Sang Penggoda (3).

2.1K 100 21
                                    

Seokjin berjalan cepat menuju apartemen Chanyeol.

Dia sudah berapa kali menanyakan keberadaan istrinya pada pria jangkung tersebut. Tapi pria itu enggan untuk memberitaunya, alasannya karna mereka hanya sebatas rekan kerja. Karna Seokjin menanyakan nya di kantor tiap kali mereka berdua dalam ruangan.

Sampai akhirnya Seokjin memberanikan diri ke apartemen mantan dari istrinya tersebut, yang sayangnya telah menyembunyikan keberadaan istrinya.

Seokjin mengetuk pintu yang diyakini Chanyeol tempati, berbekalan nomor kamarnya dari Yoongi yang didapati dari sekertaris Chanyeol tentu saja.

Seketika pintu terbuka, menampilkan raut wajah menyerit serta bingung pada wajah tampan milik Chanyeol.
"Ada apa Seokjin?" tanya nya to the poin.

"Dimana Jisoo?" ujarnya membuat Chanyeol membuang nafasnya pelan, dan menatap Seokjin santai.

"Aku tidak tau, kalau pun tau aku tidak akan memberitaunya padamu." ujar Chanyeol membuat Seokjin mengepalkan tangannya kuat.

"Chan tolong beritau aku dimana istri ku berada, kamu tidak tau? Aku begitu khawatir padanya." ujar Seokjin berusaha untuk membujuk Chanyeol.

"Kamu tidak perlu khawatir, dia baik-baik saja. Bahkan setelah pergi darimu." ujar Chanyeol sedikit ketus, membuat Seokjin menundukan kepalanya. Dia tau, dia salah dan dia pantas mendapatkan hukumannya. Tapi setidaknya dia harus tau dimana istrinya tinggal sekarang, bagaimanapun Seokjin selalu mencemaskannya tiap malam.

"Tapi Chan-"

"Lebih baik kamu pulang, urus saja dirimu sendiri terlebih dulu Seokjin." potong Chanyeol hendak menutup pintunya, namun ditahan oleh Seokjin dengan cepat.

"Chan aku mohon, tidak kah kamu lihat aku begitu tersiksa karna tidak tau dimana Jisoo sekarang. Setidaknya beritau aku dimana daerahnya biar sisanya aku sendiri yang mencari." ujar Seokjin dengan nada memohon, Chanyeol memutar kedua bola matanya malas.

"Sekarang kamu merasakannya kan? Seokjin bodoh, wanita sebaik Jisoo kamu sia-sia kan hanya karna egomu yang menginginkan seorang anak. Tau begitu dulu seharusnya aku lebih cepat melamarnya." ujar Chanyeol.

Seokjin mengeraskan rahangnya, dengan mengepalkan tangannya kuat. Dia berusaha untuk menerima semua ucapan Chanyeol, walaupun rasanya ingin sekali meninju wajahnya yang tengil itu.

"Aku tau, dan aku sudah menebus semua kesalahanku lewat Jisoo yang pergi dari rumah. Tidak kah kamu kasian dengan ku, coba kamu diposisiku Chan. Sudah berapa bulan aku tidak tau dimana Jisoo berada, bahkan aku sudah menyuruh beberapa orang untuk menemukan keberadaan Jisoo. Aku sampai keluar Kota hanya untuk menyarinya yang tak pasti disana." ujarnya terdengar lirih membuat Chanyeol sedikit iba pada Seokjin.

Memang tampak sekali perubahan pada Seokjin, sedikit kurus dari pertama dia kesini dan bekerja sama dengannya. Memiliki kantung mata, dan diwajahnya juga sudah ditumbuhi bulu-bulu tipis, pria ini benar-benar seperti tidak mengurus dirinya sendiri. Yeah mungkin Chanyeol akan seperti Seokjin ketika dalam situasi seperti sekarang.

Tapi bagaimana pun dia sudah berjanji untuk tidak memberitau dimana Jisoo tinggal dan juga menurutnya Jisoo butuh waktu sendiri.

"Aku tidak bisa memberitaumu Seokjin, maafkan aku." ujar Chanyeol dengan berat.

Seokjin menundukan kepalanya, dia hampir putus asa. Ketika Chanyeol tidak memberitaunya, "Oke, tidak apa. Tapi boleh aku masuk? Aku butuh teman minum." ujarnya.

Chanyeol menatap Seokjin, berfikir sebentar sebelum menganggukan kepalanya. "Terimakasih." Seokjin tersenyum tipis dan berjalan masuk kedalam apartemen Chanyeol.

Oneshoot Jinsoo.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang