E01 : The Slave of Appetite

5.3K 79 0
                                    

Tria yang sibuk dengan urusan rumah tangga di rumahnya yang besar dan mewah, duduk di teras yang luas menatap taman yang indah di depannya, sambil sesekali memerintahkan para pembantu untuk melakukan tugas-tugas mereka.

Saat itulah, Edo muncul dengan lincahnya, membawa nampan dengan segelas es kopi untuk Tria. Sorot mata Tria tertarik pada kegagahan dan kegesitan Edo, dan dia merasakan denyutan yang tidak biasa di dadanya saat melihat pembantu itu bergerak dengan begitu gagahnya di sekitar teras.

Ketika Edo meletakkan minuman di hadapannya, mata mereka bertemu, dan ada kilatan keintiman yang tak terduga di antara mereka. Tria merasa hatinya berdegup lebih kencang, dan dia menyadari bahwa perasaannya terhadap Edo mungkin lebih dari sekadar kagum pada kegagahan fisiknya. Itulah awal dari ikatan yang kuat antara Tria sang majikan dan Edo si pembantu yang penuh gairah.

Tria merasa tertarik pada aura jantan yang terpancar dari otot lengan Edo yang besar, dan gayanya yang begitu bebas dengan hanya memakai kaos putih tak berlengan dan juga handsfree yang melingkar di lehernya. Pandangan Tria tidak bisa lepas dari penampilan memikat Edo.

Edo, yang merasakan pandangan terpesona Tria, tersenyum menggoda sambil melangkah lebih dekat ke arah Tria yang sedang menyesap minumnya. "Apakah Tuan menyukai apa yang dilihat?" tanyanya dengan senyum penuh pesona.

Tria, sedikit tersentak oleh kedekatan Edo, mencoba menemukan kata-kata. "Kamu memiliki daya tarik yang luar biasa, Edo," ujarnya, suaranya sedikit gemetar karena kebingungannya.

Edo tertawa kecil, matanya berbinar dengan kegembiraan. "Saya hanya berusaha memenuhi tugas saya dengan baik, Tuan," katanya dengan nada rendah yang mempesona, sementara tatapannya masih menatap Tria dengan penuh arti.

Tria merasa jantungnya berdebar hebat, terpesona oleh pesona dan keberanian Edo. Mereka saling bertatapan, dan dalam keheningan yang menyenangkan, terjalinlah ikatan yang kuat antara majikan dan pembantunya.

Tria, terkejut dengan keberaniannya sendiri, menarik kedua tali kaos Edo bersamaan hingga kepala Edo berada di sebelah telinga Tria. Edo sedikit terkejut dengan tindakan agresif Tria, namun dia merasa terpesona oleh keberanian majikannya.

"Kalau kau terus mengumbar aurat, aku semakin tidak bisa menahan diri untuk tidak mengundangmu ke kamarku, Edo," bisik Tria dengan suara yang penuh gairah, tetapi juga penuh kegelisahan.

Edo, sambil tersenyum penuh pesona, menanggapi dengan nada lembut, "Dan jika Tuan mengundang saya, saya akan merasa terhormat untuk melayani Tuan dengan baik." Dia menambahkan, dengan senyum yang menggoda, "Tapi, apakah Tuan yakin Tuan bisa menahan diri?"

Tria merasa dadanya berdesir hebat, memikirkan konsekuensi dari tindakannya. Namun, gairah yang melanda dirinya lebih kuat dari akal sehatnya. Mereka saling menatap, dan dalam keheningan yang sarat dengan keinginan, keduanya merasakan tarikan yang tak terhindarkan satu sama lain.

Tria, dengan napas yang tersengal-sengal karena gairah yang memuncak, menjawab, "Kurasa aku takkan bisa menahan diri, bagaimana denganmu, Edo?"

Edo tersenyum, menatap Tria dengan intensitas yang penuh dengan hasrat. "Ah, Tuan, saya juga merasa sulit untuk menahan diri," katanya dengan suara yang bergetar oleh keinginan yang sama.

Mereka saling berhadapan, terjebak dalam dunia mereka sendiri yang penuh dengan keintiman dan keinginan. Antara Tria yang mempesona dan Edo yang menawan, suasana terasa begitu sarat dengan ketegangan erotis yang tak terbantahkan.

ART Hot-ku [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang