[DUAPULUH]

287 65 35
                                    

MAAF BARU BISA MUNCUL SEKARANG😭😭🙏🙏

Seminggu terakhir padat banget acaraku. Sama ada sedikit masalah sama mas mantan:(

Oke, move on🙂

Selamat membaca, bestie❤

***

Bulan demi bulan berlalu, mengganti suatu musim ke musim lain. Hari sibuk di SMA Asterella telah kembali. Ujian Akhir Semester Ganjil akan dilaksanakan mulai senin besok.

Freeday terakhir di semester ganjil ini benar-benar free. Semua ekstrakulikuler diliburkan, kegiatan OSIS dibatasi, semua fokus mempersiapkan ujian minggu depan. Tapi itu tidak terasa berbeda bagi Jay-Yuna. Seperti biasa keduanya pergi membolos.

Winter, Sunghoon, dan Jake memilih menghabiskan sisa jam Freeday di kantin, memesan seporsi besar tteokbokki untuk dimakan bersama. Ditambah eksistensi Bunda Leesa yang sedang menikmati masa santainya karena OSIS sedang di-bebas tugaskan selama masa ujian.

"Seneng ya, Bun? Bebas masa tugas seminggu," komentar Jake melihat Leesa yang duduk manis di samping Winter.

"Banget, Jake. Tapi masih agak kepikiran, sih. Soalnya kalo OSIS lagi bebas tugas gini anak-anak makin ngaco. Bolos seenaknya, pada ngerokok di rooftop juga. Untung gaada guru."

Jake hanya terkekeh menanggapi. Winter dan Sunghoon lebih memilih fokus makan, lomba menghabiskan eomuk dalam mangkuk dan menyisakan tteokbokki-nya untuk Jake.

"Bestie mu sama pacarnya itu juga. OSIS lagi bertugas aja mereka gak ada takut, bolos terus tiap Freeday, apalagi sekarang. Nama Jay sama Yuna itu udah lebih dari 5 kali masuk buku merah, loh, semester ini. Gak habis pikir aku." Leesa kembali mengeluh. Winter menepuk pelan punggung Leesa.

"Sabar, Bun."

"Oh iya, Sunghoon. Yuna itu anak didikmu, kan? Gak pernah masuk ekstrakulikuler dia tiap Freeday?" tanya Leesa.

"Gue usir dari hari pertama. Dia gak serius ikut PMR," jawab Sunghoon apa adanya. Si ketos menggelengkan kepalanya prihatin.

"Kok bisa, sih? Gak mikir nilai apa gimana dia? Jay juga semenjak sama Yuna makin gak ada takutnya buat nakal. Aku sering, loh, denger dia dimarahin papanya lewat telfon. Apa gak habis dia pas sampe rumah dimarahin langsung?"

Jake, Sunghoon, Winter hanya terdiam menanggapi. Bunda saja sudah capek melihat kelakuan Jay-Yuna. Apalagi mereka yang hampir tiap hari main bareng.

Memang sih, beberapa bulan terakhir banyak hal yang terjadi, banyak yang berubah. Salah satunya sikap Jay yang semakin menjadi. Anak itu sudah tidak peduli akan hukuman yang orangtuanya berikan. Semua diterabas, dilanggar.

Begitu juga Yuna sebagai perfect match nya. Sejak tahu ayahnya sering main wanita, gadis itu semakin tidak peduli pada apapun. Tidak punya rasa takut. Kerjaannya ribut dengan cabe-cabean sekolah yang terkadang masih sempat menghujatnya. Ya tidak salah juga sih, kalau Yuna tersulut emosi. Tapi selain ribut, gadis itu juga sering bolos, pakai seragam semaunya, tidak patuh aturan. Pokoknya membuat OSIS pusing.

Sunghoon sudah capek marah-marah. Jake juga capek menengahi antara Jay dan Sunghoon kalau bertengkar. Jadinya sekarang mereka membiarkan saja kalau Jay-Yuna melakukan hal-hal luar biasa seperti balapan atau open table.

"Kalo lo belum tau ya, Bun, Jay-Yuna punya julukan baru di sekolah ini," ujar Jake.

"Apaan tuh?"

"Couple goals in crime." Kali ini Winter yang menjawab dengan nada malas. Capek juga dia melihat Jay-Yuna keluar masuk BK.

"Gak patut banget dibanggakan," komentar Leesa yang dibalas dengusan kecil oleh yang lain.

Love Me Like Crazy (I Love You, Crazy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang