Happy reading guys!!
Setelah beberapa jam beristirahat di basecamp Raiden memutuskan untuk kembali kerumahnya, tidak butuh waktu lama untuk ia sampai disana. Raiden melangkah masuk sambil menarik napas dalam, belum saja ia masuk sudah terdengar suara pecahan kaca dan suara pertengkaran di dalam.
"Kamu ngapain datang kembali!!!" Bentak Gina bundanya Raiden ke Gio ayah Raiden.
"Terserah saya, ini rumah saya jadi saya berhak atas rumah ini!!" Bentak Gio dengan suara yang lebih keras.
"Hhh, rumah? Sejak kamu pergi meninggalkan aku dan Raiden demi wanita murahan itu, rumah ini udah bukan atas nama kamu lagi!" Balas Gina penuh penekanan. Wajah Gio memerah padam, ia lalu mengangkat tangannya hendak memukuli Gina. namun terhenti ketika sebuah tangan menepisnya.
"Anda tidak memiliki hak untuk menyentuh bunda saya!! Jadi jangan pernah tangan kotor anda itu menyentuhnya, lagian ngapain anda kembali kesini, apa disana anda kurang perhatian dari keluarga baru anda, atau jangan-jangan istri baru anda meninggalkan anda lagi?" Ucap Raiden tersenyum miring menatap Gio.
"Sayang, kamu udah pulang-" lirih Gina dengan suara parau.
Raiden membalas pertanyaan bundanya dengan senyum manis.
"Berani kamu ngomong seperti itu ke ayah kamu sendiri? Lihat selama bertahun-tahun ini didikan yang kamu berikan? Saya selalu memantau kalian dari jauh tapi apa? Papanya Kirana ngadu sama ayah kalau kamu putus dengan Kirana, kamu tau apa dampaknya pada ayah hah? Karna kamu salah satu investor saham paling besar di perusahaan ayah yaitu om Ari ayahnya Kirana ingin menarik semua sahamnya!! Dan itu semua karena kelakuan kurang ajar kamu itu!" Bentaknya dengan emosi menggebu-gebu.
"Ckkk,AYAH? Bun emang Raiden punya ayah? Perasaan ngak deh" tanya Raiden menatap Gina.
Gina hanya menggeleng menjawab pertanyaan Raiden."DASAR ANAK PEMBANGKANG,
NYESEL SAYA PUNYA ANAK SEPERTI KAMU!!" Bentak Gio dengan dada naik-turun."Saya juga ga berharap punya seorang ayah seperti anda" balas Raiden dengan tatapan datar.
"PLAKKKK!!"
Gina membulatkan matanya melihat wajah Raiden yang tampak mengeluarkan darah dari sudut bibir karna sebuah tamparan keras dari Gio.
"Apa-apaan kamu!!" Bentak gina dengan mata berkaca-kaca melihat Raiden. Gio terpatung menatap tangannya yang memerah tidak kebayang betapa kerasnya ia menampar putranya itu.
"Udah selesai? Oh iyah satu lagi, jangan pernah ikut campur dengan kehidupan hubungan saya, selama ini saya menuruti anda untuk dekat dengan Kirana karna saya masih menganggap anda sebagai ayah saya, tapi sekarang sepertinya tidak lagi, Sekarang pintu keluar ada di sebelah sana, jadi silahkan keluar sebelum saya bertindak" Ucap Raiden dengan tangan yang mengusap cairan merah di bibirnya.
Gio berdecak marah dan meninggalkan rumah itu dengan penuh emosi.
"Nda, Raiden naik dulu ya mau istirahat" pamit Raiden dengan lembut ke bundanya dan melangkah menaiki tangga ke kamarnya.
"Rai, lukanya ga mau bunda bersihin dulu" lirih Gina menatap sendu Raiden.
"Ga usah nda, Raiden bisa sendiri" jawabnya lembut.
Gina hanya tertunduk dengan sedikit isakan.
"Aaaaa, Raiden lapar ah, mau di masakin bunda" rengek Raiden memecahkan suasana. Ia memeluk lengan bundanya seperti anak kecil. Gina tersenyum melihat tingkah putranya yang tiba-tiba manja.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI FIGURAN GIRL(END)
Teen FictionSEDANG DALAM TAHAP REVISI. TAPI, PART MASIH LENGKAP! Kalau ada typo sorry yee, Shivanya Lunar Genard seorang gadis berumur 17 tahun, memiliki sifat manja saat bersama keluarganya dan sahabatnya.Vanya memiliki dua sahabat bernama Jinny dan Reina, hid...