Ch 5 Shadow Knight

20 6 0
                                    


Sekarang aku berada tepat di depan pintu yang berhias sebuah permata Ruby di bagian tengahnya. Apa didalam bakal ada dia? Aku memberanikan diri untuk masuk. Aku merindukannya walau saat-saat terakhir itu dan juga sekarang, aku ingin melihatnya!

Tok Tok!! "Masuk" Ketika mendengar sautan dari dalam, aku pun membuka pintu kamarnya perlahan. Dia terkejut ketika melihat bahwa yang mengetok pintu kamarnya adalah aku.

"Selamat pagi kak" ucapku seraya membungkuk "Kamu tidak harus memanggilku kakak, kita seumuran" ucapnya. Ehh? Tapi di kehidupan sebelumnya dia enggak masalah dipanggil kakak, apa karena ngulang waktu jadi sifat dia berubah pikirku dalam hati.

"Ada apa? Kenapa kamu kesini, Odel" Ah ini pertama kalinya dia memanggil dengan namaku setelah aku kembali ke masa lalu, terakhir dia memanggilku ketika kediaman di penuhi oleh kelompok pembunuh. Aku bahkan sampai meneteskan air mata, aku akhirnya bisa melihatnya lagi, kukira aku tak akan bisa bertemu denganmu lagi.

Dia terkejut melihatku yang seperti itu langsung menghampiri dan memelukku untuk menenangkanku, tapi air mataku malah semakin deras keluar. Dia...tidak mulai sekarang aku akan memanggilnya Oliv. Oliv mengelus ujung kepalaku, aku bertekad untuk melindunginya. Ketika tangisanku mereda Oliv menyuruhku untuk duduk sambil minum teh bersamanya.

Setelah sunyi beberapa saat sampai aku berhasil menemukan suaraku "Aku hanya ingin belajar seperti ka-oliv" ucapku memperbaiki. Sesaat aku lihat muka Oliv tampak bingung. "Ah tenang aja aku tak akan bersaing menjadi kepala keluarga" "Aku hanya ingin sepertimu" "Jika itu maumu lakukanlah, tak ada yang melarang" ucapnya sambil tersenyum "Baiklah, terima kasih" ucapku. Senyumannya merekah cerah seakan tak pernah hilang.

Akhirnya..akhirnya aku bisa melihat dia tersenyum dihadapanku, senyuman pertama yang ia perlihatkan kepadaku, di masa lalu aku hanya melihat Oliv tersenyum dari arah belakangnya, dia tersenyum ramah kepada para bawahannya, saat itu aku tidak terlalu memedulikannya, aku hanya menganggap itu sebagai angin.

Malam harinya.. Tok! Tok! "Masuk" "Putri, saya diperintahkan oleh tuan muda untuk mengajak putri makan malam bersama" ucap seorang pelayan. Eh? Makan bersama Oliv?! Ahhh senangnya, dulu ketika makan bersama aku tak pernah sesenang ini. "Baiklah sampaikan padanya aku akan makan bersamanya" "Baik putri" ucapnya seraya membungkuk lalu keluar.

Tok! Tok! "Permisi, ini saya putri" ucap Elynsia ragu-ragu. "Ada apa?" "Sa-saya dengar putri akan menghadiri makan malam bersama Tuan Muda jadi saya ingin merapikan sedikit pakaian anda" "Oh baiklah, kemarilah" ucapku.

Kemudian dia memasuki kamarku perlahan dan menghampiriku yang duduk di depan meja rias. "Saya akan merapikan rambut anda" "Lakukanlah" Kemudian Elynsia menyisir rambutku perlahan kemudian memasangkan...pita?

"Apa yang kamu lakukan!" Protesku "Maaf saya kira anda akan memakainya, karena biasanya anda juga memakainya" ucapnya sedih, eh iya aku kan umur 13 tahun bukan 20. "Tak apa aku akan memakainya" "Sungguh! Terima kasih" ucapnya senang, aku hanya menatapnya.

Elynsia..aku ingat walaupun aku bersikap dingin kepadanya dia tetap tersenyum ramah padaku walau kadang dia juga ketakutan, diakhir kehidupanku sebelumnya Elynsia menghalangi pembunuh yang mengincar ku supaya aku bisa kabur.

"PUTRI CEPAT LARI!!" Elynsia yang berusaha menghalangi ku dari pembunuh dibunuh oleh mereka. Ah itu masa lalu yang kelam, kuharap hal seperti itu tak akan pernah terjadi lagi. "Antarkan aku ke ruang makan"

Aku tak begitu dekat dengannya walaupun dia adalah pelayan pribadiku, jadi aku tak pernah memanggil namanya.

Di ruang makan...
"Ah rupanya kamu sudah datang Odel" ucapnya sambil tersenyum "Iya" "Siapkan hidangannya" perintah Oliv. Para pelayan langsung meletakkan makanan dan minuman di atas meja. "Oliv.." "Hm?"(menoleh ke arahku)

"Tinggalkan kami berdua" ucapnya kemudian Para pelayan mengangguk dan langsung keluar "Semoga anda berdua menikmati hidangannya Tuan Muda dan juga Tuan Putri" dan menutup pintu.

"Kenapa? Ada yang mau kamu tanyakan?" Tanyanya. "Ngomong-ngomong siapa yang mengurus urusan kepala keluarga?" Tanyaku. Aku melihat Oliv mengerutkan keningnya "Lah, emang kamu gak tau?" "Lah emangnya siapa?" "Eh beneran deh, kamu benar-benar gak tau?" Aku menggeleng.

"Ben Manford, lebih tepatnya paman dari ibu" "Ooh" Aku ingat di kehidupan sebelumnya dia dibunuh duluan oleh kaisar sebelum Oliv, karena dia juga menentang kaisar "Terus dia yang menjadi kepala keluarga sementara?" Tanyaku lagi. "Iya, benar sekali"

Saat aku sedang berjalan menuju ke kamarku, aku mendengar suara berisik dari sebuah kamar "Apa kamu bilang?!" Karena aku penasaran akhirnya aku menguping di pintu yang ada sedikit celah.

"Kamu bilang apa?! Tuan muda diincar?!" Ucapnya terkejut "Kenapa kamu baru bilang sekarang!!" "Maaf tuan, tapi selama ini saya sedang menyelidikinya" "Kali ini kumaafkan, selanjutnya kalau ada masalah yang menyangkut tuan muda langsung lapor padaku, MENGERTI!!" Ucapnya dengan keras sampai membuatku terkejut.

"Apa tuan muda terluka?" "Iya, tapi sudah diobati oleh dokter" ucapnya sambil menunduk menyesal. "Baiklah kamu boleh pergi" "Baik tuan" ucapnya kemudian pergi lewat jendela dan menghilang. Tunggu, hilang? Apa jangan-jangan itu adalah pasukan bayangan..

"Hah.. bisa-bisanya tuan muda mendapatkan hal seperti itu padahal masih kecil, semoga pasukan bayangan bisa menjaganya dengan lebih ketat" ucapnya sambil menghela napas.

Ahhh..aku berbaring di kasurku "Sudah lama aku tidak memakai piyama ini, tubuhku dulu kecil banget ya. Hufttt..aku mendapatkan kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahanku..aku bersyukur bisa kembali ke masa lalu "Tadi dia..benar, dia adalah Ben Manford...ah tunggu Oliv!" Ingatku kemudian aku langsung berlari keluar kamar.


Jangan lupa vote ya 👇🏻
Terima kasih telah membaca 🤗

ঌ༺Duke's Daughter's Secret༻࿐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang