[EMPAT]

354 85 24
                                    

Sore itu Yuna berjalan menuju parkiran sebelah timur lapangan. Bel pulang telah berbunyi lima belas menit yang lalu. Hiruk-pikuk siswa telah memudar, menyisakan hanya beberapa yang masih memiliki urusan di sekolah. Salah satunya Yuna yang memiliki urusan dengan Jay.

Pria berseragam yang dilapisi jaket mocca itu duduk di atas kap mobil. Celingukan mencari keberadaan Yuna yang tak kunjung terlihat. Tentu saja tidak terlihat karena Yuna datang dari arah belakang mobil.

"Woy! Celingukan udah kayak kipas angin aja," sapa Yuna yang dibalas decakan oleh Jay.

"Lo lama banget tau! Gue sampe harus cosplay jadi kipas angin saking panasnya dan lo gak muncul-muncul."

Yuna tertawa singkat.

"Ya maaf"

"Enak tinggal ya maaf doang. Buruan masuk! Panas," suruh Jay sambil beranjak memasuki mobil SUV model terbarunya. Yuna mengusap body mobil itu dengan jemari, menilai sebelum masuk. Tidak buruk, memang bisa dipastikan bahwa Jay benar-benar berada.

Udara dingin dari AC mobil yang kontras dengan udara luar membuat Jay menghembuskan nafas lega. Yuna segera memasang seatbelt nya tanpa banyak drama. Tidak perlu menunggu sampai Jay yang memasangkan seperti di film atau novel romansa. Begitu pula Jay yang langsung menjalankan mobilnya menuju jalan raya.

"Kak Jay,"

"Hah?" Jay menoleh sekilas merespon panggilan Yuna.

"Have you got your driver license?"

Pria itu tertawa mendengar pertanyaan gadis di sebelahnya.

"I will. Bulan depan gue legal. Save the date, 20 April gue ultah," ujarnya dengan pandangan masih fokus ke jalanan. Yuna hanya diam tak menanggapi hingga Jay memutuskan untuk balik bertanya.

"Kenapa? Lo takut gue tabrakin? Gue ajak mati?"

Yuna menoleh menatap Jay.

"Cuma tanya aja. Gue gak takut sama sekali, kok. Malah gue udah sering bawa mobil sendiri sejak SMP."

Kini Jay yang menatap Yuna sedikit kaget.

"Lo bawa mobil sendiri? Sejak SMP?" Yuna mengangguk.

"Pernah kena tilang 2 kali, nabrak pembatas jalan 2 kali, kecelakaan sampai masuk rumah sakit juga 2 kali. Haha, gila emang nekat banget gue. Mobil juga udah 2 kali ganti karena rusak parah pas gue pake kecelakaan," jelas Yuna dengan sangat entengnya.

"Selain kasar lo juga liar ternyata." Yuna tertawa menanggapi komentar Jay.

"Kapan-kapan gue ajak lo balapan, deh," ujar Jay yang membuat Yuna benar-benar kaget kali ini.

"Lo sering balapan?"

"Enggak sering, sih. Cuma kalo taruhannya gede aja baru gue gas. Kalo taruhannya kecil mah, rugi, lecet mobil gue gak ketutup sama itu uang taruhan." Yuna menatap Jay menyelidik hingga yang ditatap tidak nyaman.

"Apaan lo natap gue gitu?" Yang ditanya menggeleng cepat lalu menyibukkan diri bermain ponsel. Gadis itu penasaran akan sesuatu. Otaknya berputar cepat. Apa jangan-jangan...

Kecurigaan Yuna harus tertunda karena mobil telah memasuki basement salah satu pusat perbelanjaan besar di kota. Dua pemuda itu berjalan beriringan menaiki eskalator untuk menuju lantai atas. Beberapa pasang mata terlihat mengamati pasangan muda itu dengan senyum tipis. Jay tersenyum miring, rupanya mereka mengira Jay dan Yuna adalah sepasang kekasih.

Otak jahil Jay mengeluarkan sebuah ide. Pria itu tiba-tiba menautkan jemari tangannya pada jemari milik Yuna. Tatapan nyalang langsung ia dapat dari si pemilik tangan.

Love Me Like Crazy (I Love You, Crazy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang