Tria membuka pintu masuk ke dalam kamarnya, melepaskan mantel yang baru saja dipakainya. Ia menatap sekeliling, mencari tanda-tanda keberadaan Farrel, adik tirinya, namun tak menemukannya. Sejenak, pikirannya melayang pada kemungkinan bahwa mungkin Farrel sedang berjalan-jalan disekitar komplek. Namun, sebelum dia sempat memikirkan lebih lanjut, dengan seringainya Farrel muncul dari atas lemari, melompat dengan lincahnya dan memeluk punggung Tria dari belakang. Tria terkejut setengah mati, hampir saja terjatuh saking kagetnya. Pemandangan itu membuatnya terdiam sejenak, keheranan dan kekagetannya tergabung dalam satu ekspresi yang tak terlukiskan.
Disamping wajah imut nan menggemaskan, Farrel dikenal memang memiliki sikap yang absurd dan perilaku yang sulit ditebak. Dia selalu punya cara untuk mengejutkan Tria dengan ulahnya yang kocak. Bahkan kali ini, tampaknya dia telah sengaja menunggu momen ini untuk menggoda kakak tirinya. Tria, setelah sedikit mengatasi keterkejutannya, akhirnya tersenyum sambil menggeleng- gelengkan kepala.
Tria menatap Farrel dengan campuran antara kesal dan tertawa "Kamu sungguh tidak berubah, ya? Selalu saja membuat kejutan seperti ini."
"Aku tahu, aku tahu. Tapi kamu harus akui, itu membuat hidup jadi lebih seru, bukan?" Imbuh Farrel tersenyum lebar.
Tria hanya bisa menghela nafas, sedikit merasa sebal namun juga lega bahwa tidak ada bahaya yang mengancamnya. Ia lalu tersenyum, merasa lega bahwa Farrel adalah sosok yang selalu memberi warna pada kehidupannya. Farrel menggoda Tria dengan senyum hangatnya yang menggemaskan, menunjukkan sifatnya yang selalu suka membuat kekacauan. Tria mengacak-acak rambut Farrel dengan gemas, membuat anak itu sedikit ngambek karena tatanan rambutnya yang sudah susah payah dirapikan menjadi berantakan oleh Tria. "Eh, Tria! Rambutku sudah aku susah payah rapikan tadi, kenapa kamu harus membuatnya berantakan lagi?" tutur Farrel
"Maaf ya, Farrel. Aku tidak tahan melihatmu begitu rapi terus!" pungkas Tria, sambil terkekeh
Farrel, sambil cemberut kemudian membalas "Baiklah, tapi kamu tidak boleh sembarangan, tahu?"
Tria, dengan senyum genit, mencubit pipi Farrel yang manis. "Tenang saja, tidak akan serapi ini!"
Meskipun mereka saudara tiri karena ibunya menikah lagi, Tria dan Farrel memiliki hubungan yang sangat dekat, seperti kakak beradik sungguhan. Farrel lalu melompat merangkul Tria dengan erat dan memencet hidungnya yang mancung, membalas perlakuan Tria dengan gaya yang sama. Tria, tertawa geli dengan sikap adiknya yang kelewat batas. "Hey, jangan gitu, Farrel! Aku hampir jatuh karena kamu."
Tria hanya tertawa geli, lalu dengan cepat menggelitiki perut Farrel setelah memasukkan jari-jemarinya di balik kaus rumah yang dikenakannya. Farrel, sambil tertawa, mencoba menahan gelitikan Tria. "Hei, berhenti! Aku tidak bisa menahan lagi!"
Sembari melepaskan jam tangan Rolex miliknya, Tria melonggarkan kerah dan membuka beberapa kancing kemejanya. "Jam berapa tadi kamu sampai di rumah ini, Far?" tanya Tria
Farrel, sambil merapikan rambutnya di cermin "Seingatku sekitar setengah delapan. Aku berpikir kamu sudah ada di sini, tapi ternyata belum."
Mereka berdua saling memandang, senyum- senyum, mengenang berbagai momen lucu dan ceria yang sering mereka lewati bersama. Meskipun kadang-kadang bertengkar atau menggoda satu sama lain, hubungan mereka penuh dengan cinta dan kedekatan yang tak tergantikan. Farrel yang duduk di atas bangku meja rias Tria mengoleskan krim malam di wajahnya sambil bertanya pada Tria yang sedang meneguk air dari botolnya. "Eh, Tria, aku mau tanya sesuatu."
Tria menoleh, sedikit penasaran. "Apa?"
"Bagaimana rasanya ketika kamu... mencicipinya?" tanya Farrel
Tria yang sedikit bingung mencoba menggali lebih lanjut "Mencicipinya? Maksudmu?"
Namun ketika Farrel dengan blak-blakan menyebut sperma Nono, sekretaris yang kini menjadi pacar kakaknya, Tria langsung terkejut hingga menyemburkan air yang diminumnya ke arah beranda.
KAMU SEDANG MEMBACA
ART Hot-ku [SELESAI]
RomanceTria (29) adalah seorang pria muda yang hidupnya dikelilingi oleh kemewahan sebagai seorang majikan. Namun, di antara semua pembantunya, ada satu orang yang selalu menarik perhatiannya yakni Edo (26), seorang pembantu muda yang penuh dengan kegairah...