Di atas ring, atmosfer tegang memenuhi udara saat Nono dan Edo menatap tajam satu sama lain. Siap untuk memulai duel maut mereka. Tria, setelah diberitahu oleh Edo tentang tantangan yang diberikan oleh Nono, berdiri di barisan terdepan di antara para penonton, dikelilingi oleh pembantu rumahnya dan kolega karyawan kantornya. Sorakan pecah dari para pembantu rumah yang mendukung Edo, sementara kolega kantor Tria bersikeras mendukung Nono untuk menang. Farrel muncul dari belakang Tria, memberinya segelas botol air putih yang langsung ditenggak oleh pria itu, menunjukkan dukungannya pada kakaknya.
Di tengah sorakan dan hiruk-pikuk penonton, Nono dan Edo bergulat di atas ring, diperhatikan dengan ketat oleh wasit yang mengatur jalannya pertandingan. Suasana pun semakin tegang dengan setiap gerakan mereka, karena kemenangan tidak hanya menjadi pertaruhan bagi Nono dan Edo, tetapi juga untuk hati Tria. Keduanya saling serang dengan pukulan yang cepat dan presisi, menunjukkan keterampilan bertarung yang luar biasa. Mereka bergantian mengelak serangan lawan sambil mencari celah untuk melancarkan serangan balik mereka sendiri. Setiap pukulan dan tendangan mereka memiliki kekuatan yang menggetarkan, memperlihatkan keinginan mereka yang kuat untuk menang demi mendapatkan hati Tria. Kedua belah pihak menunjukkan keuletan dan ketahanan yang luar biasa, membuat pertarungan semakin menegangkan. Di antara serangan-serangan yang tajam, terdengar helaan napas yang berat dan suara langkah kaki yang gesit di atas ring, menciptakan suasana yang sangat intens.
Nono melancarkan serangan beruntun, menggunakan kelincahan dan kekuatannya untuk menyerang Edo. Dengan tendangan yang mematikan, dia berhasil membuat Edo terjatuh dan berusaha memanfaatkan momen tersebut dengan mencoba memiting lehernya. Edo terlihat kewalahan menghadapi serangan sengit Nono, namun dia tidak menyerah begitu saja.
"Kau pikir kau bisa menang melawan aku, Edo? Kau terlalu lemah untuk Tria!" ucap Nono
"Aku mungkin tidak sekuatmu, Nono, tapi aku punya alasan yang lebih kuat untuk melawan!" jawab Edo
"Ha! Alasan apa yang bisa lebih kuat dari cintaku pada Tria?" Nono menambahkan
"Kemauanku untuk melindunginya dari siapapun, termasuk dari dirimu sendiri!" Tegas Edo
Sementara itu, Tria menyaksikan pertarungan itu dengan harap-harap cemas, berdoa dalam hatinya agar Edo tidak sampai kalah. Tatapan cemasnya menyiratkan keinginannya yang kuat untuk melihat Edo keluar sebagai pemenang dari pertarungan itu.
Kau bisa melakukannya, Edo. Aku percaya padamu.
Di sisi lain, Farrel diam-diam mendukung Nono, meskipun hal itu tidak terungkap dalam tindakannya. Dalam hatinya, dia mengirimkan dukungan kepada Nono, mengikuti pertarungan dengan ketegangan yang sama.
"Kau hanyalah seorang pembantu yang sok berani, Edo!" tutur Nono
"Aku mungkin hanya seorang pembantu, tetapi aku tidak akan menyerah begitu saja."
"Kau hanya membuang-buang waktu. Tidak ada gunanya berusaha melawan aku, kau tidak akan pernah cukup baik untuk Tria."
"Aku mungkin tidak cukup baik dalam pandanganmu, tapi aku akan membuktikan bahwa aku cukup baik untuknya."
Dengan sekuat tenaga, Edo menyikut pipi Nono sehingga pria itu terpelanting ke belakang. Saat Nono mencoba bangkit, Edo mengunci lehernya dengan kedua pahanya, membuat Nono kesulitan bernapas dan meminta bantuan. Sementara itu, wasit mulai menghitung mundur, dan akhirnya Nono menyerah, mengakui keunggulan Edo setelah dihentikan oleh wasit. Edo dinyatakan sebagai pemenang, dan wasit mengangkat lengannya tinggi sambil tersenyum bangga. Edo, dengan napas terengah-engah, merasakan kemenangan yang memuaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ART Hot-ku [SELESAI]
RomansaTria (29) adalah seorang pria muda yang hidupnya dikelilingi oleh kemewahan sebagai seorang majikan. Namun, di antara semua pembantunya, ada satu orang yang selalu menarik perhatiannya yakni Edo (26), seorang pembantu muda yang penuh dengan kegairah...