Jisoo sedang bermain petak umpet bersama putrinya, dia kembali setelah bertahun-tahun meninggalkan rumahnya.
Kejadiaan dimana dirinya harus pergi jauh dari sini, tentunya menghindar dari Seokjin.
Sudah dibilang dia dan Seokjin sangat jauh perbandingannya, jadi dia menjauh dan tidak mau mengganggu atau menjerat Seokjin padanya lebih dalam.
Jisoo menutup matanya, membiarkan putrinya bersembunyi. Suara cekikikan nya masih terdengar olehnya, membuatnya seketika tersenyum.
Dirasa sudah bersembunyi, Jisoo membuka matanya dan mencari keberadaan putrinya. Yang diyakini tidak jauh dari sini.
"Hyejin, dimana kamu bersembunyi." ujarnya sambil terus mencari, dan terdengar suara cekikan dibelakangnya. Niat hati ingin mengejutkannya dengan berjalan memutar, Jisoo tidak melihat ada putrinya disana.
Dengan raut wajah bingung, Jisoo terus mencari. "Hyejin Ibu menyerah, kamu bisa keluar sekarang." ujar Jisoo, agaknya putrinya berhasil menemukan tempat persembunyian yang tidak diketahuinya.
Namun putrinya tak kunjung keluar, Jisoo sedikit panik. Tapi dia berusaha untuk tenang dengan terus mencari dan memanggil namanya.
"Hyejin!"
Lalu didepan sana ia melihat dua orang dewasa berbeda jenis, datang dimana tempat ini jarang diketahui banyak orang. Kecuali pria yang dulu sering mengunjunginya.
Dengan langkah cepat Jisoo berjalan menghampiri mereka, karna melihat ada anak kecil diantara mereka. Jisoo yakin kalau itu putrinya karna memakai dress selutut berwarna putih.
Ketika ingin sampai Jisoo memelankan jalannya, dia dari arahnya bisa melihat jelas siapa orang disana. Dengan mengelilingi putrinya, pria itu terlihat senang dengan berbicara bersama Hyejin.
Lalu dengan berat dan memberanikan dirinya Jisoo berjalan memanggil putrinya yang langsung berjalan kearahnya.
Jisoo melihat tatapan terkejut, terpancar dimata elang yang selalu memandangnya dengan penuh cinta diwaktu dulu. Tapi dia bisa melihat sekarang hanya ada tatapan keputus asaan dimatanya.
Jisoo hanya bisa menunduk untuk tidak terus menatap mata itu, dadanya sesak melihatnya. Terlebih lagi ketika pria itu tersenyum dengan pandangan perih serta seorang perempuan yang berada disebelahnya memeluk lengan kekarnya dengan mesra.
Jisoo tersenyum, pria itu bisa menemukan perempuan yang sama drajatnya. Dan menurutnya perempuan itu yang bisa membuat Seokjin kembali lagi ke sini.
Keputusannya benar waktu itu dengan pergi jauh tanpa sepengetahuan Seokjin, karna kalau tidak belum tentu pria itu bisa bahagia berdua dengan nya.
Dirinya hanya akan menjadi beban Seokjin, ketika terus melanjutkan status mereka. Pria nya berhak bahagia dengan perempuan lain.
Jisoo belajar menjadi dewasa dari kisah mereka berdua, meski lewat luka.
Flashback on
Jisoo terdiam didepan rumahnya dengan pandangan kosong, lalu terdengar suara motor yang berhenti didepan sana. Biasanya dia akan cepat masuk, untuk menghindar atau bersembunyi. Tapi kali ini Jisoo hanya diam, seakan pasrah apa yang akan pria itu lakukan padanya nanti.
"Hei."
Jisoo tidak merespon, dia benar-benar seperti tidak bernyawa. Dan pria itu duduk disamping Jisoo dengan merangkulnya, dimana tidak ada perlawanan dari sang empu.
"Aku sudah bilang bukan untuk pergi bersamaku." ujarnya terdengar lembut.
Jisoo merintikan air matanya dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Jinsoo.
Short Story[Jinsoo Oneshoot]. [M]. . Kumpulan Oneshoot Jin-Jisoo. Lewat dari judul lagu, mari kita mengingat lagu-lagu hitz galau indo di zamannya. Judul sesuai judul lagu tersebut dan mengikuti dari lirik maupun MV nya, dengan penambahan imajinasi authornya s...