1

4.8K 101 3
                                    

Entah sejak kapan, hari ulangtahunnya adalah hari dimana dia berharap tidak ada seorangpun yang akan mengingatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah sejak kapan, hari ulangtahunnya adalah hari dimana dia berharap tidak ada seorangpun yang akan mengingatnya. Termasuk dirinya sendiri.

Menjadi dewasa adalah hal yang benar-benar menakutkan. Apalagi jika kamu tidak memiliki persiapan apapun akan hal itu. Itulah yang sedang dirasakannya.

Mencoba membaca buku self improvement. Mencoba untuk menenangkan hati dan pikiran dengan beberapa kalimat positif. Namun itu juga tidak mengubah apapun. Justru semakin banyak dia membaca, kenapa kepalanya makin terasa pusing? Hal itu justru semakin membuatnya yakin bahwa dia tidak baik-baik saja.

Mereka bilang dia sedang di fase quarter life crisis, atau apapun itu penyebutannya. Bahkan ada temannya yang menyarankan untuk berkonsultasi ke psikolog.

Terlalu banyak hal-hal yang menggangu di otak tapi apa gue harus pergi sejauh itu?

Dijatuhkan tas selempangnya asal. Kemudian ikut melemparkan diri ke atas ranjang. Dia merogoh kantong celana, mengeluarkan ponsel. Beberapa jam lagi menuju pergantian hari. Hari ulangtahunnya. Tidak bisakah dia bangun dua hari kemudian? Dia benar-benar tidak ingin merayakannya.

"Aku tidak mau menua." Lirihnya pada dirinya sendiri. Sayangnya hal seperti itu tidak akan pernah terjadi di dunia nyata.

Paginya, saat dia membuka mata, hal pertama yang dia lihat adalah adik perempuannya dengan sebuah kue di tangan. Sementara ibunya berdiri di belakang. Ikut menyanyikan lagu ulang tahun untuknya.

"Karin." panggil ibunya.

"Ha?"

"Kak, kok malah ngelamun sih? Buruan ditiup." omel adiknya saat Karin hanya diam setelah mereka selesai bernyanyi.

"O-oh? Oke." dia seperti linglung.

Dia memejamkan mata. Setidaknya dia akan tetap berdoa. Doa yang sama seperti tahun lalu.

Aku berharap kebahagiaan menyelimuti keluargaku. Amin.

Karin meniup lilin bertuliskan angka 28. Usianya tahun ini.

Kenapa Vita harus memasang lilin angka? Kenapa nggak lilin warna-warni atau apalah?

Mereka bertepuk tangan, sementara Karin menghela napas. Kenapa waktu begitu cepat berlalu?

***

Hari ini adalah hari Minggu. Maka Karin hanya akan bermalas-malasan di rumah setelah selesai dengan baju-baju kotornya. Biasanya dia akan mengurung diri di kamar. Entah membaca buku atau menonton Netflix hingga matahari terbenam. Jikapun jenuh, paling sorenya dia main ke apartemen teman baiknya sedari SMA, Maya.

Karin baru mengeluarkan motornya saat melihat sebuah motor memasuki halaman rumahnya.

"Mau kemana kak?" sapanya dari atas motor.

Katanya Bahagia Itu SederhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang