4

513 82 23
                                    

☀️☀️☀️

Malamnya, Jisung pulang ke dorm dengan wajah cemberut. Lebih tepatnya wajah kebingungan sama apa yang dialamin Tami. Dia gak habis pikir aja sama kejadian yang menimpa cewek indo itu. Jisung juga bingung soal ini yang harus di rahasiain, tapi dia adalah manusia yang paling gak bisa nyimpen rahasia. Sebaik apapun dia menyimpan sesuatu, kalo gak keceplosan ya dianya yang emang pengen cerita ini itu.

Sedangkan anak dreamis udah nyambut kedatangan Jisung. Sebenernya jam segitu emang mereka suka pada kumpul aja.



"Weh yang abis healing dah pulang nih" Teriak Chenle pas liat Jisung masuk dorm.

"Gimana sung? Nikmat liburannya?" Tanya Jaemin.

"Ngapain aja lo disana?" Jeno ikutan nimbrung.

Jisung cuma senyum tipis membantingkan ranselnya ke sofa dan menjatuhkan badannya sambil menghela nafas.

"Cape banget lo?" Tanya Renjun juga.

"Gue suruh healing balik-balik kayak orang pusing" Kata Haechan bikin Jisung mendelekan matanya.

Tapi Jisung masih diem bikin yang lain jadi khawatir.

"Kenape lu?" Mark duduk disamping kirinya.



"Masa abis kita hukum malah pundung" Jaemin ikut duduk di sebelah kanan.

Anak dreamis lain yang asalnya ngumpul di meja makan jadi pindah tongkrongan ke ruang tv. Jisung mendongakan kepalanya, mengarahkan pandangan ke Haechan yang lagi buka pintu kulkas dan mengambil minuman di dapur.

"Gue mau nanya deh sama lo bang" Kata Jisung.

Abang-abang yang lagi ngegerombolin Jisung malah bingung, siapa yg mau Jisung tanya. Tapi mereka liat arah matanya ke Haechan jadi cuma diem aja.



"Lah ke gue?" Jawab Haechan sambil tutup kulkas.

Jisung cuma ngangguk.

"Apaan? Jangan susah-susah pertanyaannya, gue gak belajar" Haechan malah bercanda santai.

Semuanya nyengir, apalagi si receh Mark yang ngakak ngikik. Cuma Jisung yang celingukan garuk-garuk kepala.

"Apaan sih Jisung?" Jaemin merangkulnya paksa.

"Lo balik balik kayak kesambet anjir" Kata Chenle.

Menghiraukan mereka Jisung malah nanya ke Haechan, "Ng... kenapa nyuruh gue ke busan?"

"Telat lu nanya" Sebut Chenle yang sebenernya udah heran sama kelakuan soulmatenya itu.

"Iya waktu pertama disuruh kesana gak komen, giliran udah pulang malah nanya" Saut Renjun.

"Hmm...." Haechan sosoan mikir.
"...ya asbun aja gue. Kenapa emang? Lo maunya ke kota lain apa begimana?



"Serius?" Tanya Jisung lagi.

"Kagak sung, gue becanda" Jawab Haechan yang mulai kesel.

"Maksudnya serius gak ada alesan lain?" Jisung masih fokus wawancara ke Haechan.

"Ni bocah kenapa sih ah" Haechan udah gamau jawab.

"Bertele-tele banget lo mau cerita kan?" Jeno udah feeling kalo Jisung pengen cerita tapi gak bisa.

"Masalahnya gue gak bisa, tapi gue pengen" Ini Jisung keceplosan.



"Kalo ada masalah bilang aja sung" Kata Mark yg mulai khawatir terjadi sesuatu sama adik bungsunya.

"Heuh maafin gue ya tuhan" kata Jisung pelan tapi kedengeran telinga tajamnya Chenle.

"Tiba-tiba tobat ini anak" Chenle makin heran.

Haechan udah males menanggapi Jisung, dia kiranya Jisung lagi mode puber aja. Haechan duduk di kursi meja makan di dapur, melanjutkan minum birnya.

"Gue yakin ini bukan kebetulan doang, tapi emang takdir abang harus tau" Jisung asal nyeletuk gak pake tujuan terus maksudnya abang yang mana.

Malem ini anak dreamis bener-bener dibikin mikir keras sama Jisung. Udah kayak kuis mendadak aja, pikiran mereka nebak sana sini tapi cuma bisa diem karena liat wajah Jisung yang serius. Mereka kalo menanggapi Jisung suka pelan-pelan aja karena gak mau bikin tersingung adik bungsunya itu.

"Gue ketemu teh Tami" Kata Jisung sambil menunduk.

Kata singkat dari mulut Jisung bikin semua diem. Haechan yang lagi minum bir langsung menyimpan birnya pelan ke meja. Semuanya tertuju ke Haechan sekarang. Haechan cuma diem.

Beberapa detik hening sampai Jisung akhirnya melanjutkan.

"Dia di busan bang!!" Nadanya agak meninggi.

Gak cuma kaget karena info itu tapi juga kaget nama yang gak pernah disebut lagi itu enteng banget keluar dari mulut Jisung.

"Chan.." Panggil Renjun pelan.

Tanpa berkata apapun, Haechan beranjak dan pergi ke luar dorm.

🌻

Semuanya blank, Haechan pergi ke atap tanpa berpikir apapun. Di otaknya hanya kilasan berulang sebuah nama yang entah mau atau tidak dia dengar.

Sesampainya di atap, bukan gara-gara cuaca dingin yang bikin otak Haechan beku. Justru bayangan dan kenangan di atas sana juga ikut kembali.

Haechan memejamkan matanya sambil mendongakkan kepalanya ke langit. Semuanya udah dia reset tapi malem itu pikiran dan hatinya hampir restart ulang.

tringggggg

Haechan merogoh sakunya buat liat notif yang masuk ke handphonenya. Hatinya udah tau pasti itu dari siapa. Dia menekan tombol hapenya, memperlihatkan sebuah notif indah menurutnya dengan background yang menyejukan hatinya.




 Dia menekan tombol hapenya, memperlihatkan sebuah notif indah menurutnya dengan background yang menyejukan hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.























Ryujin🌈
Goodnight sayang


























restart cancelled.

☀☀☀

gpp dikit yg penting up ygy

btw klo revisi ada notif di kalian ga sih?

Love(ing) | sequel TDWM - HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang