Langit mulai lelah, cahaya telah padam
Keterpurukan ini semakin lengkap setelah hujan mengguyur bumi
Suaranya, tak terkalahkan oleh jerit kerinduanku
Dinginnya, tak terkalahkan oleh bekunya perasaanku
Tak sekadar bibir mendecak
Tak sekadar hati mendesah
Pejaman mata tak cukup untuk memanipulasi keadaan
Air mata pun mengering
Sekering gurun tiada air
Tak kuasa lagi turunkan hujan layaknya awan turunkan air
Sesak bergemeletuk
Mengunyah gigi rasanya
Memecahkan karet rasanya
Berontak entah kenapa, berontak untuk siapa
Hanya lelah yang tersisa
Hanya marah yang kuredA
Kuharap burung-burung berkicau indah esok hari

KAMU SEDANG MEMBACA
Sejak sajak hadir
PoetryDari sajakmu, lengkap tak lagi jadi syarat. Dari suaramu, merdu tak lagi jadi penentu. Dan dari sastraku, aku menemukan sesuatu yang telah lama menghilang.