Ch 10 Debutante Party

18 4 0
                                    


Tok! Tok! "Siapa?" tanyaku "Ini saya" ucapnya sambil menampakkan dirinya. Bukannya dia?! Ben Manford. "Ada apa tuan?"tanyaku "Tuan muda Oliv bilang padaku akan mengadakan pesta debutante-mu disini, apa itu benar?".Ada apa? Kenapa Ben sampai repot-repot datang ke kamarku hanya untuk menanyakan itu? bukannya dia bisa memanggilku ke kantornya?

"Iya itu benar" "Kamu bisa memilih apa saja yang kamu inginkan untuk dekorasinya"ucapnya "Tentu, terima kasih"ucapku, kemudian dia menunduk dan keluar menutup pintu.

2 bulan telah berlalu tepatnya pada musim gugur. "Iya benar, yang itu dinaikkan sedikit"ucap Oliv "Mejanya yang di sebelah situ digeser sedikit, bagus" ucap Tuan Albert( kepala pelayan). Banyak pelayan yang berlalu-lalang kesana-kemari.

"Hei" sapaku sembari menghampiri Oliv, dia ada di sebelah Tuan Albert. Mereka berdua kompak menoleh kearahku "Oh hai selamat pagi Odel" sapa Oliv "Selamat pagi, putri" Ucap Tuan Albert "Bagaimana persiapannya?" tanyaku seraya menatap sekeliling. "Seperti yang kamu lihat" ucap Oliv bangga "Hah, aku yang pesta kamu yang sibuk" ledekku.

"Eh, bagus-bagus aku membantumu, kalau tidak?" "Iya hehehe, terima kasih" ucapku seraya melihat ruangan secara keseluruhan "Sepertinya hampir selesai, kerja bagus Oliv, tuan Albert" pujiku

Oliv hanya mengangguk sambil tersenyum "Sebuah kehormatan bisa melayani anda tuan putri"ucap tuan Albert "Oliv, keliling yuk" ucapku kepada Oliv "Ayo"ucap Oliv.

Hmm..tak terasa sudah 2 tahun semenjak aku kembali ke masa lalu, bangunan ini juga masih sama seperti dulu, terawat dengan baik, tapi  kemudian diakhir hidupku hancur berantakan, kuharap bangunan ini bertahan hingga lama "Selamat pagi semuanya!"

"Suara ini.." pikir Oliv, aku menatap Oliv seolah pikiran kami sama Jul! ucapku dan Oliv bersamaan. "Kemana dia? kenapa sedaritadi tidak kelihatan?" tanyaku "Entahlah, tapi aku yakin itu suara Julius" jawab Oliv "Mungkin saja kita cuma salah dengar" ucapku  "Tidak mungkin, apalagi kalau pelayan yang bicara seperti itu, lagipula keras sekali suaranya walaupun tak teriak" sergah Oliv.

Setelah mencari ke beberapa tempat, masih belum menemukan batang hidungnya sedikit pun. "Huft..benar-benar..." ucapku menghela napas "Ah aku tahu, jangan jangan dia ingin mengerjai kita lagi" tebak Oliv. Tiba-tiba keluar sebuah tangan dari ruang kosong yang gelap dan mencekikku. "AAKKHHH!!" teriakku.

"HEI SIAPA-!" ucapan Oliv terpotong ketika melihat sosoknya "Haloo, lama tak berjumpa" ucapnya kemudian melepasku "Apaan kamu" ucapku "Hehe sakit tidak? maaf ya.."   "Iya, tak apa-apa kok" ucapku  "Julius! Kukira siapa tadi" ucap Oliv "Hehe.." "Padahal barusan ingin kuhajar" ucap Oliv dengan senyum seringai.

"Jangan begitulah, kalau benar-benar terjadi nanti siapa yang membantumu, Oliv?" tanya Jul "Aku bisa mencari orang lain" ucap Oliv santai "Hah..tidak ada yang sehebat aku, yang seperti aku itu hanya satu" ucapnya bangga "Sudahlah" potong ku

"Hari sudah mulai sore" ucap Oliv "Iya kamu siap-siap saja dulu, nanti kalau dirias pasti lama" ejek Jul  "Seenakmu saja" sangkalku "Lagi pula ini debutante-mu, jadi harus tampil menonjol di antara yang lainnya" ucap Oliv "Ewh, baiklah" ucapku lalu keluar dari kamar Oliv.

Aku menatap para tamu yang berdatangan melalui jendela kamar, "Dengan siapa nanti aku didampingi?" Tanyaku "Putri nanti didampingi oleh tuan muda" ucap salah satu pelayan. "Baiklah, sudah siap bukan, aku akan keluar sekarang" ucapku, kemudian aku berjalan menuju pintu dan para pelayan membukakan pintu untukku.

Tampaklah Oliver yang sedang berdiri di depan pintu dan menatapku "Sudah menunggu lama?"  tanyaku "Tidak" ucapnya singkat, lalu dia mengulurkan tangannya kepadaku dan aku menyambutnya. Setelah itu aku bersama Oliv dan para pelayan lainnya melangkah menuju ke ballroom.

Sekarang kami sudah tiba tepat di depan pintu masuk balkon yang berada di ballroom, Huft..setelah pintu ini dibuka akan ada banyak orang, tapi tidak apa-apa, aku yakin aku bisa

"Apakah nanti aku berdansa dengan tuan Ben?" tanyaku "Hmm, kemungkinan iya, tapi nanti dansa pertamanya denganku" ucapnya seraya tersenyum. Oliv mengangguk kepada salah satu ksatria yang berada di dekat pintu.

"Tuan Duke Muda Oliver Chevalier dan Putri Odelia Chevalier memasuki ruangan!" ucap seorang ksatria dengan lantang.

Pintu pun terbuka, cahaya lampu terang menyinariku, kami berjalan memasuki ruangan kemudian menuruni tangga dan sampailah kami dihadapan para tamu.

Lagu pertama dimainkan, aku dan Oliv membuka dengan dansa pertama kami, karena aku sudah sering berlatih dansa, kupikir mungkin hari ini akan berjalan dengan baik, di sela-sela kami yang berdansa ada beberapa orang berkata dengan pelan "Wahh" "Itu tuan Duke Muda?" "Mereka kembar?"

"Atau tuan Duke muda yang kakaknya" "Benar-benar visual yang mengejutkan" Dansa pertama telah usai dan para tamu diperbolehkan untuk berdansa, aku langsung menarik tangan Oliv ke balkon bagian luar ballroom di lantai 2. "Apa? Kenapa membawaku kesini?" tanya Oliv.

"Aku ingin membicarakan sesuatu" "Bicaralah.." "Apa kamu nanti akan berdansa dengan seseorang?" tanyaku "Entahlah, menurutmu bagaimana?" "Tidak usah" jawabku cepat

"Oh kamu tak mau kalau aku sama orang lain?" "Tentu saja, baiklah aku akan kembali ke dalam" "Tunggu, kamu mengajakku kesini hanya untuk menanyakan itu??" tanya Oliv tidak habis pikir.

"Tentu saja, memang ingin menanyakan apa lagi" Plak! (Oliv menepuk jidatnya pelan) "Baiklah sekarang kamu apa yang ingin kau lakukan?" tanya Oliv "Hmm..entahlah, apa aku harus berdansa dengan tuan Ben?" "Kupikir tidak harus, ah..apa ada seseorang yang menarik perhatianmu?" ledek Oliv.

"Menarik? Sepertinya ada" ucapku "Ada?!" Ucap Oliv bersemangat "Seseorang, tadi aku melihat seseorang yang dari tubuhnya seperti ada keluar aura mana" ucapku "Hahh...apa..."


Jangan lupa vote ⭐ yaa
Terima kasih telah membaca 🤗

ঌ༺Duke's Daughter's Secret༻࿐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang