Nia sampai ke sekolah tapi tak menuju ke kelasnya melainkan ke kelas lain tempat dia melakukan UAS. Nia melihat daftar nama dan ternyata dirinya kembali duduk bersama Rizal.
"Doa gue terkabul kakak!"
Nia menoleh tersenyum geli menatap Rizal yang sedang tersenyum kemenangan.
"Harap sabar ngehadepin gue kak!"
"Sabar banget gue mah!"
Tiba tiba ada yang merangkul Nia membuat Nia menoleh ke samping kanannya.
"Denta!"
"Sekarang lo gebet adik kelas?"
"Denta kalo ngomong di saring!"
Nia menyikut perut Denta membuat Denta mengaduh kesakitan.
"Maaf ya Zal!"
"Nggak papa kak santai aja!"
Setelahnya Rizal kembali ke kumpulan teman temannya. Nia duduk di bangku membuat Denta mengikutinya.
"Gue udah denger dari Amar!"
"Denger apa?"
"Siapa suruh lo nembak si Zalen Zalen itu hah?!"
Nia menggercapkan matanya beberapa kali mulut Amar memang minta dilakban.
"Suka suka gue!"
"Awas aja kalo gue ketemu dia!"
"Denta jangan macem macem! Gue masih suka sama dia lagian dia nggak salah posisi kita yang salah..."
"Bego jangan lo pelihara Nia!!"
"Gue sayang banget sama Zalen!"
Bukh!
Buku di tangan Alan langsung terjatuh membuat Nia dan Denta menoleh kearahnya.
"Lan buku gue!!!"
Adit langsung mengambil buku miliknya menatap tajam Alan. Sedangkan kedua mata Alan terus menatap Nia.
Alan tersenyum sinis lalu setelahnya Alan langsung masuk ke dalam kelas membuat Adit langsung mengikutinya.
Sedangkan dibelakang Nia dan Denta ada Dava yang sedang mengepalkan kedua telapak tangannya.
"Gue ke kelas gue dulu! Udah jangan dipikirin! Belajar aja!"
Denta langsung berbalik dan pandangannya bertubrukan dengan Dava. Denta berjalan ke arah Dava lalu saat sudah di samping Dava dia berhenti.
"Bukan lo doang yang marah Dav!"
Denta menepuk pundak Dava dua kali lalu melanjutkan jalannya.
"Tunjukin orangnya sama gue pulang sekolah!"
"Siap!"
Denta tersenyum miring kalau dirinya tak bisa maka Dava bisa menghajar Zalen.
...
Pulang sekolahnya...
Nia berjalan keluar sekolah lalu Nofal tiba tiba memanggil namanya.
"Nia!"
"Kenapa? Gue mau cepet cepet pulang nih!"
"Gawat gue denger Dava mau berantem!"
"Terus urusannya sama gue apa?"
Nofal berdecak pelan lalu menarik Nia agar naik ke motornya.
"Ikut nggak usah banyak omong!"
Nia cemberut lalu naik ke atas motor Nofal tak lupa memakai helm yang diberikan Nofal.
...
Beberapa menit kemudian...
Nofal di sebuah gang lalu menarik Nia masuk ke dalam sana. Bahkan helm yang mereka pakai lupa mereka lepaskan.
"Zalen!"
Nia langsung berlari membuat Nofal menghela nafas pelan. Dava sudah siap memukul wajah Zalen lagi.
Tapi Nia lebih dulu berdiri di hadapannya.
"Dava lo apa apaan sih?!"
"Minggir!"
"Nia lebih baik lo pergi..."
Zalen menarik tangan Nia untuk menyingkir tapi Nia sama sekali tidak bergerak.
"Dava lo kenapa sih?..."
"Gue bilang minggir Nia!"
"Gue minggir tapi janji jangan pukul Zalen lagi!"
"Kenapa lo peduli banget sih sama cowo ini?!"
"Karena gue sayang sama dia!"
Dava terdiam sedangkan Zalen menghela nafas pelan melepaskan genggamannya pada tangan Nia.
"Gue sayang sama Zalen, Dava!"
"Jangan bilang kayak gitu Nia!!"
Nia menutup matanya saat Dava membentaknya. Nofal mendekat berdiri di samping Nia.
"Jangan bentak Nia, Dava kendaliin diri lo!"
Dava mundur satu langkah mengepalkan telapak tangannya kuat kuat. Nofal memegang kedua pundak Dava.
"Tenangin diri lo bicara baik baik sama dia..."
Dava menutup matanya mencoba menenangkan dirinya. Nofal beralih menatap Zalen lalu menarik Zalen pergi dari sana.
Mereka berdua meninggalkan Nia dan Dava. Beberapa menit kemudian Dava membuka matanya menatap wajah Nia.
Dava memojokkan Nia ke tembok membuat Nia meneguk ludahnya kasar. Nia menundukkan kepalanya dalam dalam.
"Gue udah suruh lo diem Nia!"
"Jangan sakitin Zalen..."
"Jangan sebut nama dia di depan gue! Gue nggak suka!"
"Maaf..."
Dava mengangkat dagu Nia agar menatapnya. Nia menatap ke dua mata Dava sendu.
Dava menarik Nia ke dalam pelukannya menjatuhkan dagunya ke bahu Nia. Dava memeluk erat Nia membuat Nia tak bisa berkata kata.
"Maaf buat lo takut..."
Nofal dan Zalen akhirnya keluar dari gang. Nofal menatap ngeri Zalen membuat Zalen tersenyum tipis.
"Nggak papa ninggalin Nia sama tuh cowo?"
"Nggak papa, lebih baik pikirin diri lo sendiri!"
"Nia ada hubungan apa sama tuh cowo?"
Nofal menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Dava suka sama Nia!"
"Mereka pacaran?"
"Enggak, orang Nia suka nya sama lo!"
Zalen tersenyum miris mendengarnya. Lalu Zalen memegang salah satu pundak Nofal.
"Kalo lo nggak suka sama Nia?"
"Bohong kalau gue nggak suka sama dia... Tapi gue nggak mau ngerusak pertemanan gue sama Nia..."
"Gue nggak mau nyakitin Nia tapi posisi gue selalu aja nyakitin dia..."
"Derita lo lebih susah bro... Seenggaknya gue bisa dideket dia tanpa bikin dia sakit..."
Lanjutttttt....
Gimana?
Masih bertahan?Jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote and komen!!See you next chapter...
Bye... Bye...
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated (End)
RomanceTAMAT- PART MASIH UTUH Holla! Tan back bawa story baru🤗 Semoga kalian suka😇 Jangan ketipu sama cover nya, walaupun covernya hitam putih tapi cerita penuh warna😊 So complicated -Nia CERITA INI HANYA IMAJINASI PENULIS!!!!!!! Jangan lupa tambahkan k...