Sepi menyambut kehadiran Yuna di rumah besar itu. Ruang tengah masih gelap, mungkin pelayan masih sibuk di dapur. Yuna memilih berjalan mendekati saklar lampu daripada berteriak menyuruh pelayan yang melakukannya. Sekalian saja karena letak saklar berdekatan dengan tangga menuju kamarnya. Ia naik ke kamarnya setelah menyalakan lampu.
Gadis bersurai hitam itu meletakkan tas sekolahnya asal, membuka sepatu dan kaus kaki, lalu melompat ke atas kasur. Yuna menatap langit-langit berwarna pink di atasnya. Se-menyenangkan apapun harinya di luar rumah, hanya kesepian yang akan menyambutnya ketika ia kembali pulang. Itulah kenapa ia jarang sekali di rumah, lebih memilih keluyuran tidak jelas sampai malam, pulang hanya untuk numpang makan dan tidur. Bahkan ia sampai tidak tahu bahwa Jake adalah tetangga dua rumah sebelahnya.
Teringat sesuatu, Yuna mengeluarkan dua ponsel dari saku rok seragamnya. Satu yang berwarna pink milik Yuna dan satunya lagi abu-abu milik Jay. Ia memasukkan nomornya dan nomor Jake ke ponsel Jay, lalu mengotak-atik isinya. Ponsel keluaran terbaru itu luar biasa, tampilannya mulus, luar biasa halus. Fitur-fiturnya juga lebih canggih daripada ponsel Yuna yang memang keluaran dua tahun lalu.
Iseng, Yuna mencoba kameranya. Ia mengangkat ponsel Jay menyesuaikan jarak dan memasang berbagai pose, mulai dari pose imut, cool, bahkan yang mengacak rambutnya agar terlihat hot. Yuna puas melihat hasil fotonya. Luar biasa memang kamera ponsel mahal.
Memang sultan sekali Jay ini, dengan penggunaan uang yang dibatasi saja masih bisa membeli ponsel semahal itu. Tidak habis pikir Yuna, darimana datangnya semua uang Jay. Oh, tadi Jay mengatakan ia juga balapan. Uang yang dihasilkan dari balapan memang tidak pasti, tapi jika taruhannya besar memang jumlah uangnya bisa sangat besar. Yuna tau, karena ia juga sering ke sirkuit. Ia sering menjadi grid girl untuk temannya.
Omong-omong tentang balapan, Yuna masih penasaran akan sesuatu. Segera gadis itu membuka aplikasi berkirim pesan di ponselnya, menghubungi seseorang. Ia perlu tau sesuatu.
Yuna |
Kak| Kamal ex
Iya, sayang?
Tumben dek mantan chat duluan❤Tidak berubah. Pria itu tetap lawak seperti biasa. Iya lawak, bisanya dia mengirim emoticon love kepada mantan sedangkan dia telah memiliki kekasih. Parahnya, Kamal sendiri yang menduakan Yuna, meninggalkan Yuna demi pacar barunya itu. Untung Yuna juga tidak serius amat dengan hubungan mereka. Hanya cinta monyet.
Yuna |
Gue mau tanya sesuatu, tan| Kamal ex
Tanya sesuatu? Tan?Yuna |
Gue mau tanya, emang di tempat kita balapan ada Joki yang namanya Jay?
Tan mantan maksudnya| Kamal ex
Hahahahaha kurang ajar lo, cil
Iya ada namanya Jay
Kenapa lo tanya?Yuna |
Lah kan emang mantan🙄
Tanya aja, kok gue gak pernah tau ada yang namanya Jay?| Kamal ex
Iya lo gak tau soalnya si Jay jarang ke sirkuit. Sekalinya balapan juga shadow dia.Yang dimaksud shadow disini adalah joki yang menggunakan identitas samaran.
Yuna |
Oh, shadow ternyata
Btw kalo dia shadow, kok, lo tau nama aslinya?| Kamal ex
Ya dia temen gue. Bestie kita🤝
Gue harusnya yang tanya, kok bisa lo tau Jay? That's kinda sus, tho👀Yuna memutar otak mencari alasan yang tepat. Sekiranya Kamal tidak curiga atau parahnya bertanya yang aneh-aneh.
Yuna |
Gue sekarang sekolah di SMA Asterella, satu sekolah sama Jay
Jadi gue pengen tau, bener gak dia balapan
![](https://img.wattpad.com/cover/290566823-288-k451209.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Like Crazy (I Love You, Crazy)
FanfictionYuna yang kesepian menemukan Jay yang berjuang sendirian. Yuna menemukan seorang teman dan Jay menemukan tempat ternyaman. Sama tahu, sama butuh. Warning: 17+, harsh word