Part 21: Wei Wei Gadis Misterius

4.6K 488 2
                                    

Hye merengek pada ayahnya tidak ingin menikah, ketika pria itu datang ke kaisaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hye merengek pada ayahnya tidak ingin menikah, ketika pria itu datang ke kaisaran. Bukannya mendukung keinginannya pria paruh baya itu malah memberikan motivasi kepada putrinya, agar menerima dengan tulus dan belajar mencintai Eyzi.

Dosa tidak jika Hye, memukul kepala ayahnya itu hingga pingsan?

Rasanya kesal sampai ke ubun-ubun, tidak tahukah Eun Soo jika putrinya itu masih muda dan ingin menikmati masa lajangnya. Kenapa di zaman kuno ini banyak sekali yang menikah muda pikir Hye kesal.

Sayang ketiga kakaknya tidak bisa datang ke kaisaran jadi dirinya tidak bisa meminta dukungan. Padahal rencananya sudah dia susun sebaik mungkin agar bisa menolak pernikahan itu tanpa membuat dirinya malu. Tapi sepertinya Tuhan tidak mendukung rencana baik dan tulus dari hatinya itu.

"Kenapa Nona terlihat kesal?" tanya Zia bingung melihat tuannya.

"Aku kesal!" ketus Hye membuang pandangannya ke sembarang arah tapi malah bersitatap dengan Eyzi. Sungguh sial sekali dirinya!

Mana sedang berjalan berdua dengan gadis cantik seusianya lagi. Membuat mood Hye benar-benar turun ingin mencabik-cabik wajah sok tampan pria itu.

"Wei Wei, ini calon istriku yang pernah aku ceritakan kepadamu. Hye ini sahabatku, Wei Wei!" kenal Eyzi pada Hye.

"Salam kenal Nona Hye, aku sahabat dan teman seperguruannya!" ujar Wei Wei riang dan sopan sekali sampai membuat Hye memicingkan matanya curiga. Bau bau wajah ganda pikirnya.

Hye tersenyum manis, mungkin sedikit drama tidak masalah. "Aku baru pertama kali melihat Nona kemari. Ada perlu apakah dengan calon suamiku?" tanya Hye manis yang membuat Eyzi tersenyum gemas, berbeda dengan Wei Wei yang menatapnya sinis namun hanya sesaat karena langsung teralihkan dengan senyum manisnya.

"Ah, iya. Aku kemari bersama ayahku yang merupakan menteri pertahanan. Beliau ada perlu dengan Kaisar terdahulu jadi aku ikut untuk bertemu dengan sahabatku." jelas Wei Wei dengan suara lemah lembut yang menenangkan. Tapi bagi Hye itu bagaikan suara lebah yang sangat berisik di telinga.

"Oh!" Hye menganggukan kepalanya paham.

"Kalian berteman baiklah! Aku akan pergi untuk menemui ayah." ujar Eyzi setelah kecupan ringan di pipi Hye. Pria itu semakin berani menunjukkan perasaannya kepada Hye, setelah kejadian dirinya memeluk pria itu tempo hari.

Wei Wei yang melihat itu mendengus namun wajahnya tetap tersenyum manis. Setelah kepergian Eyzi barulah gadis itu memasang wajah datarnya.

Wei Wei duduk di kursi yang berhadapan dengan Hye, membuat gadis cantik itu menatapnya malas melihat tidak ada sedikitpun kata sopan pada ada sikap gadis di depannya. Dipikir ini tempat milik nenek moyangnya pikir Hye sebal.

"Jadi sudah berapa lama kau kenal dengan Eyzi?" tanya Wei Wei tidak ingin basa-basi.

Hye mengerutkan keningnya. "Apa untungnya aku memberitahumu?"

Wei Wei menatap datar Hye. "Aku hanya bertanya. Lagi pula aku kenal betul dengan sahabatku dan tahu tipenya itu seperti apa. Aku bingung mengapa dia tertarik denganmu, yang jauh dari dari kategori wanita yang sesuai dengan seleranya."

Wah! Pedas sekali bibir gadis ini pikir Hye kaget. Perkataannya seakan mengatakan jika Hye tidak pantas bersanding dengan Eyzi. Seakan levelnya terlalu rendah dengan selera Kaisar baru itu.

"Kenapa kau tidak tanyakan saja secara langsung padanya. Mungkin dengan begitu rasa penasaranmu akan terjawab." ujar Hye datar tanpa melihat Wei Wei.

Wei Wei tersenyum sinis seraya berkata. "Aku tidak yakin mendapatkan jawaban yang aku harapkan jika bertanya langsung padanya. Untuk itulah aku bertanya padamu."

Ternyata mulut wanita ini selain pedas juga senang sekali membuat seseorang terpojok gemas Hye ingin menggunting bibir tipis itu.

"Maaf saja! Tapi kau tidak akan mendapatkan jawaban dariku."

"Kenapa? Apa kau tidak bisa mengatakan kejujurannya jika kau menggoda sahabatku."

Hye mengabaikan nada sinis itu. "kau ternyata pintar sekali membuat seseorang diam. Tapi sayang kau salah memilih lawan."

Wei Wei tertawa dengan anggun. "Aku tidak pernah kalah. Tapi jika menang pun aku ingin mendapatkannya dengan cara yang bersih."

Hye tersenyum sinis. Gadis di depannya ini bukanlah perempuan sembarangan. "Aku tidak pernah peduli dengan gonggongan anjing. Kecuali jika mereka akan menggigit!"

Wei Wei tersinggung, terdengar jelas jika perkataan itu ditujukan padanya. Tangannya mengepal tapi wajahnya tetap tersenyum anggun. Gadis didepannya ini mempunyai kualitas pikirnya.

"Ah, kalo begitu maaf mengganggu waktumu. Aku harus kembali." ujar Wei Wei sopan. "Senang bertemu denganmu, Hye!"

Hye mengerutkan keningnya melihat sorot mata penuh makna dari Wei Wei namun tak urung kepalanya mengangguk. "Semoga kita tidak bertemu lagi!"

Wei Wei tertawa mengejek. "Kau jujur sekali. Sepertinya doamu itu tidak akan terkabul."

Hye hanya membalasnya dengan gumaman tidak jelas. Gadis cantik itu melihat punggung Wei Wei yang semakin menjauh dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan.

Dia misterius. Batinnya.

*********

"Bagaimana apa kau berteman baik dengan, Wei Wei?" tanya Eyzi penasaran.

Tadi sahabatnya itu mengatakan jika dia menyukai calon istrinya itu. Otomatis Hye adalah gadis yang baik sebab apapun yang dikatakan oleh Wei Wei dia selalu percaya.

"Kurasa tidak." balas Hye pendek. Kenapa harus membahas gadis itu pikirnya malas.

Eyzi tersenyum kecil dan mengusap lembut rambut panjang Hye yang tengah menatap bulan. "Aku yakin kau akan menyukainya nanti."

"Kenapa kau begitu yakin?" tanya Hye aneh.

Padahalkan di awal pertemuannya saja suasananya cukup panas. Jadi kemungkinan besar pertemuan selanjutnya akan lebih menegangkan.

"Karena dia baik!"

Hye mencibir dalam hati, mana bertingkah aneh seperti Wei Wei. Meskipun Hye cukup terusik dengan sikap Gadis itu yang sedikit misterius dan tatapan penuh makna itu.

"Kenapa kau tidak jadikan dia istri?" tanya Hye ketus. Eh, ini bukan karena cemburu ya hanya bingung saja mengapa pria ini harus memilih dirinya, sedangkan ada wanita yang menurutnya baik.

Eyzi terkekeh kecil dan menarik tubuh mungil Hye kedalam pelukannya membuat gadis itu melotot kesal karena tindakan cepatnya. Mata pria itu menatap dalam pada netra bening milik Hye.

"Kau masih tidak mengerti ya?"

"Apa?" balas Hye cuek mengalihkan pandangannya tapi Eyzi menahan wajahnya. Tatapan pria itu membuat Hye terusik, jantung yang tidak bisa di kompromi, hati yang menghangat dan rasa aman. Hye tidak suka, sebab itu membuatnya menjadi lemah. Mengingatkannya pada sang mantan yang pernah memberi sensasi yang hampir serupa.

"Karena hanya kau yang mampu membuatku tertarik!" bisik lembut Eyzi ditelinga Hye.

*********

Menikmati drama?

Silahkan tinggalkan jejak....

Auto mau tanya kalau kosakata cerita kayak gini cocoknya auto buat genre apa ya??

REBIRTH: Belonging The EmperorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang