"Nyari apa sih sung?!" Kata Renjun yang tidur siangnya ke ganggu.
"..." Gak ada kata yang keluar dari mulut Jisung. Dia cuma fokus nyari sesuatu.
"AISHHH JISUNG" Renjun pun beralih posisi jadi duduk.
"Sorry bang sorry, bentar ya" Katanya menenangkan.
"Gue tanya nyari apa? Siapa tau gue liat" Renjun jadi terpaksa bangun.
"Cincin" Jawab Jisung rada ketakutan.
"Cincin apaan? Kan biasanya di laci"
"Ng... Ituuu" Jisung jadi gugup.
"APA?"
"Cincin couple kita" Katanya. "Tapi jangan bilang ilang, belum ilang maksudnya cuma lupa naro"
"BISA-BISANYA DIILANGIN"
"Ihhh belum ilang kan ini lupa naro aja kayaknya"
"Pake kayaknya lagi, dari kapan gak dipake?!"
"Dipake terus kok, tapi tiba-tiba gak ada di jari gue"
"Heuh coba mikir dulu, terakhir inget pake tuh dimana?"
"Hmmm sebelum shoot stage kemaren masih ada kalo gak salah"
"Terus baru sadar gak ada kapan?"
"Barusan" Masih sibuk nyari.
"Jatoh kali pas lo nari"
"...iya kali yaaa"
"Yak elu kalo ngedance udah kayak kesurupan reog"
"Yakan profesional, biasanya juga gak ilang"
"YA KALO TAKDIRNYA ILANG MAH ILANG AJA SUNG" Renjun meraih handphonenya.
"Mau ngapain?" Tanya Jisung yang mulai curiga.
"Bilang ke anak-anaklahhh"
"JANGANNNNNNNNN PLISSSSS"
"Ya siapa tau mereka nemu, mereka nyimpen kan?"
"Iya juga sih, tapi nanti mereka tau dong cincinnya gue ilangin"
"Resiko lo"
"Ya maaf"
Alhasil setelah itu grup chat rame mojokin Jisung dan ribut mikirin hukuman atas kesalahannya ngilangin cincin persahabatan mereka. Gak puas di chat, mereka akhirnya memutuskan berkumpul.
"Jadi apa nih fixnya?" Tanya Chenle ke abang-abangnya.
"Yaudah kan kemaren pada setuju sama pendapat gue" Saut Haechan.
Sesuai kesepatan dan persetujuan pihak berwajib, akhirnya Jisung dihukum buat pergi ke Busan. Gak tau kenapa usulan Haechan itu disetujuin sama seluruh member dan management. Padahal menurut Jisung pergi kesana kayak bukan hukuman.
Jisung ngerti kalo abangnya gak mungkin ngasih hukuman berat buat dia. Tujuan Haechan juga bukan fokus ke hukuman, lebih ke nyuruh Jisung healing aja. Rasa sayang Jaemin yang selalu show up perasaannya, beda sama Haechan yang emang lebih tsundere.
Siang itu Jisung berangkat ke stasiun Suseo ditemenin managernya. Cuaca panas tapi cerah bikin Jisung seneng, karena pikirannya bukan dihukum tapi me time.
Butuh kurang lebih 3 jam buat sampai di stasiun Busan, Jisung memutuskan untuk pergi nyari cemilan kesukaannya hotteok ke tempat yang selalu dia kunjungi kalo ke Busan. Sayangnya, tempat itu tutup.
Perutnya udah lapar, jadi Jisung pergi makan gukbab disekitaran pantai Songjeong. Jisung beneran menikmati perjalanan itu. Dia berkali-kali merasa bersyukur udah dihukum Haechan.
Setelah mengisi perut, Jisung melanjutkan wisatanya. Dari mulai menikmati suasana pantai, lalu naik gondola, ikut menggantungkan cendramata juga disana. Berlanjut ke jalan-jalan ke taman hingga larut malam.
Wisata singkat terasa cepat. Jisung harus pulang ke Seoul malam itu juga. Dia bergegas kembali ke stasiun Busan. Misi dari hukumannya belum selesai, dia harus berfoto sebagai bukti udah ke Busan.
Akhirnya Jisung foto di depan stasiun, misinya yang ini agak bikin malu karena diliatin banyak orang.
"Udah belum hyung?" Tanyanya ke manager yang lagi fotoin dia.
"Udah cukup"
"Oke deh" Katanya yang tiba-tiba terdiam.
"Ayo bentar lagi datang keretanya" Ajak managernya.
"Bentar..." Jisung terpaku.
"Kenapa? Ada yang ilang? Atau ketinggalan?"
"Ah ngga..." Jisung berjalan mengikuti managernya yang udah didepan dia.
"Bentar deh hyung" Katanya lagi sambil menghentikan managernya jalan.
"Apalagi sung?"
"Hyung liat deh, kenal gak?" Tanya Jisung sambil nunjuk cewek yang ada didepannya"
"Gimana mau kenal, dia pake masker"
"Tapi gue kayaknya kenal" Jisung masih fokus ngeliatin cewek itu.
"Udah ah ayo masuk" Ajak managernya.
"Gak deh bentar, gue mastiin dulu ya hyung"
"Nanti jadi apa-apa coba" Manager mengingatkan.
"Gak, tunggu sampe dia lewat sini"
Setalah jarak kurang dari 5 meter, Jisung makin yakin sama hatinya. Dia cewek yang Jisung kenal, meskipun penampilannya berbeda dari biasanya. Jisung inisiatif buat diam didepan cewek itu. Cewek itu emang terus nunduk fokus ke hapenya.
Sampe pada akhirnya, cewek itu terdiam melihat sepasang sepatu ukuran besar ada dihadapannya. Dia perlahan mendongak, berniat meminta maaf karena hampir menabrak orang itu.
"Ma-af..." Belum selesai cewek itu berucap.
"Teh tami"
"Jis..sung"
Tami kaget bahkan sampai memundurkan kakinya. Beberapa detik mereka berdua saling memastikan kalo apa yang mereka lihat itu gak salah.
"Pantes bang Haechan hukum gue suruh kesini"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
☀☀☀
maafin ya guys butuh waktu lama buat nulis+revisi coba buat research kyk TDWM tp ternyata boro2 ada waktu jadi buat love(ing) ini alur bener2 bakal gak sesuai realita senyambungnya ingetan teteh sm apa yg tth tau aja kali ya, trs jg pasti banyak ngayal gak masuk akal wkwkwkwk