Dua Cincin(3).

1.5K 112 6
                                    

[Terdapat adegan Mature!].

.

Sakarang kandungan Jisoo sudah memasuki bulan ke 5, ia selalu dijaga ketat oleh dua orang kesayangannya.

Di Trimester pertama yang mengalami itu semua Seokjin, dia pagi-pagi selalu merasakan yang namanya morningsickness. Melelahkan memang karna bukan hanya merasakan mual, Seokjin juga sampai pusing dibuatnya. Awalnya sih merasa heran tapi waktu Irene memanggil Dokter untuk memeriksa Jisoo dan Seokjin ikut diperiksa karna merasakan mual dipagi hari berkepanjangan, Dokter mengatakan kalau itu hal wajar. Memang ada dimana sang suami yang mengalami itu semua, sedangan istrinya malah tidak merasakannya sampai usia kandungannya 4 Bulan. Itu bentuk rasa simpatik dari suami terhadap istrinya.

Jadi Seokjin merasakan itu semua selama 3 bulan terakhir ini, tidak apa-apa demi anaknya ia rela sampai merasakan ini semua.

Perhatian mereka berdua sepenuhnya jatuh terhadap Jisoo, terlebih lagi perempuan itu belum ada pengalaman apapun. Ya Irene juga begitu, tapi dia sudah mempelajarinya dari dulu sampai kabar buruk itu menimpanya Irene sudah tidak lagi mempelajarinya.

Mengidamnya pun tidak susah-susah bagi mereka yang terpenting semua keingan Jisoo terpenuhi.

Seokjin lebih banyak menghabis kan waktu bersama Jisoo tidur pun ia banyakan dijadwal istri keduanya tersebut, tentu dengan persetujuan istri pertama dulu.

Irene benar-benar berat menerimanya tapi ia harus melawan egonya, sebentar lagi keluarganya akan sempurna berkat Jisoo jadi dirinya tidak mau merusak itu semua.
Ia harus menahan rasa cemburunya ketika Seokjin begitu perhatian pada Jisoo bahkan pria itu melarang ini-itu layaknya ratu pada Jisoo, ia harusnya mekalumi. Bukankah mereka berdua tidak ada perasaan sama sekali selain tujuan mereka yang hanya menginginkan seorang bayi pada tubuh Jisoo(?) terlihat memang dari Jisoo yang tampak biasa saja dan juga pada Seokjin, hanya saja dirinya takut. Bukankah ini resikonya kalau memang ingin memiliki seorang anak dari rahim wanita lain, jadi Irene harus menerima resikonya sekarang.

Jisoo tengah duduk bersandarkan papan pada ranjangnya, dirinya mengelus lembut perutnya yang sudah terlihat buncit. Tersenyum karna ada makhluk lain di perutnya, ia tidak menyangka kalau dirinya bisa hamil dan anaknya nanti akan diberikan untuk Irene. Ini sebagai hadiah dan rasa terimakasihnya terhadap Irene dan juga Seokjin tentu Jisoo senang karna bisa membalasnya sekarang atau nanti ketika bayi ini lahir.

Dia tidak mau gagal dikehamilan pertamanya, dan juga dibantu oleh Irene. Jisoo menjalaninya dengan senang hati tanpa beban memikirkan apapun untuk kedepannya, keputusannya ini sudah bulat dan tidak akan ditarik lagi olehnya.

Terdengar pintu kamarnya terbuka, terlihat Seokjin memasuki kamarnya dengan segelas yang diyakinkan susu hamil untuknya. Jam menunjukan hampir jam 10 malam, oh sudah waktunya untuk tidur.

"Waktunya minum susu." ujar Seokjin tersenyum cerah, membuat Jisoo tekekeh kecil melihatnya. Dirinya seperti baru melihat sisi lain dari seorang Seokjin yang biasa bermanja dengan Irene kini bertingkah konyol didepannya.

"Terimakasih." Jisoo menerimanya dan meminumnya, lalu Seokjin menaruh cangkir kosong itu dinakas.

Seokjin naik ketempat tidur, lalu dirinya tiduran yang berbantalan paha Jisoo. Kepalanya bertemu langsung pada perut Jisoo yang membesar, tersenyum lalu mengusapnya dengan lembut tak lupa memberinya kecupan-kecupan kecil pada perut Jisoo yang ketutupan gaun tidurnya.

Jisoo hanya tersenyum ketika Seokjin mengduselkan kepalanya pada perutnya, lalu tangannya terulur untuk memainkan rambut Seokjin yang sekarang tengah memeluk tubuhnya dengan menenggelamkan wajahnya diperutnya.

Oneshoot Jinsoo.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang