18. Kembar

73 5 0
                                    

Nia turun dari ojek tak lupa membayar dahulu lalu masuk ke dalam taman kota. Nia mencari keberadaan seseorang yang dikatakan oleh Amar.

"Zalen..."

Jantung Nia berdebar kencang dia menengok kesana kemari lalu berhenti disatu titik. Zalen ada disana memakai jaket hadiah ulang tahun dari Nia.

"Zalen!!"

Zalen menoleh pada Nia membuat air mata Nia langsung meleleh.

"Apa ini mimpi lagi?"

Langkah Nia menuju Zalen terhenti saat pertanyaan itu muncul di kepalanya.

Apa ini hanya mimpi?

Mimpi seperti kemarin?

Zalen masih dia di tempatnya menatap Nia yang menghentikan langkahnya. Air mata Nia adalah suatu kelemahan terbesar bagi Zalen.

Zalen melangkah cepat menuju Nia lalu mengusap air mata dikedua pipi Nia. Nia mendongakkan kepalanya menatap wajah yang sangat dia rindukan itu.

"Zalen?"

"Jangan nangis... Gue nggak suka..."

"Zalen?"

"Iya ini gue Nia..."

"Gue mimpi lagi..."

Nia mundur dua langkah membuat Zalen menatap Nia sendu.

"Ini bukan mimpi... Dan yang kemarin juga bukan mimpi..."

"Zalen?"

"Gue masih hidup Nia... Gue masih hidup..."

Nia merasa kepalanya berputar lalu dirinya langsung jatuh pingsan. Untungnya dengan sigap Zalen menangkap tubuh Nia.

"Maaf udah buat lo menderita..."

...

Nia terbangun dan langsung menoleh ke kanan dan kiri. Nia menghela nafas panjang saat tak tau dirinya ada dimana sekarang.

"Gue ada dimana?"

Nia turun dari tempat tidur lalu berjalan keluar dari kamar ini.

"Nia?"

"Tante?"

"Kamu sudah bangun nak..."

Mamah langsung mendekat dan memeluk Nia.

"Kamu pingsan lagi!"

"Siapa yang bawa aku kesini tante?"

"Zalen!"

Deg.

"Maksud tante apa?"

Mamah tersenyum haru sedangkan Nia menatap tak percaya mamah. Mamah mengajak Nia untuk turun ke bawah menemui Zalen dan papah.

...

Nia benar benar tak percaya bawah sekarang Zalen sedang berdiri di hadapannya. Nia terus menatap Zalen membuat Zalen tersenyum geli.

"Zalen?"

"Iya ini gue!"

"Bagaimana bisa?"

Zalen mendekat lalu mengusap kepala Nia lembut.

"Bukan gue yang meninggal tapi kembaran gue Zilan!"

"Gue kecelakaan dan koma selama empat bulan!"

"Gue sempet amnesia tapi papah udah bantu gue buat sembuh!"

"Maaf kami menyembunyikan hal sebesar ini dari kamu nak!"

Nia menoleh menatap papah dan mamah. Nia menganggukkan kepalanya pelan.

"Tapi kenapa om sama tante bilang Zalen yang meninggal?"

"Mereka bertukar tempat!"

"Maksudnya?"

"Zalen dan Zilan selama ini selalu bertukar tukar tempat!"

"Mereka berdua mencintai mu nak!"

Nia menatap Zalen dengan raut wajah bingung.

"Mamah benar kami berdua mencintaimu disaat yang bersamaan!"

"Tapi kenapa aku hanya mengenal Zalen?"

"Zilan tak ingin kamu tau kebenaran ini nak!"

"Dan waktu kecelakaan itu kami pikir itu Zilan!"

"Tapi ternyata Zalen yang ada didalamnya!"

"Sedangkan kematian Zilan yang kita kira Zalen itu karena Zilan meninggal sesaat setelah menelfon dirimu malam itu!"

"Jadi... Waktu itu yang bicara ditelfon sama aku Zilan?"

"Iya Zilan juga yang udah ngirim boneka kerumah lo, sedangkan gue orang yang ngasih lo kue ulang tahun!"

Nia merasa kepalanya kembali pusing dia terhuyung kebelakang tapi segera Zalen tangkap.

"Nia!"

"Gue masih bingung yang terjadi sekarang ini... Kenapa lo nggak pernah hubungin gue Zalen?"

"Karena gue hidup sebagai Zilan selama satu tahun terakhir!"

Nia mendongak menatap wajah Zalen sedangkan papah dan mamah menundukkan kepalanya lemas.

"Kami berdua sama sama punya penyakit jantung sejak kecil!"

"Kami benar benar kembar dalam segela hal!"

"Seperti kami mencintai lo..."

"Tapi ada seorang cewe yang cinta banget sama Zilan!"

"Dan umur cewe itu nggak akan lama lagi..."

"Dia punya penyakit kanker darah!"

"Cewe itu cinta banget sama Zilan, Zilan adalah alasan cewe itu tetap hidup sampai sekarang!"

Sekarang Nia mengerti kenapa Zalen melakukan hal ini.

"Kedua orang tua dia yang minta tolong sama gue!"

"Gue nggak bisa nolak!"

"Penyakit dia udah terlalu parah..."

Nia melepaskan diri dari Zalen lalu melangkah menjauh dari Zalen. Zalen, papah dan mamah menatap Nia dengan sendu.

Saat air mata Nia kembali menetes tapi segera dia hapus.

"Gue nggak tau harus ngomong apa..."

"Gue bingung..."

"Perasaan gue tetep sama dari dulu sampai sekarang Nia... Gue masih cinta sama lo..."

Nia menganggukkan kepalanya mengerti tapi kenapa rasanya sesak mengetahui kenyataan ini?

"Gue tau... Dan perasan gue juga masih sama..."

"Makasih..."

"Makasih karena masih hidup dan baik baik aja Zalen..."

"Sekarang gue bisa bernafas lega lagi..."

"Gue bisa liat lo lagi sekarang..."

"Gue bisa rasain pelukan lo lagi..."

"Gue seneng banget..."

Nia tersenyum tetapi air matanya terus saja menetes membuat dia menundukkan kepalanya dalam dalam.

Zalen melangkah mendekat kembali pada Nia lalu memeluk erat Nia membuat tangis Nia pecah.

Lanjutttttt....
Gimana?
Masih bertahan?

Jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote and komen!!

See you next chapter...
Bye... Bye...

Complicated (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang