Perkara Baju

201 34 8
                                    

Kalo cewek dandan tuh emang selalu makan waktu 2 jam atau 3 jam buat dirinya sendiri. Entah apa yang dilakukan, intinya haris gak mau tau dan gak mau ngurusin. Pasti ribet.

Sama kayak Hana. Padahal Hana kan salah satu cewek yang ngehindar dari kata ribet, dulunya. Gak tau nih udah lama haris nungguin di ruang tamu tapi Hana belom kunjung keluar dari kamarnya.

"Ris, nonton TV aja tuh daripada bengong ngeliatin aquarium." Tukas bundanya Hana.

"Iya Bun, selow aja Bun, ikannya cantik Bun, salting diliatin haris, hehehe."

Bundanya Hana hanya menggelengkan kepalanya sambil tertawa kecil. Udah biasa denger celotehannya haris yang satu server sama Hana.

Hana juga gitu, weirdos.

"Bisa aja kamu ris. Udah makan belom? Tuh bunda masak kari ayam."

"Tadi sih mau makan Bun, tapi si Hana ngajakin makanan Korea. Takut kenyang. Eh tapi Haris makan aja deh Bun." Lah ris, gimana sih?

Untung bunda sabar ya bundd.

Yaudah tuh, karena bundanya Hana emang udah anggap haris sebagai anaknya sendiri juga, jadinya cuma ketawa aja.

"Mama kamu katanya hamil lagi ya ris?" Tanya bunda.

"Iya, Bun. Kelepasan kata papa, pas ujan-ujan tuh. Punya kembaran satu aja pusing Bun, ini malah punya adek." Gerutu haris.

"Tapi adek bikin kita dewasa loh ris." Nasehat bundanya Hana.

Haris gigit kerupuk udangnya, "Iya sih Bun, kata mama juga gitu. Mudah-mudahan sifatnya gak kayak Hema deh." Haris menganggukkan kepalanya, sedangkan bunda cuma ketawa aja.

Selagi mereka bercengkrama, Hana turun dari tangga. Dia memasukkan handphonenya ke dalam tas.

"Ya ampun, Haris! Kok udah makan duluan sih?!" Omel Hana pas udah ngeliat haris nongkrong di meja makan rumah Hana.

"Laper Han. Gak bisa nahanㅡHANA?? LO MAKE APAAN???"

Nggak, ini bukan Hana yang biasanya.

"Kenapa sih?" Hana mengernyitkan dahinya.

"Ngapain Lo make itu?" Tunjuk Haris.

"Emang kenapa gue make ini? Salah?"

Haris tertawa terbahak sedangkan bunda sama Hana cuma bisa menatap haris bingung. Eh nggak sih, bundanya Hana tau kok tabiat mereka berdua.

"Lo gak bakal betah Han make ini, percaya sama gue."

"Ngapa si? Gue kan pengen nyoba."

"Ya tapiㅡ"

"KALO GUENYA JELEK BILANG AJA GAK USAH ALIBI!" Hana mencak-mencak.

"Gak gitu, Han. Maksudnyaㅡ"

"Yaudah. Gue ganti. Eh nggakㅡgue mau tidur! Sana jalan-jalan sendiri aja!"

Hana menghentakkan kakinya dan langsung berjalan ke atas. Meninggalkan Haris yang melongo sama bunda yang terdiam atau menahan tawanya melihat tingkah Hana.

"Bunda."

"Iya? Kenapa?"

"Haris salah ngomong ya?"

Bunda tertawa, "Kalo mau jelasin kenapa, yaudah sana gih samperin anaknya."

"SIAP BUNDA!"





































Twelve Daily [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang