Terlihat sepasang kekasih itu menikmati pemandangan yang memukau di tepi bukit. Terlihat hamparan bintang yang berkelap kelip. Membuat suasana itu semakin manis.
" Fer kenapa kamu memilih aku" ucap perempuan itu dengan lembut
" Karena aku ingin kamu yang menemani aku sampai tua dan Ahir hayatku." Ucap lelaki itu
"
" Ya iya lah. Jangan bilang kamu belum bisa menghapus kenangan dengan rafka" ucap Fero kesal
" Kenapa kalau aku tidak menghapus kenangan kita. Dan tidak ada nama yang yang akan menggantikan dia di hatiku. Bahkan itu kamu" ucap syasya menantang
" Apa jadi benar kamu belum bisa move on dari laki laki itu" ucapnya marah
" Aku tidak akan bisa melupakan dia fer. Dia salah satu pria yang aku sayangi setelah ayah aku" ucap syasya marah juga
" Hapus kenangan mu mulai sekarang. Jangan temui dia bahkan memikirkannya " ucapnya marah
" Aku tidak mau. Jika kamu marah dan melarang ku untuk menyayanginya lebih baik kita sudahi saja hubungan kita" ucap syasya
" Kamu minta putus sama aku untuk membela laki laki brengsek itu " ucap laki laki itu dengan marah
" Iya karena dia segalanya buat ku" ucap syasya dengan santai
" Besok kita akan menikah. Dan jangan pernah memikirkan pria lain selain aku dan ayah" ucap laki laki itu menahan marah
" Kamu melamar ku di tempat seperti ini dan di saat kita tengah berantem. Ini alasanku tidak memilihmu" ucap syasya dengan wajah sinis
" Apa kamu mau aku lamar saat aku memasuki mu sayang. Kalau kamu mau ayo kita buat sekarang itu terlihat lebih romantis bukan" ucap Fero dengan senyum devilnya" Mesum kali otakmu " ucap syasya terkejut
" Akan aku buktikan seberapa mesumnya diriku sayang. Dan akan aku hamili dirimu dan kamu tidak akan bisa lari dariku" ucap Fero
" Terserah kamu bilang apa" ucap syasya langsung pergi dari tempat itu dan meninggalkan Fero sendiri yang masih tertawa dan belum menyadari kalau di tinggal sendiri