27. Mas Suami (End)

312 6 0
                                    

Nia duduk di atas tempat tidur begitu juga Zalen. Mereka duduk berhadapan Nia masih menundukkan kepalanya malu.

Zalen tersenyum geli melihatnya lalu mengusap kepala Nia pelan.

"Ada apa? Tadi katanya mau ngobrol sama Mas..."

"I-itu..."

"Subhanallah... Gemes banget sih istri Mas..."

Zalen mengangkat Nia agar duduk di atas pangkuannya. Zalen menyentuh dagu Nia agar menatapnya.

Nia menaruh kedua tangannya di bahu Zalen meremasnya pelan.

"Papah kirim tiket tadi pagi..."

"Oh ya? Tiket kemana?"

"Bali!"

"Kamu mau kesana?"

Nia menganggukkan kepalanya pelan membuat Zalen tersenyum tipis.

"Ya udah kita kesana!"

"Beneran?"

"Iya sayang..."

Nia tersenyum senang lalu memeluk suaminya itu. Nia sungguh ingin pergi ke Bali dari dulu tapi belum kesampaian.

Dan akhirnya mertuanya itu mewujudkan keinginannya.

...

Setelah menghabiskan tiga hari di Bali Nia dan Zalen pulang ke rumah Zalen sekarang. Besok mereka akan mulai kuliah kembali.

Nia tertidur karena kelelahan sedangkan Zalen sedang duduk di tempat tidur mengerjakan sesuatu di laptopnya. Nia mulai membuka matanya mengucek matanya pelan lalu terduduk.

Zalen memperhatikan gerak gerik Nia sedari tadi sambil tersenyum geli.

"Udah jam berapa Mas?"

"Jam satu, udah selesai tidurnya?"

"Hehe... Lama juga aku tidurnya..."

Nia segera berdiri lalu berjalan ke kamar mandi. Nia kembali keluar setelah beberapa menit lalu keluar dari kamar.

Zalen entah pergi kemana karena Nia tak melihatnya di dalam kamar sekarang. Nia tersenyum saat melihat Mamah sedang duduk menonton televisi.

"Sudah bangun sayang?"

"Iya mah..."

"Zalen mau kemana tadi kok kayak buru buru banget?..."

Nia menaikkan satu alisnya bingung membuat Mamah tambah bingung.

"Dia nggak ngomong mau kemana?"

"Enggak mah..."

"Ohhh... Mungkin ada perlu sama temennya!"

Nia menganggukkan kepalanya menyetujui lalu melangkah menuju dapur ingin mengambil segelas air. Setelah menadapatkan segelas air Nia duduk bersama Mamah.

"Gimana bulan madu nya?"

"Seru!"

"Alhamdulillah..."

Setelahnya Mamah mengusap perut rata Nia membuat Nia tersenyum tipis.

"Semoga cepet tumbuh ya kamu disana!"

"Amiin..."

Mamah memeluk Nia dari samping membuat Nia tertawa pelan begitu juga Mamah. Sedari dulu Mamah memang sangat ingin diberi seorang putri tapi tak kecapaian.

Jadi Allah memberi Nia sebagai gantinya.

"Bahagia selalu ya menantu Mamah..."

"Mamah juga bahagia selalu..."

Complicated (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang