12

836 25 0
                                    

Di saat aku sampai di kantor dengan haikal banyak pasang mata menatapku dengan kasihan. Ada apa dengan tatapan itu kenapa semua pada menatapku seakan akan aku akan kena masalah besar. Sebelum tau jawaban atas pertanyaanku  aku di kagetkan dengan suara bariton di belakang ku

" Bagus kali kamu raka. Meninggalkan bosmu tanpa izin dan sekarang kamu pergi sama laki laki lain. Apa yang cocok hukumanmu kali ini?" Ucapnya dengan seringai mengerikan
"Kenapa diam. Sekarang kamu harus ikut aku" dia menarik tanganku tanpa belas kasih. Bahkan meninggalkan bekas merah di pergelangan tanganku

Saat sampai di ruangannya aku di tarik di sebuah kamar pribadi dia. Yang membuatku semakin Ketakutan.

"Tatap mata aku. Apa perlu aku menciummu dan melumat bibirmu itu"ucap Fero dengan tegas

Aku mulai menatap matanya.dan entah kenapa aku ingin menatap mata itu yang baru aku sadari mata yang berwarna coklat itu yang membuatku terpesona dengan dia untuk sesat
" Aku tidak mau kamu pergi sama orang lain tanpa persetujuan ku"ucap Fero dengan tegas dan masih menatap mataku dalam.
" Tapi aku."ucapku lembut
"Tak ada tapi tapian Raka. Aku tak ingin kamu pergi dariku lagi."ucapnya berubah lembut dan dengan tiba tiba memelukku dengan erat dan sesekali mencium dahiku. Ada apa dengan jantungku kenapa ini. Perasaan aku tidak punya penyakit jantung kenapa seperti ini debaranya.

***

"Raka pacaran sama bos ya"
"Mereka gay"
"Teryata bos gay. Makanya dengan ku dia tidak nafsu"
"Padahal bos tampan Lo kenapa dia malah suka batang sih"

Dan masih banyak lagi yang terdengar di telinga ku. Dan aku pun sama halnya dengan semua orang itu. Apa bosku itu gay. Tapi kenapa dia ngejar aku sebagai syasya kalau dia gay. Tapi kenapa dia malah terlihat manis terhadap aku sebagai raka. Banyak pertanyaan yang bersarang di otakku.

"Raka kamu tidak apa apa kan. Waktu di bawa sama bos tadi"tanya haikal padaku saat kita berpapasan di loby
"Santai kal. Aku baik baik saja kok" ucapku dengan senyumku yang masih menghiasi wajahku
" Aku kawatir sama kamu ka. Karena kamu sudah aku anggap sebagai adik sendiri walaupun kadar otakmu itu gila"ucap haikal lagi dengan senyum mengejek nya
"Kampret Lo kal. Awas aja Lo besok aku balas"ucapku dengan kesal
"Aku tunggu pembalasanmu " ucap haikal  sambil menaikturunkan alisnya
"Aku akan culik Alif lepas itu aku mau jual dia biar kamu di ceraikan sama Indri" ucapku dengan wajah serius
" Bukanya kamu mau jual ke orang. Tapi malah kamu ajak jalan jalan yang benar. Kamu aja sayang kok sama Alif" ucap haikal lagi
" Terserah deh. Apa yang mau kamu bilang. aku harus pergi dulu bosku nanti marah marah lagi" ucap ku dengan melangkahkan kakiku untuk meninggalkan haikal.

mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang