Ch 12 Getting Into Trouble

15 1 0
                                    


"Tunggu, kamu menjatuhkannya" ucapnya kemudian mengambil benda yang terjatuh di rumput kemudian menatapku, aku pun juga menatapnya memegang suatu benda.

"Se-sepertinya itu bukan milik saya" ucapku yang berbicara setengah ketakutan, sejak kapan benda itu ada di sana "Tapi benda ini barusan jatuh ketika kamu lewat"

Aku mengamati benda itu dengan saksama "Tapi sa-ya tidak pernah mempunyai benda seperti itu" (Itu adalah sebuah liontin berbentuk setengah lingkaran,sepertinya itu memiliki pasangan setengahnya lagi) terdiam beberapa saat.

"Sudahlah bawa saja, disini hanya ada aku dan kamu" ucapnya kemudian memberikanku secara paksa dan pergi. Aku menatap liontin itu ditanganku, aku tak bisa bereaksi saking terkejutnya.

Sore harinya. Tok! Tok! Tok! "Oliv" ucapku mengintip kedalam kamar Oliv dari daun pintu "Apa?" ucap Oliv masih sibuk memeriksa berkas-berkas.

Aku berjalan menuju oliv "Hei, apa kamu memiliki ini?" tanyaku meletakkan liontin itu langsung di atas berkasnya "Hey! Jawab dulu" paksaku.

Lalu Oliv mengambil liontin itu dan memerhatikannya "Liontin apa ini? Aku tak pernah melihatnya" ucap Oliv "kamu tak memilikinya?" "Iya" ucapnya seraya mengembalikannya kepadaku.

"Kalau begitu ini punya siapa? Dan dimana pasangannya lagi?" tanyaku "Cinta pertamamu bukan " ucap Oliv asal "Apa...sepertinya tidak ada.." ucapku sambil mengingat-ngingat.

"Huft.." kemudian aku berjalan menuju pintu "Jul kemana?" tanyaku "Dia ada tugas" ucap Oliv masih sibuk dengan berkas-berkas yang ada dihadapannya. "Oh begitu, baiklah" ucapku keluar dari kamar Oliv.

"Kita bertemu lagi putri" "Kenapa kamu disini? Apa kamu ingin bertemu dengan Oliv?" tanyaku "Tepat sekali, tapi tidak juga" ucapnya "Baiklah, Oliv ada di dalam, masuk aja" ucapku kemudian pergi.

Saat makan malam. Aku hanya duduk diam menatap bergantian para lelaki yang sedang berbicara panjang lebar "Jadi selama ini kamu mempelajari ilmu sihir?" tanya Oliv "Haha begitulah, aku ingin menjadi penyihir menara" ucap Richard "Semoga kamu beruntung" ucap Ben "Terima kasih ayah" ucap Richard lagi.

Pembicaraan macam apa ini? Lalu kenapa pula Richard Manford berada disini? "Aku berharap kamu cepat besar Oliv, agar kamu bisa memegang posisimu yang seharusnya" ucap Ben "Iya paman tinggal menunggu-" ucapan Oliv tepotong.

"Aku sudah selesai makan, jadi aku ke kamar duluan" ucapku kemudian bangkit dari kursi dan pergi "Odel-" ucapan Oliv terputus karena aku udah pergi.

Besoknya di siang hari "Ayo ikut aku" ucap Oliv "Kemana?" tanyaku "Ke Istana" ucapnya GLEDERR! Aku terkejut mendengar kata itu 'Istana' Jika aku ikut, kemungkinan besar aku akan bertemu dengan pangeran ke-2 lagi, bagaimana ini? Apa kutolak saja?.

"Eee...sepertinya tidak, aku sedang tidak enak badan" ucapku berusaha menolak "Apa-apaan, sejak tadi kamu terlihat baik-baik saja, mana nya yang sakit?" tanyanya.

"Ukhh..baiklah aku akan ikut" "Pilihan yang tepat" ucap Oliv Terpaksa aku ikut, kalo tidak nanti bakal diintrogasi panjang lebar, baiklah akan kutahan

Sesampainya disana, "Aku harus kemana?" tanyaku "Keliling istana saja, sekalian menghafal tempatnya, agar tidak tersesat" jawab Oliv "Baiklah, aku pergi dulu.." ucapku kemudian pergi meninggalkan Oliv.

"Ini pasti ruang pengobatan" Cklek! (Seseorang membuka pintu ruang itu dari dalam dan menampakkan rupanya) "Sa-salam kepada yang mulia Pangeran ke-3" ucapku buru-buru setelah tahu siapa orang itu.

"Oh hai" ucapnya ramah "Angkat kepalamu" ucapnya "Baik, yang mulia" ucapku seraya mengangkat kepala "Kalau boleh tahu, siapa namamu?" tanyanya "Odelia Chevalier, yang mulia" jawabku

"O-Odelia Chevalier?!Kalau begitu, apa kamu adalah putri dari Alexander Chevalier?!" tanyanya "Itu juga benar yang mulia" "Jadi kamu kembar dengan Oliver?" (Aku hanya menganguk).

"Berarti kita seumuran, senang bertemu denganmu, aku Daniel Carliste" ucapnya memperkenalkan diri "Senang bertemu dengan anda juga yang mulia" ucapku.

"Aku pergi dulu, sampai bertemu lagi Putri" ucapnya. Dia adalah Daniel Carliste, lengkapnya Daniel Hendry Carliste Von Louvain, adik beda ibu dari Pangeran ke-2, ibunya Pangeran ke-2 adalah Ratu sedangkan ibunya Pangeran ke-3 adalah Permaisuri.

Lagi-lagi aku pergi ke taman, karena disitu adalah tempat yang paling nyaman setelah kamar, banyak tanaman-tanaman yang rindang serta angin yang sejuk. Sraaa Sraaa Sraaa (Suara air yang mengalir di air mancur).

Aku duduk dikursi taman yang tidak jauh dari air mancur sehingga aku bisa mendengar suara tenang dari air mengalir. Setelah mengosongkan pikiran sejenak, aku teringat akan pertemuanku dengan Pangeran ke-2 di taman ini, aku buru-buru pergi agar tidak bertemu dengannya untuk yang kedua kalinya.

Tap Tap Tap. Terlambat, terlambat aku menyadarinya dia...ada disini...dan sedang berjalan ke arah sini oh tidak, apa yang harus aku lakukan, karena terlalu mendadak tanpa berpikir panjang aku memasuki pagar hidup yang ada di sekitar taman dan duduk.

Grusak Grusuk "SIAPA DI SANA!" ucapnya lantang, aku menutup mulutku seraya menahan napas saking takutnya agar tidak ketahuan, terlebih mendengar teriakan lantangnya itu.

Tap Tap Tap (arah langkahnya semakin mendekat ke arahku dan berhenti tepat di sebelah pagar hidup yang kumasuki) Detak jantungku semakin kencang, aku takut bagaimana kalau dia mendengarnya? Apa yang terjadi jika aku ketahuan? Oh tidak, bagaimana ini...?

Aku terus menahan sebisaku, sambil berharap jika aku tidak ketahuan. Srakkk! (Oh tidak, tidak lagi) "Apa yang kamu lakukan disini, penyusup" Saking takutnya aku sampai tak bisa menggerakkan tubuhku, ditambah wajahnya yang menyeramkan itu dengan baju yang mirip saat dia akan mengeksekusiku, seketika pandanganku langsung buram dan gelap.



Jangan lupa vote ya 👇🏻
Terima kasih telah membaca 🤗

ঌ༺Duke's Daughter's Secret༻࿐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang