Part 19: Hari Pertama Di Kekaisaran

5.3K 559 2
                                    

Setelah negosiasi yang cukup panjang dan melelahkan dengan sedikit perdebatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah negosiasi yang cukup panjang dan melelahkan dengan sedikit perdebatan. Hye akhirnya memberikan sedikit keringanan pada Eyzi, karena sebelumnya pria itu tidak terima jika dalam ikatan suami istri tidak ada yang namanya hubungan intim.

Eyzi harus memberikan waktu sampai Hye siap tanpa paksaan. Jika tidak maka Hye tidak ingin melanjutkan hubungan yang tidak jelas itu menuju jenjang pernikahan.

Dengan berat hati dan menanamkan stock kesabaran di dalam dirinya, Eyzi menerima keputusan Hye. Itu lebih baik daripada tidak sama sekali.

Setelah tubuhnya dijamah dengan sedemikian rupa oleh para pelayan hingga penampakan sosok bak Dewi. Akhirnya Hye bisa keluar dari kamar yang akan ditinggalinnya sementara waktu ini.

Beruntungnya tidak ada Eyzi karena pria itu sedang mengerjakan beberapa tugas barunya sebagai Kaisar. Jadi ini Hye akan menemui Merry, karena dia bingung harus melakukan apa.

Sepertinya Tuhan mendengarkan niatnya. Gadis kecil itu tengah bermain bersama seorang pria yang sangat Hye kenali, Zeo dan Boo. Kenapa harus ada mereka disana pikir Hye malas.

"KAKAK CANTIK!" Suara cempreng nan melengking itu berhasil membuat beberapa orang mengalihkan pandangan mereka pada sosok cantik yang sangat memanjakan mata.

Hye meringis, sepertinya tidak akan ada tempat untuk dirinya kabur. Merry berlari dan hampir jatuh jika Hye tidak segera menahan tubuh kecil itu agar tidak menyentuh lantai.

"Hati hati, sayang!"

Merry nyengir polos yang membuat Hye gemas tiada tara. Rasanya ingin memiliki anak selucu Merry, tapi mengingat cara membuatnya sangat ngeri! Hye kembali berpikir ulang.

Merry mencium pipi Hye saat gadis itu membawa tubuh mungil Merry ke dalam gendongannya. "Sayang kakak cantik!"

Hye tersenyum manis dan cubit pipi Merry gemas. Lucunya tidak tahan!

"Kita pernah bertemukan sebelumnya?" tanya Zeo tersenyum manis menatap gadis cantik yang berhasil mengusik hatinya akhir-akhir ini. Sayangnya, Hye akan menjadi milik Kakaknya itu berhasil membuat semangat Zeo menurun. Sungguh kabar yang membuat dirinya terasa tersambar petir.

Hye hanya mengangkat bahu acuh. "Entah!"

"Kau sudah pasti ingat aku!" Dengan rasa percaya diri yang tinggi Boo menyugar rambutnya ke belakang.

"Siapa?"

Zeo yang awalnya suram karena di cuekkan Hye kini tertawa melihat wajah masam adiknya.

Boo merenggut kesal. "Aku yang menyapamu saat bersama ayahamu di pasar!" jelas Boo dengan semangat yang menggebu.

"Oh!"

Boo menekuk wajahnya, yang terlihat menggemaskan jika para gadis yang melihatnya. Tapi bagi Hye, Merry lebih lucu dan menggemaskan tidak ada duanya.

"Aku tidak menyangka pertemuan kedua kita kau malah menjadi calon kakak iparku." Zeo masih tidak ikhlas pria itu mengikuti langkah Hye bersama Boo meski gadis itu mengabaikannya.

"Jika kau tidak setuju kau bisa membatalkannya!" bisik Boo, memprovokasi Hye yang mendapat pukulan dibelakang kepalanya.

Plak

"Apa masalahmu?" kesal Boo mengusap kepalanya.

Zeo memutar bola matanya malas. "Jangan meracuni otak suci calon kakak iparku. Meski aku tidak rela dia bersama pria lain tapi jika itu kakakku aku akan berusaha mengikhlaskannya." ujar Zeo bijak yang membuat Boo melongo dan menyentuh kening Zeo.

"Tidak panas."

"Apa maksudmu!" Zeo menepis tangan adiknya itu kesal.

"Hayo ngaku siapa kau? Zeo tidak pernah berkata sebijak itu. Aku yakin kau yang bersemayam dalam tubuhnya yang membuatnya aneh!" tuduh Boo memegang kedua lengan Zeo dan mendorongnya ke depan ke belakang membuat pria itu pusing.

"Bodoh! Aku sehat. Tidak ada yang bersemayam dalam tubuhku idiot!" Zeo gemas dan menyentaknya kedua tangan Boo di lengannya.

Hye menggelengkan kepalanya miris, dia berharap dirinya tidak tertular kegilaan kedua pria itu.

********


Hye menghabiskan hari itu dengan berkeliling ke seluruh kediaman, baik kediaman Kaisar dan permaisuri maupun kediaman para selir dan kediaman lainnya yang sangat banyak membuat Hye kelelahan.

Beruntung Merry menemaninya dan menghiburnya hingga rasa lelahnya sedikit sirna.

"Kau menyukai anak kecil ya?" tanya Dilma dengan kekehan anggun yang membuat Hye terpesona. Memang cocok sekali wanita di depannya itu menjadi permaisuri, siapapun yang melihatnya pasti terpukau dan merasa nyaman. Pantas saja Kaisar, begitu tergila-gila dan memuja istri pertamanya itu. Hye iri!

"Ya, aku pernah berharap memiliki adik perempuan tapi itu sangat tidak mungkin." Hye hampir keceplosan dengan mengatakan dia pernah meminta kepada ibunya, dia lupa sekarang berada dalam tubuh Hye bukan Vita.

"Gadis yang malang, pasti kau sangat merindukan ibumu." Dilma mengusap surai Hye lembut yang membuat gadis itu sedikit tertegun. Perasaan hangat yang dihantarkan dari tangan permaisuri berhasil membuat dirinya mengingat ibunya yang sudah meninggal di dunia modern.

Hye mencoba tersenyum meski terkesan dipaksakan dan itu tidak luput dari pandangan Dilma. "Aku juga akan menjadi ibumu, panggil saja aku dengan sebutan ibu!"

Hye menggigit bibir bawahnya, rasanya begitu sesak. Matanya berkaca-kaca tanpa suara yang bisa keluar dari bibirnya lidahnya terasa kelu. Dilma memeluk Hye, gadis itu terlihat kuat di luar tapi sebenarnya hatinya sangat rapuh.

"Bolehkah?"

"Tentu saja, sayang!"

Hye membalas pelukan Dilma ragu, bahu gadis itu bergetar. Dia merindukan ayah dan ibunya didunia modern yang sudah lama meninggal.

Mom, dad, Vita rindu.

"Setelah Aku menikah dengan Kaisar, Aku tidak pernah bisa kembali lagi lagi ke kerajaanku yang berada di seberang lautan. Jauh dan terlalu beresiko jika aku mengunjungi mereka. Tapi dalam hati kecilku Aku sangat merindukan mereka."

Hye mengusap punggung Dilma, sekarang bahu wanita itu bergetar. Hye jadi tersentuh, sepertinya sudah lama sekali wanita itu tidak mencurahkan perasaan di hatinya kecuali kepada sang suami. Tidak ada teman bercerita yang bisa menemaninya selama ini.

Dia tidak bisa mempercayai siapapun bahkan pelayan setianya pun dia ragu untuk percaya karena trauma masa lalu. Dilma pernah diracuni hingga sekarat, oleh pelayan terdahulunya padahal dia sudah menganggapnya seperti saudara sendiri.

Mungkin jika Hye jadi Dilma, dia akan membalas balik perlakuan pelayan itu. Memberikan ganjaran yang lebih menarik, agar jera.

*******

Voment kalian adalah mood booster ku 😘

REBIRTH: Belonging The EmperorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang