Bukan sekali dua kali, Haris tuh melupakan janjinya kepada Hana. Udah ke sekian kalinya. Sekarang, kesabaran Hana udah hampir habis.
Gadis itu udah lumutan nunggu di kosan dan udah dandan cakep yakan. Tapi Haris masih belum memunculkan batang hidungnya. Hampir 4 jam Hana menunggunya dan Hana sudah makan setidaknya 4 bungkus cemilannya itu.
Bahkan Hana udah ngechat dan menelpon beberapa kali, tapi operator terus yang menjawab panggilannya.
Hana : Haris?
Hana : kamu dimana?
Hana : jadi nonton gak?
12:06 p.mHana : Haris, kalo udah pulang telpon aku yaa
12:45 p.mHana : Haris, kamu dimana sih sebenernya? Bales pesan aku donggg :'(
13:15 p.mHana : Haris.
Hana : kamu dimana?
14:00 p.mHana : risss????
Hana : jangan bikin aku panik dongggg
Hana : kamu dimana sih?
Hana : angkat telpon aku
Hana : harisss
Hana : ayisssss!
14:45 p.mHana : HARIS!
Hana : aku gak mau tau! Pokoknya aku marah sama kamu!
Hana : aku udah dandan cakep ini sampe luntur semua gara2 kamu!
Hana : fix ini nonton filmnya gak jadiii!!!
Hana : ayissss angkat telponnya dongggg, kamu kemana sih????
Hana : Haris Haris Haris
15:17 p.mHana : Haris...
Hana : :'(
16:19 p.mGak ada jawaban sampai sekarang. Membuat Hana jengkel setengah hidup. Perlahan air mata Hana turun, mungkin pembawaan emosinya kini sudah level puncak jadinya yang ia lakukan hanya menangis. Gadis itu akhirnya menaruh Snack yang dipegang satu-satunya itu dengan kasar.
Perlahan ia buka baju bagus yang ia pakai sejak tadi dan diganti dengan pakaian tidur.
Sampai akhirnya ia pun membaringkan tubuhnya di kasur. Ia melihat chat terakhirnya dengan Haris. Masih ceklis satu dan tak dibalas.
Hana menutup handphonenya dan menonaktifkan benda itu.
Lanjut lagi ke kegiatannya tadi, menangis sambil memanggil nama Haris.
---
"Akhirnya selesai juga."
"Anjir prof Theo gak ngotak banget, dikasih tugas makalah hari ini, harus dikumpulin besok! Bokap Lo tuh man!" Celetuk pemuda yang bernama Revi.
"Tai dah. Bokap lu kali anjir. Mana ada gue punya bokap begitu. Bisa stress sama gila duluan gua." Salman menimpali ucapan Revi.
"Udah udah, syukur deh udah selesai. Nanti Lo urus pptnya ya Vi, nanti kirim ke gue buat diedit. Terus man, lu edit makalahnya dulu sebagian, nanti kasih ke gua buat dikoreksi." Titah Haris sambil memasukkan netbook ke dalam tasnya.
Salman mengangguk, begitu pun Revi mengacungkan jempolnya.
"Brengsek! Udah jam 5 sore?! Udah 5 jam kita disini. Belom shalat gue anjir, cepetan woy ambil wudhu ke masjid!" Revi masukin bukunya dengan terburu-buru. Begitupun salman yang ketika panik gara-gara si Revi teriak udah jam 5.
"Hah? Jam 5?" Gumam Haris sambil melihat jam tangannya. Seketika bola matanya membulat.
"MAMPUS GUA! ANJIR ANJIR ANJIR! MATI INI GUE MATIIII! MAN, GUE BAKALAN MATI MAN!" panik Haris.
"Apaan sih lu? Bukannya ke masjid malah teriak mati-mati. Kenapa sih emang?" Si Revi yang ngomong.
"Gue langsung pulang aja ke kosan! Bye! Inget pesan gue ya!" Ucap Haris sambil ninggalin dia temennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twelve Daily [END]
Fiksi Penggemar(2hyunjin stories) "Haris, selain suka americano, kamu suka apa?" "Suka mikirin Hana." ©Hyungwonlogy