E11 : Honest

1.8K 52 0
                                    

Saat matahari sudah terbenam di balik perbukitan, Tria dan Farrel menikmati momen kedekatan mereka di tengah alam yang damai didepan tenda glamping. Terdapat perasaan hangat dan ketenangan diantara keduanya. Tria menghampiri Farrel dengan dua gelas susu panas, sebuah tindakan kecil yang mencerminkan kepedulian dan kasih sayangnya pada adik tirinya. Ketika Tria duduk di samping Farrel, pandangannya terhenti pada cahaya gemerlap bintang di langit malam, namun pikirannya melayang ke dua orang pria yang membuat hatinya bergejolak.

Farrel, yang peka terhadap perubahan suasana hati kakak tirinya, mencoba menguatkan Tria dengan memberikan pengertian. Dia menyadari bahwa Tria ingin melarikan diri dari masalah yang mengganggunya, terutama hubungan rumit dengan Edo dan Nono. Dengan lembut, Farrel menyatakan pengamatannya, mencoba membuka ruang bagi Tria untuk berbagi beban yang dipikulnya. Kemudian, dengan penuh kekaguman, Farrel mencatat bahwa ini adalah kali pertama Tria, yang biasanya sangat terikat dengan pekerjaannya, mengambil cuti selama tiga hari. Ini menunjukkan betapa pentingnya momen ini bagi Tria, yang mencari kesempatan untuk melepaskan diri sejenak dari kesehariannya yang penuh tekanan.

Dalam usaha untuk mencerahkan suasana, Farrel mengajukan sebuah tebakan, mengira bahwa ajakan Tria untuk pergi glamping kali ini mungkin adalah cara untuknya melarikan diri dari masalah yang sedang dihadapinya. Meskipun Tria pura- pura tidak tahu apa yang dimaksud oleh Farrel, namun ekspresi wajahnya seketika berubah saat pemuda itu dengan tegas mengungkap tentang Nono dan Edo. Kejutan terpancar dari matanya yang membesar, dan Tria dengan cepat menanyakan bagaimana Farrel bisa mengetahui tentang masalah tersebut. Raut wajahnya menunjukkan kebingungan dan kekhawatiran yang dalam, dan ketegangan tergambar jelas di dahi kakak tirinya yang tersayang.

"Jadi, ini dia alasan sebenarnya di balik ajakan glamping tiga hari dua malam ini, bukan?" tutur Farrel

Tria menjawab terkejut, "Apa maksudmu, Farrel?"

"Kau tidak perlu pura-pura. Aku tahu tentang Nono dan Edo." Farrel menambahkan

Tria lalu memandang Farrel dengan mata yang membesar "Bagaimana kau bisa tahu?"

Farrel beralih menatap Tria dengan serius, "Aku bisa melihatnya dari ekspresimu, Tria"

"Kau terlihat terbebani dan gelisah. Aku tahu ini bukan sekadar liburan biasa."

Tria akhirnya menghela nafas menyadari bahwa ia tidak bisa lagi menutup rapat semuanya. "Aku pikir aku bisa sembunyi dari semuanya, tapi sepertinya aku tidak bisa sembunyi darimu, ya?"

"Kau tahu aku selalu ada untukmu, kan?" Farrel tersenyum tulus

"Meskipun kita bukan saudara kandung, tapi aku di sini untukmu. Ceritakan saja apa yang membebani pikiranmu."

Tria kemudian bercerita dengan suara yang terengah-engah, menceritakan setiap detail tentang masalahnya dengan Nono dan Edo kepada adiknya. Farrel memperhatikan dengan seksama penjelasan Tria, menyadari bahwa kakaknya melukiskan sosok Edo sebagai orang yang jujur, berani, dan autentik, seperti seekor serigala yang tidak gentar di hadapan tantangan. Tapi kemudian, Farrel bertanya lebih lanjut, jika kedua orang tersebut tenggelam, siapa yang Tria akan selamatkan lebih dulu? Dengan penuh penghayatan, Tria menjawab bahwa orang tersebut akan menjadi pembantunya yang gagah, yang tak lain adalah Edo. Farrel bertanya dengan penuh keingintahuan mengapa kakaknya memilih Edo daripada Nono. Tria memandang adiknya dengan serius sebelum menjawab dengan hati-hati.

"Alasannya sederhana, Farrel. Karena Edo adalah pilihan yang lebih sesuai dengan apa yang aku butuhkan saat ini."

"Apa yang membuatnya lebih sesuai?" tanya Farrel penasaran

"Edo adalah sosok yang berani, tegas, dan tidak takut untuk menjadi dirinya sendiri. Dia memberikan rasa kebebasan dan keberanian yang aku butuhkan untuk melangkah ke depan." imbuh Tria

ART Hot-ku [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang