Ch 2

35 11 0
                                    

Ketika Mo Yun berusia 15 tahun, untuk pertama kalinya ia turun dari gunung. Ini adalah peraturan dari penjaga bayangan. Sehari sebelum pertarungan hidup dan mati diadakan, semua newbies (anak baru) akan diberikan waktu bebas untuk melakukan apapun yang mereka inginkan.

Karena sebagian besar dari mereka tidak akan mempunyai kesempatan lain untuk mengenal dan memahami kehidupan bermasyarakat sebelum mereka meninggal.

Guru Mo Yun bertanya kepadanya (MY) apakah ia memiliki sebuah keinginan yang ingin ia lakukan sebelum pertarungan hidup dan mati dimulai. Setelah merenungkannya, Mo Yun berkata, ia ingin pulang ke rumah.

Kembali ke rumah yang membuangnya 15 tahun lalu.

Gurunya menghela napas dengan ringan, "Kediaman Letnan Jenderal di Kota Jinyuan. Pergi dan kunjungi keluargamu lalu kembalilah kemari. Jangan berusaha untuk menghubungi keluargamu dengan cara apapun. Jangan lupa, bahwa kamu adalah seorang penjaga bayangan dari keluarga kekaisaran. Hidupmu bukan lagi milikmu, melainkan milik Yang Mulia Putra Mahkota, Shen Yue"

Mo Yun menganggukkan kepalanya.

Mo Yun baru menyadari hal ini ketika ia menyelinap ke Kediaman Jenderal. Hari itu adalah hari ulang tahun saudara kembarnya yang ke-15.

Dengan kata lain, itu juga adalah hari ulang tahunnya. Setelah hidup dengan penjaga bayangan lainnya, Mo Yun hampir melupakan ulang tahunnya sendiri. 

Di kediaman Jenderal, rombongan teater yang ada sedang memukul gong dan drum yang ada di panggung. Banyak tamu terhormat hadir meramaikan acara dan membawa berbagai macam hadiah. Ini adalah pertama kalinya Mo Yun melihat situasi seperti ini. Dia bersembunyi dengan hati-hati diantara kerumunan yang ada. Akan buruk bila ada seseorang yang menyadari bahwa ia memiliki wajah yang sama dengan Nona Muda Kediaman Jenderal.

Pada saat itu, ia mendengar diskusi dari beberapa orang yang berada tidak jauh darinya. Mereka menyebutkan bahwa sesuatu terjadi pada Nona Muda - Dia secara tiba-tiba jatuh sakit pada pagi hari. Jenderal dan Istrinya sangat khawatir. Mereka mengundang seseorang untuk melihat keadaannya(nona muda), dan mendengar bahwa ada sesuatu yang mengganggu nona muda.

Mo Yun terkejut dan tiba-tiba mengingat kutukan itu.

Dia memiliki horoskop yang bertentangan dengan adik perempuannya. Oleh sebab itu, dialah orang yang dikirim pergi dari kediaman. Dan kutukan itu masih tetap ada sampai sekarang. Mungkin, dia tidak seharusnya kembali. Sejujurnya, dia hanya ingin melihat keadaan keluarganya sebelum ia memasuki pertarungan hidup dan mati. Tapi ketika ia benar-benar kembali, Mo Yun menyadari bahwa keluarganya tidak menyambutnya. Takdir telah menentukan bahwa dirinya adalah jiwa yang kesepian dan liar yang akan selalu diabaikan. Jadi, siapa yang akan peduli padanya?

Ketika dia mendengar orang-orang mendekat, Mo Yun dengan tergesa-gesa pergi. Karena kecerobohannya, dia menabrak seseorang.

Orang itu adalah Putra Mahkota Shen Yue yang baru pertama kali mengunjungi kediaman Jenderal. Kediaman ini dijaga ketat; dan karena itu, ia tidak membawa pengawalnya. Ketika Mo Yun menabraknya, dia (SY) hampir mengira bahwa gadis itu adalah seorang pembunuh yang disewa oleh seseorang.

Akan tetapi, ketika Mo Yun mengangkat kepalanya, Sheb Yue menyadari bahwa dirinya salah. Walaupun Mo Yun membawa sebuah pedang di pingganggnya, mata gadis itu memerah. Dia terlihat lemas dan sedih.

Ketika Mo Yun menabrak Shen Yue, Mo Yun sangat terkejut. Sangatlah tidak mungkin bagi Mo Yun untuk tidak mengenali jubah naga emas dengan empat cakar itu, sehingga dia mencoba untuk bersembunyi. Namun, ketika Shen Yue melihat Mo Yun, matanya(SY) berbinar: Apakah kau adalah bagian dari rombongan pertunjukkan? Siapa namamu?

Mo Yun tidak menjawab dan pikirannya kosong.

Shen Yue tersenyum dan berkata, "Dilihat dari pakaianmu, kau adalah seorang penari yang diundang ke Kediaman Jenderal? Apakah kau bisa menarikan tarian pedang untukku? Sebagai gantinya...", dia bimbang. Sebagai seorang Putra Mahkota, ia tidak terbiasa untuk membawa uang ketika pergi keluar.

"Bisakah kau membawaku mengelilingi Kediaman Jenderal?", Mo Yun tiba-tiba mendapatkan ide untuk kabur dari halaman yang sedang dijaga ketat ini. "Aku tidak familiar dengan tempat ini dan tanpa seseorang yang menuntun, aku akan tersesat."

Shen Yue tersenyum, "Sepakat"

Mo Yun berpikir, ini mungkin adalah satu-satunya kesempatan yang ia miliki untuk melihat-lihat rumahnya tanpa terlihat oleh orang tua serta adik perempuannya. Seperti bayangan dari roh yang menoleh ke belakang untuk melihat rumahnya sebelum menyeberangi Jembatan Naihe[1] dengan seksama dan hati-hati, merasa takut bahwa ada seseorang yang akan menyadari keberadaannya. (Intinya untuk terakhir kalinya, Mo Yun ingin melihat rumahnya, mengingatnya baik-baik, karena di kemudian hari, walaupun ia selamat dari pertarungan hidup dan mati, dia tidak akan pernah menginjakkan kakinya ke kediaman jenderal lagi)

[1] Di mitologi China, agar sebuah jiwa dapat sampai ke kehidupan selanjutnya, mereka harus meminum sup pelupa ingatan, melewati yellow spring(sungai kuning), menyeberangi sungai pelupa dan jembatan Naihe

Ujung pedang itu melayang di udara dan Mo Yun memulai tariannya. Gerakan tangannya seperti air sungai yang deras dan pedangnya menggambar sebuah lengkungan yang sempurna. Seperti sebuah kembang api yang meledak, pedangnya bermetamorfosis menjadi sepuluh bayangan. Tariannya seringan udara, seberat tetesan air hujan, dan dipenuhi dengan kekayaan bunga aprikot. Satu gerakan pada satu waktu - Broken Clouds, Autumn Ponds, Moonlight (Awan yang pecah, kolam pada musim gugur, sinar bulan). Dia menari dengan pakaian yang bewarna ebony disertai dengan rambut yang panjang.

Udara yang dingin dipercikkan dari pedangnya yang panjang, mengalir dari setiap gerakan pedangnya. Gerakan pedang itu sangat jelas seakan-akan telah mengalami ribuan cobaan dan penderitaan. Dia jelas-jelas adalah seorang gadis muda, namun dia kelihatan seperti orang yang telah mengalami perubahan drastis dalam hidupnya.

Shen Yue berpikir bahwa ia tidak akan pernah melupakan hari itu. Itu adalah kejadian langka baginya untuk keluar dari istana. Namun, ia bersilangan jalan (bertemu) dengan seseorang yang memiliki kemuliaan dan keagungan yang menggetarkan jiwanya.

You Must Pity MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang