tersenyum dengan wajah santai khasnya.
"hai, ada apa luna?. Aku kira kau sedang menonton pertandingan Quiddicth" aku menatapnya. Luna menghampiri dan memasangkan syal asrama ravenclaw di leherku.
"Bosan" luna menggeser sedikit buku ku kehadapannya dan mulai ikut membacanya.
"Air mata Phonix dapat menyembuhkan segalanya.... Keren" luna bergumam. Aku masih memperhatikannya, seketika aku jadi sedikit penasaran dengan pertandingan itu karna aku belum pernah mencoba untuk menontonnya.
"Siapa yang menang?" tanya ku. Aku menggeser buku itu, mempersilahkan luna untuk membacanya sendiri.
"Belum selesai. Tapi gryffindor pasti menang" aku menggangguk-anggukan kepalaku.
Terkadang Aku percaya dengan prediksi luna karna memang prediksinya rata-rata selalu tepat sasaran. Aku pernah menawarinya untuk menjadi peramal dan ia bilang ia sudah menjadi peramal. Aku sedikit bingung namun ku iyakan saja, karena seperti itu lah luna.
"berapa skornya?"
"slytherin 90 gryffindor 30"
Sebelum aku bertanya lagi luna segera menjawab kebingunganku.
"harry potter pasti mendapatkan golden snitch." Aku mengangguk-ngangguk lagi. Sebenarnya aku ingin sih menonton juga, karna yang aku tau pertandingan ini adalah pertandingan pertama draco yang berperan sebagai seeker di tim slytherin.
Bagaimana aku tau?. karna tadi pagi aku tidak sengaja melihat perkelahian antara tim gryffindor dan slytherin yang sedang memperebutkan lapangan untuk tempat latihan mereka.
"tidak ingin lihat malfoy?" luna bertanya dan aku hanya menatapnya bingung
"Siapa malfoy?"
"Draco. Draco malfoy" aku terkejut. Aku baru sadar aku belum tau nama belakang draco.
Luna menatapku. Ia menutup buku dan menaruhnya di tempat semula, lalu berdiri dari kursi dan menarik tanganku ke luar dari perpustakaan menuju lapangan pertandingan Quiddicth.
Sesampainya di sana aku bisa melihat harry potter terbang melesat dengan sapu terbangnya yang tengah di kejar oleh bludger. Aku bertanya pada luna apa itu normal, karena setauku bludger tidak mengejar pemain sampai seperti itu. Bludger itu seolah-olah ingin melukai harry potter.
Luna menggelengkan kepalanya pertanda ia juga tidak tau, tapi ia pasti tau jika bludger itu sudah di mantrai.
"Itu. Malfoy." luna menunjuk ke arah anak yang sedang berhadapan dengan harry potter. Aku mengikuti arah pandanganya. Bisa ku lihat 2 orang itu ssedang melempar tatapan sengit, lalu saling mengejar sesuatu yg sangat cepat sampai2 mereka terbang ke bawa arena di susul bludger juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile, Draco.
Teen Fiction[END]✓ "Ibu! Ayah!" Charlotte melompat kegirangan. ia menghampiri kedua orang tuanya, sambil menggemgam erat sebuah amplop yang berada di tangannya "Lihat apa yang ku dapat!" Mereka semua menatap charlotte yg sekarang sudah berdiri di hadapan mere...