PART 19 🌻

12.9K 1K 17
                                    


HAPPY READING GUYS

Satu Minggu berlalu sejak hari ulang tahun Syeila, sejak itu ia berusaha menjauhi Raiden dan yang lainnya. Ya, ia tidak mau berakhir tragis seperti yang ia baca di novel kemarin, ia lebih memilih untuk menjauh dan tidak ingin ikut campur dengan urusan peran tokoh utama. Ya, ia cukup sadar akan posisinya yang hanya sebagai figuran. Syeila bergidik ngeri mengingat kejadian yang akan menimpa dirinya beberapa halaman lagi.

"Hhhh, serem bener cara gue mati, tapi lama-lama jauh dari si biangkerok kok rada nyesek, ya?"

Gumam syeila dengan suara pelan memandangi Raiden dan yang lainnya tengah bermain basket. keringat jatuh begitu saja membasahi wajahnya.

Belum lagi ketika ia menyugar rambutnya dengan sela-sela jarinya membuat kadar ketampananya semakin naik, beberapa siswi yang melihatnya berteriak histeris, bagaimana tidak jika Raiden saja tampil dengan baju basket tanpa lengan memperlihatkan otot otot lengannya. Tanpa disadari Syeila sudah sedari tadi memandangi Raiden dari jendela kelasnya.
pandangannya buyar ketika Raiden tiba-tiba membalas tatapannya, Syeila dengan cepat memalingkan wajahnya sembari memegang dadanya yang berdegup kencang.

"Pliss, jantung pliss bisa dong dia ajak kerja sama," batin Syeila lalu berjalan keluar menuju kantin, baru beberapa langkah tiba-tiba ia terhuyung kebelakang karna menabrak seseorang di depannya. Namun dengan cepat cowok itu langsung menahan syeila.

"S-sorry, gue ga sengaja." Ujar Syeila meminta maaf sambil mendongakkan kepalanya melihat orang itu.
Syeila langsung membulatkan matanya ketika melihat orang itu adalah Raiden. Ia dengan cepat berjalan ke luar namun terhenti ketika tangannya di cekal oleh Raiden.

"Lo kenapa menjauh dari gue? Emang gue punya salah apa, hm?" Tanya Raiden menunduk menyetarakan tingginya dengan syeila.

Sial! Jantung syeila rasanya ingin melompat keluar saat ini,Raiden begitu dekat dengannya.

"Ha? Hah.. ya-ya ga tau ah! Bukan urusan lo, suka-suka gue dong mau ngejauhin siapa, hidup-hidup gue!" Ujar Syeila lalu berbalik kemudian menepis tangan Raiden, namun Raiden kembali mencekal tangan Syeila membuat Syeila kembali berbalik melototkan matanya manatap Raiden.

"Apa cuma gara-gara lo figuran? Ujar Raiden membuat Syeila mematung mendengar perkataan Raiden, apa figuran? Jangan bilang kalau Raiden sudah tau siapa Syeila sebenarnya.
Ia perlahan meneguk salivanya susah dan menatap teman sekelasnya yang mulai menatap dirinya.

Tanpa menjawab pertanyaan Raiden Syeila langsung menepis tangan Raiden dan pergi begitu saja, Raiden sendiri hanya diam menatap syeila yg pergi dengan tergesa-gesa. Wajahnya kembali datar ketika seorang gadis melambaikan tangannya datang ke arahnya, ya itu Kirana, semenjak Syeila tidak ikut campur dengan alur cerita novel itu, Kirana semakin dekat dengan Raiden. Tapi Raiden tidak pernah suka dengan keberadaan Kirana yang selalu menempelinya kemanapun.

"Hai Rai, nanti malam kamu jadikan datang ke rumah buat makan malam bareng papi, sekalian bahas pertunangan kita." tanya Kirana dengan wajah bersemu.

Raiden mengangkat sebelah alisnya, apa katanya tadi, pertunangan?

"Stress!" Jawab Raiden datar lalu pergi meninggalkan kirana.

"Ihhh, kok kamu gitu sih, papi sama ayah kamu udah setuju kok, jadi kamu harus tunangan sama aku," ucap Kirana semakin membuat Raiden kesal.

"Uhukk!! Uhukk!!! Hah tunangan? Lo beneran tunangan aama Kirana, Rai?"
tanya Riko yang baru datang bersama Frenzo dan vino.

"Ga." Jawab Raiden singkat dengan wajah datar kalau pergi meninggalkan Kirana disusul dengan Frenzo, terkecuali Vino dan Riko yang masih tak bergeming menatap Kirana yang menunduk.

TRANSMIGRASI FIGURAN GIRL(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang