Bukan salahmu, bukan salah siapapun
Hanya saja waktu tak menghargai bagaimana caranya berpijak pada perasaan
Mengalir begitu cepat dengan arus yang tak kumengerti
Kini aku kian jatuh setelah kaubuat lumpuh
Kini aku kian sepi setelah kau buat aku sadar diri
Bukan salahmu, bukan salah hatimu
Kau berhak memilih dan aku berhak menolak
Mungkin tak semua luka ini kan abadi
Dan tak semua bahagia ini kan selamanya
Cintailah aku dalam doa, maka kau akan menemukanku
Tapi jika kau mencintaiku dalam rupa, maka kuyakin dimanapun tempat takkan kautemukan diriku
Percayalah, sepasang sepatu takkan jauh jika sepasang kaki masih utuh
Pun dengan keseimbangan yang sama, takkan ada yang menghianati sekalipun itu jiwa pribadi
Karenamu, aku lebih bergemetar untuk menyadari kejamnya hidup
Karenamu juga, aku lebih berani untuk melawan permainan hidup
Karenamu, aku menemukan ketulusan yang berawal dari keras kepala
Dan karenamu, aku menemunkan rasa sabar tiada tara..
Karenamu aku belajar banyak hal. Sekalipun aku membuatmu tak bertubuh setelah kusayat dengan belati
Sekalipun aku merobek wajahmu di depan dunia, kau tetap tersenyum mengatakan bahwa
Kau ingin menjagaku.
Karenamu, terkadang aku berpikir bahwa rasa gila itu benar-benar ada

KAMU SEDANG MEMBACA
Sejak sajak hadir
شِعرDari sajakmu, lengkap tak lagi jadi syarat. Dari suaramu, merdu tak lagi jadi penentu. Dan dari sastraku, aku menemukan sesuatu yang telah lama menghilang.