Ch 11 First Meeting

14 1 0
                                    


"Hahh...apa..." "Kamu...apa yang barusan kamu katakan? Aura mana? Dia bukan manusia?!" tanya Oliv terkejut
"Entahlah..aku juga tidak tahu, kamu tidak melihatnya?" tanyaku.

"Tidak, memang orangnya bagaimana? Coba deskripsikan" "Aku tidak tahu tingginya seberapa, tapi yang kutahu dia berambut cokelat keabu-abuan dan bola mata berwarna ungu gelap seperti hitam, laki-laki" ucapku.

"Siapa?..aku tak pernah tahu" ucap Oliv dan berusaha mengingat (Aku hanya menatap Oliv) "Beneran kamu tidak tahu?" tanyaku lagi "Iya..setahuku adanya rambut cokelat keabu-abuan dan bola mata berwarna hijau, lalu rambut cokelat dengan bola mata biru dan ada juga yang rambut cokelat dengan bola mata cokelat tua" ucapnya.

"Baiklah, kalau begitu aku balik dulu" ucapku "Ya, tokoh utama pesta tidak boleh meninggalkan pesta terlalu lama" sambungnya.

Aku segera bergegas menuju ballroom, astaga! betapa terkejutnya aku akan kehadiran seseorang tiba-tiba "Salam kepada Putri Odelia Chevalier" ucapnya dengan hormat.

Dia orang yang kulihat tadi, tapi kenapa bola matanya tidak berwarna ungu gelap? Aku yakin ketika berdansa tadi bola matanya berwarna ungu gelap bukan hijau terang, apa beda orang? Aura mana yang tadinya terlihat sekarang juga tidak terlihat.

"Ah, iya.." ucapku menyadarkan diri, "Maaf terlambat memperkenalkan diri, perkenalkan saya adalah Richard Manford, putra kedua dari Marquis Ben Manford" ucapnya.

"Oh" ucapku "Kalau tidak keberatan, maukah anda berdansa dengan saya putri" ucapnya menyodorkan tangan seraya membungkuk sedikit.

"....." (aku terkejut sampai tak bisa berkata) Apa ini? kenapa dia memintaku untuk berdansa, apa kutolak? atau kuterima? ini juga pestaku, baiklah."Baiklah" ucapku akhirnya dan meraih tangannya.

"Sebuah kehormatan bisa berdansa dengan anda" ucapnya, lalu kami berdua berdansa, dari kejauhan ada sosok yang memperhatikan kami.

Sebulan kemudian. Drrtt! "Odel, hari ini aku harus pergi" ucap Oliv, yang hanya menampakkan kepalanya di daun pintu. "Apa kamu akan ke istana? Untuk apa?" tanyaku.

"Tentu saja pekerjaan, karena sebentar lagi aku akan menjadi kepala keluarga" ucap Oliv kesal karena aku tidak tahu "Ohh" ucapku "Kamu juga ikut" ajak Oliv.

"Aku juga ikut? Untuk apa lagi? Aku tidak ada kepentingan untuk kesana" "Ikut saja, lagipula kamu sendiri yang bicara, kalau aku ada halangan kamu yang menggantikan, ya jadi kamu harus lihat bagaimana pekerjaanku" "Tapi bukankah kamu Ksatria" ucapku.

Seketika ekspresi Oliv datar, aku berpikir sejenak "Baiklah aku akan ikut" ucapku menyerah "Baiklah nanti kita berangkat jam 9, dah.." ucapnya kemudian langsung pergi. Brak! (Suara menutup pintu).

"Aku tak perlu membawa barang bukan?" tanyaku "Tidak usah untuk apa juga, ayo naik, pegang tanganku" ucapnya. Aku pun segera menaiki kereta kuda bersama dengan Oliv menuju Istana.

"Eh, tuan Ben tidak ikut?" tanyaku "Tidak" ucap Oliv santai "Hah..?" "Aku yang mengerjakan tugasnya, aku sudah harus terbiasa sebelum nanti menjadi kepala keluarga yang sesungguhnya"

"Oh begitu" ucapku, di perjalanan kami hanya diam sampai memasuki pekarangan istana.

"Sini, biar kubantu" ucap Oliv mengulurkan tangan "Terima kasih" ucapku kemudian turun dari kereta kuda.

Tampak bangunan yang begitu besar dan megah yang dibuat oleh seorang arsitek hebat. Bangunan yang dilapisi oleh warna putih dan emas, juga taman yang indah. [Louvain Empire]

"Harus begitu, aku ikut denganmu?" "Memang kalau tak ikut denganku, kamu ingin kemana?"bingung Oliv "Ya, Aku dapat jalan-jalan saja, keliling istana, bukankah aku Putri Duke, aku punya hak" ucapku santai "Ck ck, penyalahgunaan status itu namanya" Aku hanya mengangkat bahu tak peduli.

"Baiklah kalau begitu, aku mau ke ruang rapat dulu, awas kamu kalau tersesat" ucap Oliv memperingati "Iya, aku tidak bakal tersesat" "Oke baik-baik" ucapnya kemudian pergi.

"Tak ada tempat yang bisa dikunjungi secara bebas selain...taman!" Tanpa basa-basi aku langsung bergegas menuju taman, eh tamannya tadi sebelah mana ya?

Waa Waa Waa (Anggap aja suara orang berbicara) Ah kenapa harus ada orang, lebih baik sembunyi saja, agar tidak berurusan dengan orang. Setelah kedua orang itu pergi aku segera bergegas mencari tamannya.

"Fiuhh...akhirnya sampai juga" ucapku setelah sampai di taman. Di taman ini ada pagar hidup yang tinggi sehingga aku bisa bersembunyi jika ada orang. Aku berjalan ke tengah taman dan menemukan air mancur, aku langsung duduk di tepi air mancur.

"Kalau dilihat seperti ini mirip seperti air mancur yang ada di rumah" ucapku sambil mengamati keseluruhan air mancurnya. "Tapi...sepertinya bukan?" ucapku kemudian berbalik dan-

Brukk! (Aku bertabrakan dengan seseorang) "Aduhh" rintihku Siapa yang berani menabrakku beberapa saat setelahnya aku menatap orang itu.

Aku terkejut bukan main, mataku membesar dan pupilku mengecil melihat orang didepanku "Sa-salam kepada yang mulia pangeran ke..dua, Saya Odelia Chevalier memohon maaf atas kejadian barusan" ucapku masih gemetar.

Dan aku juga reflek menunduk dengan tatapan tak percaya, aku tak mau menatapnya! "Apakah...kamu putri duke?" tanyanya. "Iy...iya yang mulia" ucapku masih menunduk.

"Angkat kepalamu" perintahnya, aku langsung mengangkat kepalaku, tampaklah seseorang yang sangat tidak ingin kutemui dan ingin kuhindari.

"Ka-kalau begitu saya pamit dulu, yang mulia" ucapku buru-buru pergi melewatinya, baru beberapa langkah aku berjalan- "Tunggu, kamu menjatuhkannya" ucapnya.

jangan lupa vote ⭐
Terima kasih telah membaca 🤗

ঌ༺Duke's Daughter's Secret༻࿐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang