E04 : Rasa

2.7K 61 5
                                    

Tria mengarahkan Edo untuk datang ke kamarnya, di kamar yang penuh dengan keintiman mereka berdua terlibat dalam ciuman yang menggairahkan. Ia menggiring Edo ke arah kasurnya, berputar-putar dalam pelukan yang begitu sensual hingga akhirnya Tria jatuh terlentang di atas bed. Edo yang terpesona berada di atas Tria, merentangkan kedua tangan tuan rumahnya menatap dengan penuh keinginan.

"Kau membuatku tergila-gila, tuan."

Edo lalu mendekat berbisik di telinga Tria dengan suara berbinar "Kau harus tanggung jawab, tuan."

Di suasana yang begitu intens, Edo dengan penuh kepercayaan diri melepas kaus tak berlengannya, mengekspos seluruh lekukan ototnya yang menggoda. Tria, terpesona oleh pemandangan tersebut, menelan ludahnya secara tidak sadar. Edo, sadar akan reaksi Tria, mendekatkan ketiaknya yang aromanya begitu memabukkan agar Tria bisa mengendusnya.

Edo menyelingi dengan ekspresi penuh tantangan "Tuan ingin melihat lebih dekat? Cobalah."

Dengan perasaan yang mencampur antara rasa penasaran, gairah, dan keinginan, Tria merasakan setiap helai bulu ketiak Edo dengan mulutnya, mengunyahnya dengan hati-hati sambil menghisap dan menghirup aroma jantan eksotis yang terpancar membuat Tria sang majikan lupa daratan. Sensasi tersebut membuatnya semakin terbuai oleh keintiman yang Edo bagikan.

Melihat Tria menindaklanjuti permintaannya dengan penuh hasrat, Edo merasakan kepuasan dan kemenangan. Ekspresi wajahnya dipenuhi dengan kegembiraan saat ia melihat Tria menikmati setiap momen tersebut, mengonfirmasi bahwa daya tariknya berhasil membuat Tria terpikat sepenuhnya.

Dalam kilatan gairah yang membara, Edo menggendong Tria menuju kamar mandi, memulai tarian kecupan liar yang tak terkendali. Setiap sentuhan bibir mereka memancarkan sensasi yang memabukkan, memicu api hasrat yang semakin membara di antara keduanya.

Dengan gerakan yang penuh dengan keberanian dan keinginan, Edo merobek seluruh pakaiannya Tria tanpa ampun, tanpa membuka kancing satu per satu. Kemeja Tria terkoyak dan kancingnya berhamburan, menyisakan pria itu dalam keadaan terkejut namun penuh dengan senyum sumringah.

Tapi Edo tidak berhenti di situ. Dengan nada yang penuh dengan kegairahan, dia menambahkan, "Tuan Tria, kau bisa menambahkan bajumu ini ke tagihanku." Sambil berkata demikian Edo melanjutkan dengan melepas satu per satu celana dan boxernya sendiri, memperlihatkan seluruh kegagahan yang melekat pada Tria yang terduduk ngangkang di atas wastafel.

Majikan Edo yang tidak bisa menahan keinginan yang memuncak, tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dengan gerakan gemas, dia mulai menyusu dan menghisap puting coklat Edo yang begitu menggoda. Sensasi yang memabukkan melanda mereka berdua, memicu gelombang kegairahan yang semakin memuncak.

Edo mendesah dalam kenikmatan yang tak terbendung, sementara tangannya mencengkeram erat bongkahan pantat Tria, menciptakan kontak yang intens dan membangkitkan hasrat yang tak terbendung di antara mereka.

Momen yang penuh dengan keintiman dan sensualitas, Tria dan Edo terperangkap dalam aliran gairah yang membara. Mereka menyadari bahwa keputusan yang akan diambil akan mengubah segalanya, namun dalam momen ini, hanya kekuatan hasrat yang memandu langkah mereka.

Diantara keinginan yang membara, Edo mendorong Tria agar tetap ngangkang tiduran di atas wastafel, sementara dia sendiri meludahi benda pusakanya yang telah dia singkap mengundang nafsu yang tak tertahankan. Tria dengan senang hati memenuhi permintaan tersebut, membiarkan tubuhnya terbuka lebar untuk Edo.

Dengan gesekan yang menggairahkan, Edo mulai memasukkan simbol kegagahannya yang begitu mentok, memulai tarian berbisa yang menembus pantat Tria yang terengah-engah. Gerakan itu dipenuhi dengan nafsu sensual, sementara itu Edo juga tidak lupa untuk mencium, menghirup, dan menjilat seluruh leher Tria, memperkuat lagi sensasi yang sudah memabukkan.

ART Hot-ku [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang